Uji statistik chi-square diperoleh nilai p value sebesar 0.458 menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan antara persalinan tindakan dengan kejadian asphyxia neonatorum p0,05. Selain itu diperoleh juga nilai OR yang besarnya 1,28
95 CI 0,67-2,45. Berdasarkan lama persalinan sebanyak 6 orang 10 pada kelompok kasus
mengalami persalinan lama sedangkan sebanyak 54 orang tidak mengalami persalinan lama. Pada kelompok kontrol sebanyak 12 orang 12,5 mengalami
persalinan yang lama dan sebanyak 84 orang 87,5 tidak mengalami persalinan yang sama.
Uji statistik chi-square diperoleh nilai p. value sebesar 0. 634 menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan antara persalinan lama dengan kejadian asphyxia neonatorum p0,05. Selain itu diperoleh juga nilai OR yang besarnya 0,78 95 CI
0,28-2,20.
4.3 Penentuan Model Akhir Penentu Kejadian Asphyxia Neonatorum
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat faktor faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kejadian asphyxia neonatorum di Rumah Sakit
Umum St Elisabeth Medan tahun 2007 – 2012. Analisis multivariat yang digunakan
uji regresi logistik ganda dengan metode enter. Dalam penelitian ini terdapat 8 variabel yang diduga berpengaruh dengan kejadian asphyxia yaitu umur, paritas,
hipertensi, anemia, berat bayi lahir, gemeli, persalinan tindakan dan persalinan lama. Untuk membuat model multivariat dari 8 variabel tersebut terlebih dahulu
dilakukan analisis bivariat. Variabel yang pada saat analisis bivariat memiliki nilai p
Universitas Sumatera Utara
value 0,25 dan mempunyai kemaknaan secara substansi dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan ke dalam model multivariat.
Tabel 4.4 Hasil Analisa Bivariat dari Umur, Paritas, Hipertensi, Anemia, Berat Bayi Lahir,
Gemeli, Persalinan Tindakan dan Persalinan Lama dan Persalinan Tindakan dengan Kejadian
Asphyxia Neonatorum
No Variabel
OR 95 CI
p value 1
Umur 3,546
1,737 - 7,2390 0,001
2 Paritas
3,486 1,768 - 6,8720
0,001
3 Hipertensi
1,464 0,626 - 3,4240
0,377
4 Anemia
5,163 1,562 - 17,069
0,004
5 Berat Badan Lahir
3,500 1,559 - 7,8570
0,002
6 Gemeli
2,474 0,401 - 15,255
0,314
7 Persalinan Tindakan
1,279 0,677 - 2,4510
0,458
8 Persalinan Lama
0,778 0,275 - 2,1960
0,634
bermakna secara statistik
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari analisis bivariat hanya umur, paritas, anemia dan berat badan lahir yang masuk dalam analisis multivariat. Selanjutnya
akan dilakukan uji regresi logistik ganda dengan menggunakan metode enter yaitu dengan mengeluarkan variabel secara satu persatu dan dimulai dengan p value
terbesar. Tahapan uji dianggap selesai hingga tidak terdapat p value yang lebih dari 0,05.
Tabel 4.5 Hasil Analisa Regresi Logistik antara Umur, Paritas, Anemia, dan Berat Bayi Lahir dengan Kejadian
Asphyxia Neonatorum
No Variabel
B p value
Exp B 95 CI
1 Umur
0,943 0,017
2,568 1,182-5,5800
2 Paritas
1,131 0,003
3,100 1,480-6,4940
3 Anemia
1,080 0,146
2,945 0,686-12,642
4 Berat Badan Lahir
0,846 0,108
2,330 0,831-6,5320
Konstan -2,354
0,001 0,095
dikeluarkan pada tahap selanjutnya
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui variabel yang masuk dalam uji tahap selanjutnya adalah umur, paritas dan berat badan lahir. Pada uji tahap pertama
variabel anemia dikeluarkan karena memiliki p value yang paling besar dari seluruh variabel sehingga dikeluarkan untuk uji tahap selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Analisa Regresi Logistik dari Umur, Paritas, dan Berat Bayi Lahir, Gemeli dengan Kejadian Asphyxia Neonatorum
No Variabel
B p value
Exp B 95 CI
1 Umur
0,923 0,019
2,516 1,166-5,431
2 Paritas
1,137 0,002
3,117 1,497-6,492
3 Berat Badan Lahir
1,256 0,005
3,512 1,455-8,477
Konstan -1,693
0,001 0,184
Bermakna secara stsatistik
Dari Tabel 4.6 ternyata semua variabel dalam model mempunyai p value 0,05 berarti variabel paritas, anemia dan berat badan lahir berpengaruh secara
bermakna terhadap kejadian asphyxia neonatorum dan merupakan model akhir faktor menentu kejadian asphyxia neonatorum.
Berdasarkan hasil model akhir uji regresi logistik antara umur, paritas dan berat badan lahir terhadap kejadian asphyxia neonatorum Rumah Sakit Umum St
Elisabeth Medan 2007 – 2012, maka didaptlah persamaan sebagai berikut :
�
= 1
1 +
−−1,693+0,923�
1
+ 1,137 �
2
+ 1,256 �
3
× 100 Keterangan :
y : Kejadian Asphyxia Neonatorum e : 2,71828
X
1
: Umur X
2
: Paritas X
3
: Berat Bayi Lahir Dari persamaan diatas dapat disimpulkan pengaruh yang dominan dan bernilai
positif menyebabkan kejadian asphyxia neonatorum yaitu umur ibu dengan p value 0,019 dan koefisien regresi B 0,923, paritas ibu dengan p value 0,002 dan koefisien
regresi B 1,137 dan berat badan lahir dengan p value 0,005 dan koefisien regresi
Universitas Sumatera Utara
B 1,256 menunjukkan bahwa umur, paritas dan berat bayi lahir mempunyai pengaruh yang searah positif terhadap kejadian asphyxia neonatorum di Rumah
Sakit Umum St Elisabeth Medan tahun 2007 – 2012.
Persamaan regresi yang terbentuk menunjukkan bahwa jumlah kejadian asphyxia neonatorum meningkat bila umur ibu yang melahirkan dibawah 20 dan
lebih dari 35 tahun, memilik paritas nullipara dan grandemultipara dan bayi yang lahir dengan berat lahir yang rendah.
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan nilai PAR pada faktor faktor yang dianggap dominan dalam memengaruhi kejadian asphyxia neonatorum. Hasil
perhitungan nilai PAR dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai PAR dari Umur, Paritas dan Berat Bayi Lahir
No Variabel
Exp B 95 CI
Nilai PAR 1
Umur 2,52
1,17 – 5,43
9,1
2 Paritas
3.12 1,50
– 6,50 13,8
3 Berat Bayi Lahir
3,51 1,46
– 8,48 6,2
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai PAR dan Exp B masing masing variabel. Pada variabel umur ibu diperoleh nilai PAR sebesar 9,1 dan nilai Exp B
sebesar 2,52 95 CI 1,60 – 10,58. Pada variabel paritas diperoleh nilai PAR
sebesar 13,8 dan nilai Exp B sebesar 3,12 95CI 1,09 – 7,530. Pada variabel
berat bayi lahir diperoleh nilai PAR sebesar 6,2 dan nilai Exp B sebesar 3,51 95CI 1,09
– 7,530.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Angka kejadian asphyxia neonatorum di RSU St Elisabeth Medan tahun 2007
– 2012 sebesar 3,16 , dimana angka ini hampir mendekati angka kejadian kejadian asphyxia neonatorum di tingkat nasional yaitu sebesar 4
56
. Hal ini perlu mendapat perhatian dari Rumah Sakit Umum St Elisabeth Medan, khususnya bagi
tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu untuk mencegah terjadinya
asfiksia noenatorum.
5.1 Deskripsi Faktor Faktor yang Memengaruhi Kejadian Asphyxia di
Rumah Sakit St Elisabeth pada Kelompok Kasus dan Kontrol 5.1.1 Pengaruh Umur Ibu Terhadap Kejadian
Asphyxia Neonatorum di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012
Proporsi kelompok kasus dan kontrol berdasarkan umur ibu dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Ibu Berdasarkan Kelompok Kasus dan Kontrol di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012
46,7 19,8
53,3 80,2
20 40
60 80
100
Kasus Kontrol
P r
o p
o r
si
Umur Ibu
20 tahun dan 35 tahun 20 - 35 tahun
Universitas Sumatera Utara