berpengaruh terhadap kejadian asphyxia neonatorum sehingga didapatkan OR sebesar 2,12
56
Pada anemia yang terjadi secara akut, penderita sering mengalami perburukan yang tiba-tiba seperti pada krisis aplastik ataupun perdarahan. Sedangkan pada
anemia kronis, perburukan dijumpai bila telah terjadi disfungsi sistem organ tubuh, salah satunya disfungsi jantung.
28
5.1.5 Pengaruh Berat Badan Lahir Bayi Terhadap Kejadian Asphyxia
Neonatorum di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012
Proporsi kelompok kasus dan kontrol berdasarkan berat badan lahir bayi dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 5.5 Diagram Bar Distribusi Proporsi Berat Badan Lahir Bayi Berdasarkan Kelompok Kasus dan Kontrol di Rumah Sakit St Elisabeth
Medan 2007-2012
Berdasarkan berat badan lahir pada kelompok kasus ditemukan sebesar 33,3 mengalami berat badan lahir rendah dan sebesar 66,7 lahir dengan berat badan
normal. Pada kelompok kontrol sebesar 12,5 lahir dengan berat badan rendah dan sebesar 87,5 lahir dengan berat badan yang normal. Selain itu, dapat dilihat juga
33,3 12,5
66,7 87,5
20 40
60 80
100
Kasus Kontrol
P r
o p
o r
si
Berat Badan Lahir
Berat Badan Lahir Rendah Berat Badan Lahir Normal
Universitas Sumatera Utara
bahwa proporsi bayi BBLR jauh lebih besar pada kelompok kasus dibandingkan pada kelompok kontrol.
Hal ini sejalan dengan penelitian Chasayak tahun 2011. Pada kelompok kasus bayi dengan berat lahir rendah sebesar 23,49 lebih kecil dari ibu bayi dengan berat
lahir normal sebesar 76,51. Pada kelompok kontrol bayi dengan berat lahir rendah sebesar 11,33 lebih kecil dari ibu bayi dengan berat lahir normal sebesar 89,67
48
. Dapat dilihat bahwa pada kedua hasil penelitian, proporsi bayi dengan berat lahir
rendah lebih kecil dari proporsi berat lahir normal. Hal ini tidak hanya dilihat pada kelompok kasus tetapi juga kelompok kontrol.
49
Uji statistik chi-square diperoleh nilai p. value adalah 0.002 p 0,05
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara berat badan lahir dengan kejadian asphyxia neonatorum. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Fani
Marta Selli tahun 2011, menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara berat bayi lahir rendah dengan kejadian asphyxia neonatorum.
53
Dengan diketahuinya nilai OR yang besarnya 3,5 95 CI 1,56-7,86, artinya kemungkinan kejadian asphyxia neonatorum 3,5 kali terjadi pada bayi BBLR
dibandingkan dengan bayi yang beratnya normal. Hal ini dapat dibandingkan dengan penelitian Fakhruddin tahun 2009 yang menunjukkan kemungkinan kejadian
asphyxia neonatorum 12,23 kali terjadi pada bayi BBLR dibandingkan dengan bayi yang beratnya normal.
51
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian D Kaye tahun 2002, menyebutkan bahwa berat bayi lahir yang rendah memberikan resiko mengalami asphyxia
neonatorum hingga 2,36 kali
55
. Selain itu hal ini juga diperkuat dengan penelitian
Universitas Sumatera Utara
Chasayak Pisatwong tahun 2010 yang menyebutkan bahwa ada pengaruh antara berat badan lahir rendah terhadap asphyxia neonatorum dengan OR sebesar 2,46
49
Berat badan bayi mempunyai pengaruh langsung terhadap kualitas bayi, BBLR adalah berat bayi kurang dari 2500 gram, BBLR bisa terjadi premature dan
dismatur. Bayi prematur organ-organ tubuh belum sempurna sehingga mudah terjadi gangguan pernafasan dan asphyxia neonatorum.
5.1.6 Pengaruh Gemeli Terhadap Kejadian Asphyxia Neonatorum di Rumah