2.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadi Asphyxia Neonatorum
Toweil menggolongkan penyebab asphyxia neonatorum terdiri dari beberapa faktor yaitu faktor ibu, plasenta, neonatus dan persalinan.
A. Faktor Ibu 1. Hipoksia
Ibu
Hipoksia dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesi dalam. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa umumnya asphyxia
neonatorum yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari hipoksia ibu dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya.
2. Usia Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Umur ibu tidak secara langsung berpengaruh terhadap kejadian asphyxia neonatorum, namun demikian telah lama diketahui bahwa umur berpengaruh
terhadap proses reproduksi. Umur yang dianggap optimal untuk kehamilan adalah antara 20-30 tahun. Sedangkan dibawah atau diatas usia tersebut akan meningkatkan
risiko kehamilan maupun persalinan. Hal ini sejalan dengan penelitian Rehana Majeed menjelaskan usia yang kurang dari 18 tahun dan usia lebih dari 35 tahun
menjadi penyebab asphyxia neonatorum pada bayi.
18
Pertambahan umur akan diikuti oleh perubahan perkembangan dari organ –
organ dalam rongga pelvis. Keadaan ini akan memengaruhi kehidupan janin dalam rahim. Pada wanita usia muda dimana organ-organ reproduksi belum sempurna
secara keseluruhan, disertai kejiwaan yang belum bersedia menjadi seorang ibu.
Universitas Sumatera Utara
3. Paritas Ibu
Kehamilan yang paling optimal adalah kehamilan kedua sampai dengan ketiga. Kehamilan pertama dan kehamilan setelah ketiga mempunyai risiko yang
meningkat. Pada penelitian Niluvar Shirene menyebutkan bahwa paritas mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terjadinya asphyxia neonatorum pada bayi.
19
Klasifikasi paritas menurut Rustam Mochtar yaitu
20
: 1. Nullipara adalah status paritas seorang wanita yang belum pernah melahirkan
bayi sama sekali. 2. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kalinya. 3. Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hingga
beberapa kali. 4. Grandemultipara yang persalinan sudah dilakukan lebih dari 4 kali
Pada ibu dengan paritas primipara perlu dikhawatirkan karena kekakuan jaringan panggul yang belum pernah menghadapi kehamilan akan banyak
menentukan kelancaran proses kehamilan. Melihat kemampuan panggul tersebut, mengharuskan penilaian yang cermat dari keseimbangan ukuran panggul dan kepala
janin. Kehamilan pada kelompok grandemultipara sering disertai penyulit, seperti
kelainan letak, perdarahan ante partum, perdarahan post partum, dan lain-lain
21
. Kemunduran daya lentur elastisitas jaringan yang sudah berulang kali diregangkan
kehamilan, membatasi kemampuannya berkerut untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Disamping itu dinding rahim dan perut sudah kendur sehingga
Universitas Sumatera Utara
kekuatan mendesak menurun. Keadaan ini banyak dijumpai tidak cukupnya tenaga untuk mengeluarkan janin yang dikenal dengan sebutan merits uteri. Keadaan ini
akan lebih buruk lagi pada kasus dengan jarak kehamilan yang singkat.
22
4. Hipertensi pada Ibu Hipertensi adalah tekanan darah lebih tinggi dari tekanan darah normal yang
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu dan fetus
23
. Hipertensi dalam kehamilan dapat menimbulkan berkurangnya aliran darah pada uterus akan
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin.
24
Menurut The Seven Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JNC VII, wanita
hamil dengan hipertensi harus diperlakukan dengan hati-hati karena meningkatkan risiko terhadap ibu dan janin
25
. Salah satunya adalah preeklamsia, tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg dengan proteinuria 300
mg24 jam setelah 20 minggu gestasi. Dapat berkembang menjadi eklamsi kejang. Sering pada wanita nullipara, kehamilan ganda, wanita dengan riwayat preeklamsi,
wanita dengan riwayat penyakit ginjal. Preeklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan. Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Perubahan pada organ ibu yang mengalami preeklamsia
dan eklamsia yaitu terjadinya aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin karena kekurangan
oksigen terjadi gawat janin. Pada preekslamsia dan eklamsia sering terjadi
Universitas Sumatera Utara
peningkatan tonus rahim dan kepekaannya terhadap rangsang, sehingga terjadi partus prematurus dan asphyxia neonatorum.
26
5. Anemia pada Ibu