Abad 20 Perkembangan Drama Indonesia

34

F. Abad 20

Teater realis berkembang dengan munculnya penulisan teks dan kebebasan bereksperimentasi. Pada masa ini muncul organisasi teater. Terdapat empat aliran besar yang dipengaruhi oleh gaya atu aliran terdahulu yaitu ekspresionis, realis, romantik, dan absurd. Teknik penyutradaraan agak longgar dan cenderung kurang baku. Namun di antara aliran yang ada aliran absurd lebih dominan dibandingkan aliran realisme dan ekspresionis. Karya-karya Samuel Beckett, Eugene Ionesco mempengaruhi penulis naskah Indonesia seperti Iwan Simatupang, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, dan Ariin C. Noor.

G. Perkembangan Drama Indonesia

Drama Indonesia modern tidak lepas dari proses akuturasi masuknya drama-drama Barat dan teater timur ke dalam drama Indonesia baik isi cerita dan cara penggarapannya. Di bawah ini adalah garis besar perkembangan Drama Indonesia dari masa ke masa. 1. Masuknya drama-drama Barat Komedi Stambul, Opera, dan wayang. 2. Tahun 1923-1928: Munculnya drama cerita-cerita Minangkabau. 3. Tahun 1925: Massa kepopuleran Miss Ribut. 4. Tahun 1926-1935: Massa Panggung Dardanella. 5. Tahun 1937-1940 : Drama mengalami penurunan dan pindah ke ilm. 6. Tahun 1942-45: Pada zaman Jepang drama mengalami masa keemasan, karena sebagai alat propaganda Jepang dalam Perang Asia Timur Raya PD 2 7. Tahun 1945-1948: Masa revolusi, kegiatan berkesenian menurun karena rakyat disibukkan oleh perang mempertahankan kemerdekaan. 8. Tahun 1950: Groupkelompok mahasiswa: Muncul drama relasi karya Utuy Tatang Sontani. Motinggo Busye, Kirjomulyo, dll. 9. Tahun 1959: Muncul drama-drama heroik 35 10. Tahun 1964-1965: Studi Club Teater Bandung, drama politik Studi Group Teater Rendra, Club Teater Jim Liem, Arena Emil Sanosa, dll. 11. Tahun 1970: Kebangkitan Bengkel Teater Rendra, Teater Kecil Ariin C. Noor, Teater Populer Teguh Karya. 12. Tahun 1973: Teater Eksperimen, Teater Dinasti, Teater Alam 13. Tahun 1974-2000: Teater kampus seperti Teater Gajah Mada, Unit Studi Sastra dan Teater, Teater Lobby Dua, dll. Komunitas teater seperti Gandrik, Jeprik, Garasi, di Yogyakarta, Teater Mlarat di Malang, dan teater di berbagai kota seperti Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Bandung, Padang, Makasar dan kota-kota lain. 14. Tahun 2000 – Sekarang: Munculnya bengkel Teater dan penulisan naskah drama yang difasilitasi oleh Balai bahasa, munculnya kelompok drama remaja di berbagai sekolah dan adanya festival teater yang diselenggarakan oleh komunitas kampus, sekolah, dan masyarakat. Munculnya pementasan “wajib” bagi mahasiswa yang mengambil matakuliah drama di Program Studi Sastra setiap tahun menambah daftar panjang perkembangan teater di tanah air. Berbagai pihak mendukung pementasan teater baik di kampus maupun di luar kampus dengan berpartisipasi dalam sponsorship. 36 37 BAB 4 WATAK TOKOH DALAM TEATER Tokoh merupakan unsur utama dalam sebuah nasakah drama. Mengenal karakter tokoh dalam naskah akan memudahkan aktor untuk melakukan pemeranan berdasarkan karakter yang ada dalam naskah. Dalam bab ini akan dipaparkan bagaimana cara mempelajari watak tokoh sesuai dengan tuntutan naskah, konsep, dan jenis tokoh yang ada dalam naskah drama.

A. Mengenal Watak Tokoh Sesuai Naskah