5.2 Faktor Penentu Kejadian Asphyxia Neonatorum
Berdasarkan hasil uji regresi logistik didapat variabel paritas, anemia dan berat badan lahir berpengaruh secara bermakna terhadap kejadian asphyxia
neonatorum dan merupakan model akhir faktor menentu kejadian asphyxia neonatorum. Maka probabilitas untuk terjadi kejadian asphyxia neonatorum di
Rumah Sakit Umum St Elisabeth Medan tahun 2007 – 2012 dapat diketahui
�
= 1
1 +
−−1,693+0,923�
1
+ 1,137 �
2
+ 1,256 �
3
× 100 Model ini diasumsikan dengan umur ibu 20
– 35 tahun = 0, dan 20 tahun dan 35 tahun = 1, paritas ibu primipara dan multipara = 0 dan nullipara dan
multigrandepara = 1 dan berat badan bayi 2500gr = 0 dan 2500gr = 1. Apabila semua faktor yang berpengaruh memiliki nilai 0 tidak berisiko,
maka probabilitas yang didapat adalah
�
= 1
1 + 2,71828
−−1,693+0,9230+ 1,1370+ 1,2560
× 100
�
= 15,54 Artinya persalinan yang dilakukan oleh ibu dengan umur ibu 20
– 35 tahun = 0 , paritas ibu primipara dan multipara = 0 dan berat badan bayi 2500gr = 0 akan
memiliki kemungkinan mengalami kejadian asphyxia neonatorum sebesar 15,54. Hal ini menunjukkan ibu yang melakukan persalinan dengan umur 20
– 35 tahun, paritas primipara dan multipara dan bayi yang lahir dengan berat lahir normal
akan menurunkan risiko terjadinya asphyxia neonatorum di Rumah Sakit Umum St Elisabeth Medan tahun 2007
– 2012.
Universitas Sumatera Utara
Namun apabila semua faktor yang berpengaruh memiliki nilai 1 berisiko, maka probabilitas yang didapat adalah
�
= 1
1 + 2,71828
−−1,693+0,9231+ 1,1371+ 1,2561
× 100
�
= 83,52 Artinya persalinan yang dilakukan oleh ibu dengan umur 20 tahun dan 35 tahun
= 1, paritas ibu nullipara dan multigrandepara = 1 dan berat badan bayi 2500gr = 1, akan memiliki kemungkinan mengalami kejadian asphyxia neonatorum sebesar
83,52. Hal ini menunjukkan ibu yang melakukan persalinan dengan umur 20 tahun
dan 35 tahun, paritas nullipara dan grandemultipara dan bayi yang lahir dengan berat lahir rendah akan meningkatkan risiko terjadinya asphyxia neonatorum di
Rumah Sakit Umum St Elisabeth Medan tahun 2007 – 2012.
Kemudian berdasarkan perhitungan nilai PAR yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil Perhitungan Nilai PAR dari Umur, Paritas dan Berat Bayi Lahir
No Variabel
Exp B 95 CI
Nilai PAR 1
Umur 2,52
1,17 – 5,43
9,1
2 Paritas
3,12 1,50
– 6,50 13,8
3 Berat Bayi Lahir
3,51 1,46
– 8,48 6,2
Dalam uji statistik regresi logistik didapatkan nilai Expected B dimana dalam epidemiologi disebut Adjusted Odds Ratio Adjusted OR. Adjusted OR digunakan
untuk melihat estimasi risiko terjadinya outcome oleh pengaruh variabel independen yang satu dimana outcome masih dipengaruhi oleh variabel independen lainnnya.
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat bahwa nilai PAR dan Adjusted OR masing masing variabel. Pada variabel umur ibu sebesar 9,1 menjelaskan bahwa diharapkan terjadi
pengurangan 9,1 kasus dalam setiap 100 populasi apabila semua ibu melahirkan dengan umur 20-35 tahun. Sedangkan nilai Adjusted OR sebesar
2,52 95CI 1,17 –
5,43
untuk variabel umur menjelaskan kemungkinan kejadian asphyxia neonatorum 2,52 kali terjadi pada bayi baru lahir dengan ibu hamil yang berumur 20 tahun dan
35 tahun dibandingkan pada ibu yang berumur 20 tahun – 35 tahun.
Untuk variabel paritas didapatkan nilai PAR sebesar 13,8 menjelaskan bahwa diharapkan terjadi pengurangan 13,8 kasus dalam setiap 100 populasi apabila
semua ibu melahirkan dengan paritas primipara dan multipara. Sedangkan nilai Adjusted OR sebesar
3,12 95CI 1,50 –6,50
untuk variabel paritas menjelaskan kemungkinan terjadinya asphyxia neonatorum 3,12 kali pada bayi dengan ibu paritas
nullipara dan grandemultipara dibandingkan pada ibu dengan paritas primipara dan multipara.
Untuk variabel berat bayi lahir diketahui nilai PAR sebesar 6,2 menjelaskan bahwa diharapkan terjadi pengurangan 6,2 kasus dalam setiap 100 populasi apabila
semua bayi yang dilahirkan dengan berat lahir normal. Sedangkan nilai Adjusted OR sebesar
3,51 95CI 1,46 –8,48
untuk variabel paritas menjelaskan kemungkinan terjadinya asphyxia neonatorum 3,51 kali pada bayi dengan berat lahir rendah
dibandingkan dengan ibu dengan berat lahir yang normal. Dapat dilihat bahwa nilai adjusted OR yang paling besar adalah nilai adjusted
OR variabel berat badan lahir yaitu sebesar 2,52 95CI 1,167 –5,431. Nilai PAR
yang paling besar adalah niali PAR variabel paritas yaitu sebesar 13,8.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Keterbatasan Penelitian