Proses Produksi drama teori dan praktik pementasan edit 1

165 baru. Produksi kali ini merupakan suatu dekonstruksi manakala tradisi pementasan selalu menggunakan naskahterkenal dari penulis-penuis terkenal seperti Rendra, Ariin C. Noor Riantiarno, Anton Chekov, Iwan Simatupang, Motinggo Busye. B. Sularto. Joko Umbaran, Pramudya Ananta Toer. Melalui alih wahana melalui naskah Kode-Kode Da Vinci memaksa kami untuk menggali pengetahuan pemahaman antariman dengan mempelajari Tradisi Katholik yang menjadi latar cerita. Kami menyadari, sebagai bagian dari bangsa memahami realitas multikulturalisme dalam suku mauun keyakinan. Melalui naskah drama kami mengapresiasi keyakinan lain dengan memerankan tokoh yang sangat berainan dalam kehidupan iman sehari-hari. Melalui pementasan ini kami memahami arti penting kebersamaan, persaudaraan, kerjasama, tanggung jawab, disiplin, kerja keras menghasilkan produk ementasan teater yang ditonton lebih dari 500 orang. Kami bersyukur melalui kerja keras di malam hari karena kami belum memiliki gedung teater yang representative. Kami kadang kali berlatih di teras auditorium, di teras Gedung kuliah, de depan perpustakaan pusat, dan di taman celah gedung dalam temaram lampu dan dingin malam. Namun kami bisa membangun persaudaraan asbagai komunitas teater Tebas yang semua anggotanya peserta kuliah Drama pada Semester 5 Angkatan 2007. Tujuan Iaporan ini untuk mendeskripsikan proses produksi dan senagai laporan untuk penentuan nilai akhir matakuliah drama oleh pembiuna matakuliah. Semua proses kreatif kami selalu kami komunikasikan kepada dosen pembimbing secara berkala.

B. Proses Produksi

Pementasan Kode-Kode Da Vinci telah dilaksanakan paa hari Sabtu 2 Januari 2010 oleh Teater tebas. Pementasan dimulai pada pukul 19.03, terlambat 3 menit dari jadwal semula. Namun hal ini tidak terlalu menjadi masalah besar. Pementasan dihadiri beberapa tamu undangan 166 dan penonton. Penonton sangat antusias dan jumlahnya membludak. Hal ini mengakibatkan kami terpaksa menutup pintu masuk pada pukul 19.25, beberapa saat sebelum acara inti pementasan dimulai. Kode-kode Da Vinci diproduksi untuk memenuhi tugas akhir matkuliah Kajian Drama yang diampu oleh Dr. Suroso, M. Pd. Proses produksi Kode-Kode Da Vinci berlangsung selama 4 bulan. Dalam sistem produksi, kami membagi dalam beberapa Seksi, antara lain seksi konsusi, perlengkapan, dokumentasi, sponsorship, publikasi, humas. Masing-masing seksi bekerja sama secara otonom namun tetap dalam satu koordinasi. Ada beberapa hambatan yang dialami dalam proses produksi Teter tebas kali ini. Masalah utama adalah pemasukan yang sangat tergantung pada dana Fakultas dan iuran dari para mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh latar belakang ekonomi mayoritas anggota teater Tebas yang menengah ke bawah. Oleh sebab itu iuran dari Anggota tebas sangat minim. Sumber dana dari anggota dibagi menjai dua bagian, yaitu tabungan dari semester 4 sebesar Rp80.000,00 dan iuran awal sebesar Rp 150.000,00 Mengatasi kemungkinan kekurangan dana dan penarikan iuran kembali, kami mengajukan beberapa tawaran kerjasama dengan sponsor. Namun hanya Bank Pembangunan daerah aerah Istimewa Yogyakarta yang memberikan dana segar, yaitu sebesar Rp 100.000,00. Beberapa sponsor yang masuk memberikan kerjasama dalam bentuk yang lain. Teh botol Sosro memberikan kerjasama penjualan produk. Beberapa sponsor lainnya memberi sponsorship dalam bentuk produk barang. Dalam Tim Produksi, nyaris tidak ada tantangan yang terlalu berat. Semua seksi dapat bekerja cukup lancer. Hanya ada sedikit kebingungan ketika tim dokumentasi mencari tempat editing ilm murah. Namun ternyata pengeditan ternyata gratis atau tidak berbayar. Seksi Humas pun hanya mengalami kesulitan ketika menghubungi Bagian Umum dan perlengkapan umper saat meminjam kursi di Cine Club. 167 Tantangan awal adalah saat memilih naskah, karena ada beberapa anggota kurang melakukan komunikasi sehingga terjadi konliks yang besar. Namun dengan koordinasi yang baik persoalan pemiliohan dan penentuan naskah dapat diselesaikan dan proses produksi berjalan kembali. Tantangan cukup berat justru dialami Tim Artistik. Tim Setting menghadapi tantangan untuk menghadirkan Setting museum megah dan tuntutan untuk seeting berpindah Mobile set. Namun semua itu dapat diatasi dengan adanya bnduan dari Ndang-nding-ndeng Art Studio yang menyelesaikan setting museum dan propertinya. Tantangan lain ketika ada pembengkakan harga sewa lighting yang pada awalnya diasumsikan Rp 750.000,00 namun setelah dilakukan survai ke PPPPTK ternyata membengkak 4 kali atau paa kisaran Rp 3 juta. Melalui konsultasi dengan supervisor Sdr. M. Sodiq kami mendapat bantuan melobi harga lebih rendah lagi. Hal ini karena M. Sodiq berkaan akrab dengan pengelola Lighting di PPPPTK. Pembengkakan harga juga terjadi di bagian kostum. Untuk mengatasi devisit anggaran dalam manajemen produksi, semua anggota teater Tebas berinsiatif menggalang dana melalui penjualan barang bekas an penggalangan donator dan menghasilkan uang lebih kurang Rp 8.000.000,00 delapan juta

C. Proses Latihan