Alat Pengumpulan Data Metode

3 Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: kamus hukum, ensiklopedia, dan lain-lain. 79 b. Penelitian Lapangan Field Research.

6. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: studi dokumen, dan wawancara. 80 Wawancara dilakukan terhadap responden. 81 dan narasumber 82 a. 1 orang Pejabat pada BPN Kantor Wilayah Provinsi Aceh, . Responden yang diwawancarai sebanyak 30 tiga puluh orang terdiri dari Kota Banda Aceh sebanyak 15 lima belas orang dan Kabupaten Aceh Besar sebanyak 15 lima belas orang. Narasumber yang diwawancarai, sebagai berikut: b. 1 orang mantan Pelaksana Rekonstruksi Administrasi Pertanahan pasca gempa dan tsunami di Provinsi Aceh, c. 1 orang Pejabat Badan Pertanahan Kota Banda Aceh, d. 1 orang Pejabat Badan Pertanahan Kabupaten Aceh Besar, e. 1 orang pejabat pada Baitul Mal Provinsi Aceh, f. 1 orang pejabat pada Majelis Adat Aceh MAA, g. 1 orang pejabat pada Dinas Syari’at Islam Provinsi Aceh. 79 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Op.Cit, hal. 31-32. 80 Wawancara adalah melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden, narasumber atau informan untuk mendapatkan informasi. Wawancara adalah bagian penting dalam suatu penelitian hukum terutama dalam penelitian hukum empiris. Karena tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya diperoleh dengan jalan bertanya secara langsung kepada responden, narasumber atau informan. Lihat Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Op.Cit, hal. 161. 81 Responden adalah seseorang atau individu yang akan memberikan respons terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti. Responden ini merupakan orang atau individu yang terkait secara langsung dengan data yang dibutuhkan, Ibid, hal. 174. 82 Narasumber adalah seorang yang memberikan pendapat atas objek yang diteliti. Dia bukan bagian dari unit analisis, tetapi ditempatkan sebagai pengamat. Hubungan narasumber dengan objek yang diteliti disebabkan karena kompetensi keilmuan yang dimiliki, hubungan struktural dengan person-person yang diteliti, atau karena ketokohannya dalam populasi yang diteliti, Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Op.Cit, hal. 175. Universitas Sumatera Utara

7. Analisis Data