Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

Dalam penilaian status klinik digunakan penilaian Apgar untuk menentukan keadaan bayi pada menit ke-1 dan ke-5 sesudah lahir. Nilai pada menit pertama untuk menentukan seberapa jauh diperlukan tindakan resusitasi. Nilai ini berkaitan dengan keadaan asidosis dan kelangsungan hidup. Nilai pada menit kelima untuk menilai prognosis neurologik. 43

2.2.6 Pencegahan Asphyxia Neonatorum

Pencegahan, eliminasi dan antisipasi terhadap faktor-faktor risiko asphyxia neonatorum menjadi prioritas utama. Pencegahan terhadap asphyxia neonatorum adalah dengan menghilangkan atau meminimalkan faktor risiko penyebab asphyxia neonatorum. Derajat kesehatan wanita, khususnya ibu hamil harus baik. Komplikasi saat kehamilan, persalinan dan melahirkan harus dihindari. Bila ibu memiliki faktor risiko yang memungkinkan bayi lahir dengan asphyxia neonatorum, maka langkah- langkah antisipasi sangat perlu dilakukan. 44

A. Pencegahan Primer

Pencegahan primer yaitu mengurangi kejadian asphyxia neonatorum dengan cara mengendalikan faktor risiko asphyxia neonatorum. Pencegahan primer yang dapat dilakukan dalam penanganan asphyxia neonatorum yaitu a. Melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan yang terampil. b. Pengadaan kerjasama banyak pihak dan lintas sektoral yang saling terkait. Upaya peningkatan derajat kesehatan ini tidak mungkin dilakukan dengan satu intervensi saja karena penyebab rendahnya derajat kesehatan wanita adalah Universitas Sumatera Utara akibat banyak faktor seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, kepercayaan, adat istiadat dan lain sebagainya. c. Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. d. Menjalani Ante Natal Care ANC baik berupa penyuluhan ataupun peningkatan gizi untuk mengurangi risiko ketika menjalani persalinan. e. Melakukan diagnosa pada saat janin berada dalam rahim seperti denyut jantung janin, ketersediaan mekonium dalam air ketuban dan pH darah janin.

B. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengobati bayi yang menderita asphyxia neonatorum dan mengurangi akibat yang lebih serius. Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan dalam penanganan asphyxia neonatorum yaitu a. Peningkatan kerjasama antar tenaga obstetri di kamar bersalin. Perlu diadakan pelatihan untuk penanganan situasi yang tak diduga dan tidak biasa yang dapat terjadi pada persalinan b. Pemeriksaan berkala pada bayi yang menderita asphyxia neonatorum.

C. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi perkembangan komplikasi asphyxia neonatorum dan mengurangi akibat yang lebih serius. Pencegahan tersier yang dapat dilakukan dalam penanganan asphyxia neonatorum yaitu a. Melakukan resusitasi pada bayi yang menderita asphyxia neonatorum. Pada setiap kelahiran, tenaga medis harus siap untuk melakukan resusitasi pada bayi baru lahir karena kebutuhan akan resusitasi dapat timbul secara tiba-tiba. Karena alasan inilah, setiap kelahiran harus dihadiri oleh paling tidak seorang Universitas Sumatera Utara tenaga terlatih dalam resusitasi neonatus, sebagai penanggung jawab pada perawatan bayi baru lahir. b. Mengantisipasi dengan memanggil tenaga terlatih tambahan. Dengan pertimbangan yang baik terhadap faktor risiko, lebih dari separuh bayi baru lahir yang memerlukan resusitasi.

2.2.7 Penatalaksanaan pada Bayi Baru Lahir

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asphyxia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir Yang Dirawat Di Rsu Dr Pirngadi Medan Tahun 2007

6 56 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

1 44 54

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 6

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 17

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Ibu yang Mengalami Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan Tahun 2010 -2012

0 0 4

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan K3 di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan Tahun 2016

0 2 19

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerapan K3 di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan Tahun 2016

1 1 2