Konsep, Teknik, dan Prosedur Teater

65 tampak terbuka lebar tanpa kendala yang berarti dari aparat negara. Para seniman bebas berekspresi dengan penuh tanggung jawab mengedukasi masyarakat. Naskah drama berkait dengan pesoalan masyarakat seperti persoalan lingkungan hidup, kesenjangan sosial, tragedi kemanusiaan, kemiskinan, dan perjuangan anak manusia dalam berbagai kehidupan. Oleh karena itu, sutradara yang baik akan mencari naskah yang dapat memberi “pencerahan” kepada calon penontonnya. Selain naskah yang ditulis oleh pengarang terkenal, naskah juga diciptakan oleh sutradara. Penulis naskah barat seperti Shakespeare, Ionesco, Anton Chekov, Bertold Brech, dll dapat diadaptasi dengan versi Indonesia. Naskah juga ditulis oleh penulis naskah drama produktif seperti Ariin C. Noor, Putu Wijaya, Rendra, N. Riantiarno. Joko Umbaran, dll. Sutradara juga bisa mengadaptasi naskah novel, cerita pendek dalam bentuk naskah drama. Novel Da Vinci Code karya Dan Brown dapat menjadi naskah lakon yang baik dengan modiikasi berjudul Kode Kode Da Vinsi yang ditulis dan disutradri oleh Eko Triono. Naskah Novel Ronggeng Dukuh Paruk pun juga bisa diadaptasi menjadi “Sang Penari” yang bisa diilmkan dan diteaterkan. Mengubah teks dalam bentuk lain sudah biasa dilakukan sebagai alih wahana meminjam istilah Sapardi Djoko Damono. Novel menjadi naskah drama atau sebaliknya. Cerpen menjadi naskah drama atau sebaliknya. Memanggungkan naskah drama ke dalam pementasan teater merupakan keahlian tersendiri dari seorang sutradara. Sutradara, aktor, pekerja teater dapat berkontribusi memberikan ide dalam sebuah pementasan drama berdasarkan ide-ide yang diperoleh dari hasil membaca teks sastra maupun peristiwa yang dialaminya. Kisah penggali Kapur ditulis dan dipentaskan secara estetik oleh Hasta Indiyana dengan judul yang sama.

1. Konsep, Teknik, dan Prosedur Teater

Drama Iblis karya Mohamad Diponegoro berkisah tentang keimanan Nabi Ibrahim ketika menerima wahyu Tuhan untuk mengorbankan anaknya, Ismail. Sebelum Ibrahim 66 melaksanakan niat sucinya, datanglah dua iblis perempuan dan laki-laki untuk membujuk dan merayu Siti Hajar Istri Ibrahim untuk menggagalkan niat suci Ibrahim mengorbankan anaknya. Namun niat Iblis selalu gagal karena Siti Hajar yang semula dianggap lemah ternyata adalah wanita yang saleh dan kuat imannya. Akhirnya, Iblis harus berhadapan dengan Ibrahim dan Ismail untuk menggagalkan niat suci Ibrahim. Mohamad Diponegoro adalah seorang Muslim. Dengan demikian naskah drama yang dihasilkan juga berdasarkan sejarah yang ditulis dalam Al Quran. Namun, bila naskah serupa ditulis oleh orang Nasrani dan didasarkan sejarah Bible Alkitab, tentu saja nama tokoh akan berubah. Ibrahim akan menjadi Abraham. Siti Hajar akan berubah menjadi Sara, dan Ismail akan berubah menjadi Ishak. Seorang penulis naskah drama bisa mencari sumberide cerita bisa menggunakan Al Quran, Alkitab, Mitos, dan kejadian atau kisah sehari-hari di masyarakat. Perhatikan kutipan berikut, yang menggambarkan Siti Hajar sebagai perempuan setia dan taat terhadap suami, dan beriman kepada Tuhan. Padahal Iblis menganggap Siti Hajar adalah perempuan yang lemah. Godaan Iblis kepada Siti Hajar selalu berakhir dengan kegagalan. Siti Hajar: Bagaimana kaubisa tahu? Iblis Perempuan: Apa yang tak kuketahui? Pause Karena itu aku datang sebagai sahabatmu, untuk memberitahu kau bahwa sia- sia saja kau menanti Ibrahim. Dia akan meninggalkan kau lagi seperti dulu ia biarkan kau di sini diserahkan kepada Alam yang kejam. 67 Siti Hajar: Seperti pada diri sendiri Dia tak akan berbuat begitu. Ismail adalah kecintaannya. Lebih dari yang lain. Dia mesti datang kemari. Iblis Perempuan: Untuk kembali padamu? Siti Hajar: Kalau tidak kepadaku tentu kepada Ismail. Siti Hajar membelakangi Iblis perempuan, kemudian seperti pada diri sendiri. Ismail dilahirkan karena kehendak Tuhan. Dia diberi nama Ismail karena Tuhan telah mendengar doa Ibrahim. Kami ditinggalkan di sini karena kehendak Tuhan Juga. Diserahkannya kepada-Nya, dan benar Tuhan telah merawat kami dengan karunia-Nya sampai Ismail menjadi besar Mohamad Diponegoro, 1963 Dialog antara Siti Hajar dan Iblis perempuan tersebut menggambarkan kuatnya keimanan Siti Hajar kepada Tuhan. Ismail lahir karena kehendak Tuhan. Siti Hajar ditinggalkan oleh Ibrahim di padang pasir yang tandus dan kering juga karena kehendak Tuhan. Jadi segala sesuatu terjadi karena kehendak Tuhan. Konsep pemahaman karekter yang demikianlah yang harus dipahami oleh penganalisis naskah drama, sebelum melakukan pemeranan tokoh-tokoh dalam pertunjukan teater. Perhatikan juga psikologi tokoh dalam naskah-naskah drama berikut. Tumirah Sang Mucikari, Pada Suatu Hari, Semar Gugat, Titik Titik Hitam, Ayahku Pulang, Sampek Engtay, Semar Gugat, Republik Bagong, Opera Sakit Jiwa, Kapai Kapai, Sumur Tanpa Dasar, Lho, Aduh, Dor, Panembahan Reso, Perjuangan Suku Naga, Kereta Kencana, Orde Tabung, Dhemit, Perempuan-Perempuan, Bende Mataram, Warok, Domba-Domba Revolusi, Monumen, RT Nol RW Nol, Petang Di Taman, dll. Psikologi tokoh juga bisa 68 dicermati dalam drama-drama tematis berkait dengan agama, feminisme, politik, kuasaaan, etnisitas, dll.

2. Konsep Drama