53
BAB 5
PENERAPAN WATAK TOKOH SESUAI NASKAH
A. Teknik Penerapan Watak Tokoh
Seperti halnya dalam cerita pendek dan novel, karakter tokoh dalam lakon drama digambarkan berdasarkan keadaan isik isiologis,
psikis psikologis san sosial sosiologis. Berikut ini adalah bagaimana penulis naskah melukiskan watak tokoh dengan ketiga penggambaran
tokoh tersebut.
1. Penerapan Tokoh Berdasarkan Penggambaran Fisik
Penerapan tokoh berdasarkan penggambaran isik tokoh ditandai oleh umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat
jasmaniah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, keadaan tubuh: tinggi-pendek, kurus-gemuk,
suka senyum-cemberut, dll. Ciri isik ini dapat dihubungkan dengan perwatakan. Contoh; tokoh yang bertubuh tinggi,
kekar, macho, berbeda karakternya dengan tokoh yang bertubuh pendek, bulat, dan gendut. Demikian pula tokoh
cantik, kuning, tinggi berbeda karakternya dengan tokoh yang
54
kurang rupawan, hitam, dan pendek, dst. Potonganr rambut, warna rambut dan barang yang melekat dalam tubuh tokoh
termasuk dalam ciri isik aktor.
Fisik tokoh dari Barat biasanya tinggi, besar, rambut pirang dan mata biru. Fisik tokoh dari Asia biasanya tubuhnya biasa,
kulit kuning dan rambut lurus. Jika menggambarkan isik orang China, Jepang, dan Koea relatif mudah diidentiikasi
dari bentuk mata. Hal itu berbeda dengan isik orang Melayu seperti Malaysia, Indonesia, Brunai, temasuk bangsa di Asia
Tenggara seperti Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam. Untuk tokoh-tokoh dari Amerika Latin dan Afrika tentu
posturnya lebih tinggi, hitam dan berambut keriting. Namun, jika sutradara ingin mendekonstruksi dan memparodikan
tokoh, bisa saja orang Afrika berkulit putih, bermata biru, dan berambut pirang. Demikian juga orang Tionghoa bisa juga
hitam, keriting dan hidung pesek atau tidak mancung.
Berikut gambaran isik naskah. Seorang janda 3 anak usia 60- an tahun. Rambutnya sudah tampak beruban. Berkain panjang
dan berkebaya. Tubuhnya agak lemah karena setiap hari duduk di kursi mesin jahit menyelesaikan pesanan jahitan. Dari ilustrasi
tersebut, Sutradara dapat meng-casting tokoh untuk keperluan penggambaran isik tersebut. Seorang kakek umur 70 tahun,
lusuh,sabar, kata-katanya bijak menasihati para penghuni kolong jembatan dalam naskah RT Nol RW Nol. Germo yang
bijak yang berpengaruh pada “anak asuhnya” dalam naskah Tumirah Sang Mucikari karya Seno Gumira Ajidarma.
2. Penerapan Tokoh Berdasarkan Gambaran Psikis