Pengaruh Paritas Ibu Terhadap Kejadian Asphyxia Neonatorum di

bersalin pada umur 20 tahun dan 35 tahun dibandingkan dengan bayi dari ibu yang bersalin pada 20-35 tahun. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Fahrudin tahun 2009 dan Anne CC Lee tahun 2006 dimana pada penelitian ini didapatkan masing masing OR sebesar 3,61 dan 1,85. 51,52 Hal ini mungkin didukung oleh pengetahuan tentang usia reproduksi sehat pada wanita, sehingga sudah jarang dijumpai ibu yang melahirkan dibawah usia 20 tahun. Umur yang dianggap optimal untuk kehamilan adalah antara 20-35 tahun. Sedangkan dibawah atau diatas usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan maupun persalinan. Hal ini dikarenakan pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan perkembangan dari organ organ dalam rongga pelvis. Keadaan inilah yang akan memengaruhi kehidupan janin dalam rahim. 20

5.1.2 Pengaruh Paritas Ibu Terhadap Kejadian Asphyxia Neonatorum di

Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012 Proporsi kelompok kasus dan kontrol berdasarkan paritas ibu dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. Gambar 5.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Paritas Ibu Berdasarkan Kelompok Kasus dan Kontrol di Rumah Sakit St Elisabeth Medan 2007-2012 66,7 36,5 33,3 63,5 20 40 60 80 100 Kasus Kontrol P r o p o r si Paritas Ibu Nullipara dan Grandemultipara Primipara dan Multipara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan paritas dapat dilihat bahwa ibu dengan paritas nullipara dan grandemultipara pada kelompok kasus lebih besar yaitu sebesar 66,7 dan pada kelompok kontrol yaitu sebesar 36,5. Kemudian ibu dengan paritas primipara dan multipara pada kelompok kasus hanya sebesar 33,3 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 63,5. Selain itu, proporsi ibu dengan paritas berisiko yaitu nullipara dan grandemultipara jauh lebih besar pada kelompok kasus dibandingkan pada kelompok kontrol. Hal ini sejalan dengan pada penelitian case control yang dilakukan Evi Desfauza tahun 2008 di Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi Medan. Pada penelitian tersebut, paritas dibagi dengan paritas 1 dan 3 anak sebagai risiko dan 2 – 3 anak sebagai bukan risiko. Pada kelompok kasus ibu dengan paritas 1 dan 3 anak sebesar 67,65 lebih besar dari ibu dengan paritas 2-3 anak sebesar 32,35. Pada kelompok kontrol ibu dengan paritas 1 dan 3 anak sebesar 44,12 lebih sedikit dari ibu dengan paritas yang 2-3 anak sebesar 55,88 15 . Dari kedua hasil penelitian dapat dilihat bahwa proporsi ibu dengan paritas yang berisiko lebih besar pada kelompok kasus. Berdasarkan analisis chi square didapatkan p value 0,001 0,05 berarti adanya hubungan yang signifikan antara paritas terhadap kejadian asphyxia neonatorum. Hal ini sejalan dengan penelitian Niluvar Shireen tahun 2004 dan penelitian Selly Fani Martha tahun 2011 yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan asphyxia neonatorum. 19,53 Dengan diketahuinya nilai OR yang besarnya 3,49 95 CI 1,77-6,87, artinya kemungkinan kejadian asphyxia neonatorum 3,49 kali terjadi pada bayi baru Universitas Sumatera Utara lahir dengan ibu dengan paritas nullipara dan grandemultipara dibandingkan oleh ibu dengan paritas primipara dan multipara. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anne CC Lee tahun 2007 yang hanya mendapatkan OR sebesar 1,49. 52 Kehamilan dan persalinan yang mempunyai resiko adalah anak pertama dan anak keempat atau lebih karena pada anak pertama adanya kekakuan dari otot atau cervik yang kaku dapat memperpanjang persalinan, sedangkan pada anak keempat atau lebih adanya kemunduran daya lentur elastisitas jaringan yang sudah berulang kali diregangkan kehamilan, dinding rahim dan dinding perut sudah kendor, kekenyalan sudah kurang hingga kekuatan mendesak kebawah tidak optimal sehingga memperpanjang proses persalinan. 23

5.1.3 Pengaruh Riwayat Hipertensi Ibu Terhadap Kejadian Asphyxia

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asphyxia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir Yang Dirawat Di Rsu Dr Pirngadi Medan Tahun 2007

6 56 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

1 44 54

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 6

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 4

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan K3 di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan Tahun 2016

0 2 19

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan K3 di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan Tahun 2016

1 1 2