Latihan Memproduksi Monolog dan Dialog Latihan Pemeranan

105

D. Latihan Memproduksi Monolog dan Dialog

Monolog adalah berbicara sendiri, bercerita sendiri, tentang suatu peristiwa atau keadaan yang dialami tokoh. Seorang aktor sebaiknya mampu memproduksi monolog yang indah, menggunakan gaya bahasa igurative language yang indah, dan lancar dalam berbicara terhadap hal atau persoalan yang sedang terjadi. Untuk latihan monolog dilakukan dengan berbicara secara iamajinatif atas peristiwa yang dialami. Aktor bisa bermonolog untuk mengagumi, air, udara, pohon, rumput, dan dedaunan. Aktor juga bisa bermonolog tentang peristiwa yang dialami, peristiwa yang ia saksikan, kejengkelan, marah, dan seterusnya. Untuk berlatih dialog, aktor dapat mencari pasangan main, berbicara tentang peristiwa aktual seperti persoalan politik ekonomi, sosial, budaya, dan kesejahteraan. Agar dialog terus berlangsung dan makin seru, salah satu aktor dapat perperan sebagai antagonis yang selalu tidak setuju apa yang dikatakan protagonis. Aktor pun dapat berdialog para topik yang romantik, mengharukan, bahkan menyesakkan dana untuk mengucurkan air mata.

E. Latihan Pemeranan

Tujuan pemeranan adalah menjadi peran to be a character bukan to be become. Dengan demikian, aktor di panggung sedang memerankan karakter tentang tokoh sesuai tuntutan naskah. Ia bisa menjadi bapak, ibu, anak, om, tante, tulang, opung doli, pak lik. Ia juga memerankan karakter profesi seperti guru, polisi, penjahat, germo, buruh, hakim, gelandangan, dan lainnya. Hal yang diperhatikan salam askting adalah aspek Interpretasi, bagaimana aktor menafsirkan peran melalui pemahaman intens penulis naskah dan sutradara. Aspek Eksekusi: Bagaimana aktor memilih teknik acting, menyiapkan alat-alatnya sumber Internal, berkreasi untuk menjadi peran, mempertihungkan aspek-aspek produksi Sumber eksternal seperti pengalaman budaya, tradisi, kepercayaan, kebiasaan, dsb untuk mendukung sumber internal dalam pemeranan. 106 Sumber eksteral acting berupa 1 naskah Persoalan, seting, karakter, latar. 2 Interpretasi Sutradara Interpretasi aktor harus dalam dimensi interpretasi sutradara dan 3 Kondisi Produksi faktor produksi, panggung, personel, dll. Sumber internal acting antara lain 1 tubuh yang sehat, 2 suara dan pendengaran yang tajam dan responsif, 3 pikiran dan inteligensi yang cerdas, 4 Imaginasi motornya acting, disamping perasaan dan kemauan, 5 Perasaan feeling api dari acting, dan 6 Kemauan. Ke enam sumber internal acting tersebut perlu terus diasah untuk meningkatkan kualitas keaktoran.

F. Faktor Positif dan Faktor Negatif Sumber Internal Acting.