Hal ini sejalan dengan penelitian Niluvar Shireen tahun 2008. Pada kelompok kasus diketahui kehamilan ganda sebesar 3 lebih kecil dari yang tidak kehamilan
ganda sebesar 97. Sedangkan pada kelompok kontrol kehamilan ganda sebesar 13,3 lebih kecil dari yang tidak kehamilan ganda 96,7.
19
Bagitu juga dengan hasil penelitian Chasayak tahun 2011. Pada kelompok kasus kehamilan ganda sebesar 4,7 lebih kecil banyak dari tidak kehamilan ganda
sebesar 93,96. Sedangkan pada kelompok kontrol kehamilan ganda sebesar 2,67 lebih sedikit dari tidak kehamilan ganda 96,7
49
. Dapat dilihat bahwa pada ketiga
hasil penelitian, proporsi gemeli jauh lebih kecil dibandingkan dengan tidak gemeli. Hal ini juga dapat dilihat pada kelompok kasus saja tetapi juga kelompok kontrol.
Uji statistik chi-square diperoleh nilai p. value sebesar 0.314 menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara bayi gemeli terhadap kejadian asphyxia
neonatorum p0,05. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Evi Desfauza yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kehamilan ganda
dengan asphyxia neonatorum.
15
. Tetapi hal ini juga berbeda dengan penelitian Anne CC Lee yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan
ganda terhadap kematian akibat asphyxia neonatorum
52
.
5.1.7 Pengaruh Persalinan
Tindakan Terhadap
Kejadian Asphyxia
Neonatorum di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012
Proporsi kelompok kasus dan kontrol berdasarkan persalinan tindakan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.7 Diagram
Bar Distribusi
Proporsi Persalinan
Tindakan Berdasarkan Kelompok Kasus dan Kontrol di Rumah Sakit St Elisabeth Medan
2007-2012
Berdasarkan riwayat persalinan menunjukkan bahwa kelompok kasus mengalami persalinan dengan tindakan sebesar 46,7 dan sebesar 53,3
melakukan persalinan spontan. Pada kelompok kontrol sebesar 40,6 melakukan persalinan dengan tindakan dan ibu melahirkan spontan sebesar 59,4. Selain itu,
proporsi ibu dengan dengan persalinan tindakan jauh lebih besar pada kelompok kasus dibandingkan pada kelompok kontrol.
Hal ini berbeda dengan penelitian Evi Desfauza tahun 2008 dimana pada kelompok kasus persalinan yang dibantu dengan tindakan sebesar 67,65 lebih
banyak dari persalinan spontan sebesar 32,35. Pada kelompok kontrol persalinan yang dibantu dengan tindakan sebesar 44,12 lebih sedikit dari persalinan spontan
sebesar 55,88.
15
Namun hal ini sejalan dengan penelitian Chasayak tahun 2011. Hanya saja pada penelitian ini vakum ekstraksi dan sectio cesarean dipisahkan dalam variabel
yang berbeda. Pada kelompok kasus persalinan vakum ekstraksi dan sectio cesarean
46,7 40,6
53,3 59,4
20 40
60 80
100
Kasus Kontrol
P r
o p
o r
si
Persalinan Tindakan
Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
masing masing sebesar 6,71 dan 30,87 lebih kecil dari persalinan yang bukan vakum ekstraksi dan sectio cesarean masing masing sebesar 93,29 dan 69,13.
Sedangkan pada kelompok kontrol vakum ekstraksi dan sectio cesarean masing masing sebesar 3,33 dan 29 lebih kecil dari yang bukan vakum ekstraksi dan
sectio cesarean masing masing sebesar 96,67 dan 71. Dapat dilihat bahwa proporsi persalinan yang dibantu dengan tindakan yang lebih besar dari persalinan
spontan. Hal ini tidak hanya dilihat pada kelompok kasus tetapi juga kelompok kontrol.
49
Uji statistik chi-square diperoleh nilai p value sebesar 0.458 menunjukkan
tidak ada pengaruh yang signifikan antara persalinan tindakan dengan kejadian asphyxia neonatorum p0,05. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Fani Marta
Selli tahun 2011, menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara Persalinan tindakan dengan kejadian asphyxia neonatorum.
53
Hal ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian D Kaye tahun 2002, menyebutkan bahwa persalinan sectio cesarean memberikan resiko mengalami
asphyxia neonatorum hingga 2,16 kali
55
. Begitu juga dengan dengan penelitian Novita Dewi tahun 2004 dimana persalinan sectio cesarean anastesi general
berpengaruh terhadap asphyxia neonatorum dengan OR sebesar 8,62.
56
Hal ini juga berbeda dengan penelitian Uning Wikandari tahun 2007. Kemudian dengan penelitian Fakhruddin tahun 2009 dimana persalinan tindakan
berpengaruh terhadap asphyxia neonatorum. Dari kedua hasil penelitian tersebut didapatkan nilai OR masing masing sebesar 8,62 dan 3,12.
57,51
Universitas Sumatera Utara
Berbeda juga dengan penelitian Chen ZL tahun 2008 yang menyebutkan bahwa operasi cesar pada persalinan menunjukkan hubungan yang signifikan dengan
efek protektif dengan OR sebesar 0,6
58
. Hal ini mungkin karena adanya upaya-upaya untuk pencegahan asphyxia neonatorum pada bayi baru lahir dengan mengurangi
tekanan langsung pada kepala, menekan pusat-pusat vital pada medula oblongata, aspirasi air ketuban, mekonium, cairan lambung dan perdarahan atau odema jaringan
pusat saraf pusat dengan melakukan tindakan pembedahan. Secara umum, persalinan tindakan hanya dilakukan pada persalinan yang
dianggap berisiko seperti faktor usia yang tidak mendukung, paritas yang tinggi dan lebar pangggul ibu yang kecil. Selain itu, tingginya proporsi ibu dengan persalinan
tindakan juga didukung oleh pengakuan ibu yang tidak dapat menahan rasa sakit yang disebabkan persalinan normal lebih lama lagi. Hal ini tertulis di dalam rekam medik
ibu yang menjalani persalinan yang kemudian menjadi dasar dalam melakukan persalianan yang dibantu dengan tindakan oleh dokter.
Universitas Sumatera Utara
5.1.8 Pengaruh Persalinan Lama Terhadap Kejadian Asphyxia Neonatorum di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012
Proporsi kelompok kasus dan kontrol berdasarkan persalinan lama dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 5.8 Diagram Bar Distribusi Proporsi Persalinan Lama Terhadap Kejadian Asphyxia Neonatorum di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012
Berdasarkan lama persalinan sebesar 10 pada kelompok kasus mengalami persalinan lama sedangkan sebesar 90 tidak mengalami persalinan lama. Pada
kelompok kontrol sebesar 12,5 mengalami persalinan yang lama dan sebesar 87,5 tidak mengalami persalinan yang sama.
Hal ini sejalan dengan penelitian Niluvar Shireen 2008. Pada kelompok kasus ibu yang mengalami persalinan lama sebesar 16 lebih kecil dari ibu yang tidak
mengalami persalinan lama sebesar 84. Sedangkan pada kelompok kontrol ibu yang mengalami persalinan lama sebesar 3,3 lebih kecil dari ibu yang tidak mengalami
persalinan lama 96,7. Dapat dilihat bahwa pada proporsi persalinan yang dibantu dengan tindakan yang lebih besar dari persalinan normal. Hal ini tidak hanya dilihat
pada kelompok kasus tetapi juga kelompok kontrol.
19
10 12,5
90 87,5
20 40
60 80
100
Kasus Kontrol
P r
o p
o r
si
Persalinan Lama
Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Evi Desfauza tahun 2008 dimana pada kelompok kasus ibu yang mengalami persalinan lama sebesar 67,65 lebih besar dari
ibu yang tidak mengalami persalinan lama sebesar 32,35. Pada kelompok kontrol yang mengalami persalinan lama sebesar 44,12 lebih kecil dari ibu yang mengalami
tidak persalinan lama sebesar 55,88.
15
Uji statistik chi-square diperoleh nilai p. value sebesar 0. 634 menunjukkan
tidak ada pengaruh yang signifikan antara persalinan lama dengan kejadian asphyxia neonatorum p0,05. Hal ini berbeda dengan penelitian Niluvar Shireen yang
menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persalinan lama dengan asphyxia neonatorum.
19
Hal ini juga bertentangan dengan hasil penelitian Fani Marta Selli tahun 2011, menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persalinan lama
dengan kejadian asphyxia neonatorum
53
. Begitu juga dengan penelitian Fahrudin tahun 2009 didapatkan OR sebesar 3,67, menunjukkan kemungkinan terjadinya
asphyxia neonatorum 3,67 kali pada persalinan lama dibandingkan pada persalinan
51
. Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian Novita Dewi tahun 2005 dan penelitian
Chen ZL tahun 2009 dimana persalinan lama terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian asfiksia dengan OR masing masing sebesar 9,73 dan 2,94.
56,58
Hal ini dimungkinkan karena sudah diterapkan pemantauan persalinan dengan menggunakan partograf dapat cepat dalam pengambilan keputusan, sehingga pasien
dapat dilakukan persalinan dengan tindakan. Hal in juga didukun oleh pengetahuan dari pasien bahwa melahirkan secara pembedahan bukan lagi hal yang menakutkan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Faktor Penentu Kejadian Asphyxia Neonatorum