Konsep Drama Drama sebagai Konliks Manusia

68 dicermati dalam drama-drama tematis berkait dengan agama, feminisme, politik, kuasaaan, etnisitas, dll.

2. Konsep Drama

Selain persoalan pemahaman naskah, masalah penting dalam prosedur teater adalah persoalan drama adalah konliks antarmanusia dan hubungan antara teks drama dan pengarang naskah. Seorang sutradara akan mengonstruksi apakah naskah yang akan dipentaskan mengandung konliks. Adakah tokoh yang bisa mengembangkan cerita. Adanya tokoh protagonis yang membawa misi dan tokoh antagonis yang menentang misi. Selain itu, memahami hubungan penulis dan teks drama yang dihasilkan menjadi hal penting. Penulis teks drama akan mengangkat persoalan kepada pembaca, dan pembaca mencoba menganalisis untuk kemungkinan pemanggungannya. Dalam pemanggungan naskah drama perlu memahami berbagai jenis tema, muatan isi yang ingin disampaikan kepada pembaca dan penonton jika dipanggungkan, dan kekuatan naskah bila dipanggungkan dari aspek penonton. Apakah naskah tersebut menjadi magnet penonton untuk datang ke gedung pertunjukan untuk menonton pementasan drama berdasarkan naskah yang sudah dibacanya. Apakah jumlah tokoh yang ada dalam naskah drama sebanding dengan calon aktor yang akan memerankannya. Oleh karena itu seorang sutradara akan memahami konsep naskah drama dan kemungkinan pemanggungannya dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan naskah tersebut untuk dipentaskan. Pemahaman terhadap kekuatan naskah dari unsur literer, tematik, dan pesan yang disampaikan, kemungkinan durasi waktu yang dibutuhkan dalam pementasan naskah, dan kekuatan aktor untuk memerankan tokoh dalam naskah tersebut menjadi bahan pertimbangan sutradara. Selain faktor naskah, pertimbangan kemungkinan hadirnya unsur artistik 69 menjadi perhatian dalam pementasan drama. Apakah tersedia setting panggung yang memadai beserta propertinya. Apakah tersedia lighting untuk mendukung pentas. Apakah ada crew musik yang mendukung pementasan, dll.

3. Drama sebagai Konliks Manusia

Dalam hubungannya dengan konliks manusia subjeknya adalah lahir, menikah, cerai, mati, kejahatan dan hukuman, perang dan damai. Temanya adalah keberanian dan kepengecutan, kesetiaan dan pengkhianatan, keserakahan dan murah hati. Emosinya tentang kemarahan, cinta, benci, ketakutan, dan kenikmatan. Pihak yang menginginkan sesuatu dan “antagonis” yang menentang dipenuhinya keinginan tersebut atau “antagonis”. Menurut Harymawan 1993 penciptaan drama dasarnya adalah konliks, yang menjadi hukum drama yaitu berpokok pernyataan kehendak manusia yang saling beroposisi. Kisah si “protagonis” yang menentang dipenuhinya keinginan tersebut. Hal yang harus dipelajari mengenai “karakter” manusia adalah penulis naskah, aktoraktris, dan sutradara. Penulis naskah harus mengerti bagaimana dan untuk apa tanggapan atau respon manusia bila ia menciptakan peran yang wajar. Aktor aktris akan dapat membawakan peran hidup tentang peran manusia. Sutradara mempelajari penulis naskah dan aktoraktris. Hal ini akan membawa konsekuensi bentuk lakon atau pertunjukan yang berbeda –beda seperti realis, naturalis, ekspresionis dan sebagainya. Namun demikian, teater tetap manusia sebagai dasarnya. Penyimpangan dari respon yang wajar yang dapat diterima penonton. Sebaliknya penyimpangan yang tidak wajar tidak bisa diterima penonton. Sebagai contoh, dalam drama barat penggunaan pakaian minim untuk mendukung karakter tokoh tidak menjadi masalah. Hal ini berbeda dengan drama timur yang “agak tabu” mengeksplorasi aurat. 70 Dengan demikian, sebuah naskah yang ditulis, walaupun dipentaskan berbeda pemanggungnnya, masih bisa diterima penonton asalkan tidak menyimpang dari tema dan jalan cerita dalam naskah drama. Naskah lakon “Ande-Ande Lumut” versi Jawa dapat diparodikan dengan nama tokoh atau peristiwa yang sama dengan topik berbeda. Kisah tragis Pronocitro dan Roro Mendut dapat diparodikan dengan nama lain sebagai Balada Sukiman dan Surtini. Contoh, lain Parodi “Opera Van Java” yang tayang di stasiun televisi swasta dapat memperjelas fenomena teater tetap sebagai konliks manusia.

B. Elemen-Elemen Pembentuk Naskah Drama