Tahap Kegiatan Pendaftaran Tanah

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Salamuddin, Keuchik Gampong Pulot Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar: 286 “Setelah adanya kesepakatan warga pemilik tanahahli waris melalui Keuchik dalam waktu segera menyampaikan hasil kesepakatan warga tersebut kepada BPN dan BPN menanggapinya dengan menentukan jadwal pelaksanaan pemetaan dan pengukuran di gampong kami. Dalam penentuan jadwal BPN menyepakati pelaksanaannya dengan warga melalui Keuchik”. Berdasarkan hasil kajian upaya yang dilakukan oleh Mahkamah Syari’ah dalam penetapan perwalian bagi ahli waris yang belum dewasa yang dilakukan di lokasi atau gampong merupakan suatu terobosan dan tidak pernah dilakukan apabila dalam kondisi normal dan hal tersebut sangat efektif serta dapat memperlancar proses pelaksanaan pendaftaran tanah oleh Tim Ajudikasi RALAS.

c. Tahap Kegiatan Pendaftaran Tanah

BPN dalam melaksanakan pendaftaran tanah berbasis masyarakat di lokasi tsunami membentuk Tim Ajudikasi. Tim Ajudikasi melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematis. Pembentukan Tim Ajudikasi tersebut dilakukan oleh Kepala BPN setiap tahun anggaran lihat dasar pembentukan pelaksana kegiatan RALAS. Besarnya target kegiatan rekonstruksi pertanahan di Provinsi Aceh, dan kompleksnya masalah pertanahan pasca tsunami serta mengingat kurangnya SDM BPN Provinsi Aceh baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka penunjukan anggota Tim Ajudikasi melibatkan pegawai baik yang berasal dari Kanwil BPN Provinsi Aceh, Kantor Pertanahan KabupatenKota se Provinsi Aceh, BPN Pusat, Kanwil BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan KabupatenKota se Indonesia. 286 Hasil Wawancara dengan Bapak Salamuddin, Keuchik Gampong Pulot Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, di Pulot, hari Minggu, tanggal 8 Juni 2014, pukul 15.00 WIB. Universitas Sumatera Utara Tahapan pendaftaran tanah merupakan hal yang penting dan utama dalam pelaksanaan rekonstruksi pertanahan pasca tsunami di Provinsi Aceh. Pendaftaran tanah dilakukan dalam bentuk pensertipikatan tanah di lokasi tsunami merupakan wujud perlindungan dan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah korban tsunami. Berkenaan dengan hal tersebut, untuk suksesnya pelaksanaan pendaftaran tanah diperlukan peran aktif dari BPN baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, BPN harus menyiapkan Tim Ajudikasi baik dari segi kualitas dan kuantitas. Sedangkan dari segi eksternal, petugas Tim Ajudikasi harus mampu menggali dan menyesuaikan dengan kehidupan masyarakat di lokasi pendaftaran tanah dalam rangka mengikutsertakan masyarakat secara aktif dengan kegiatan mereka. Wujud penyesuaian dengan masyarakat lokal, antara lain mempelajari dan memahami kearifan lokal baik yang diatur dalam kehidupan adat, budaya dan syariat Islam. Berkenaan dengan hal tersebut, BPN menyiapkan membekali petugas Tim Ajudikasi tentang kearifan lokal baik dari segi adat, budaya dan syariat Islam di Provinsi Aceh. Hasil wawancara dengan Mantan Project Manager saat ini menjabat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh, mengatakan: 287 “Sebelum petugas Tim Ajudikasi melaksanakan pendaftaran tanah, BPN telah membekali melalui pendidikan dan pelatihan diklat baik yang dilaksanakan di Banda Aceh maupun di Medan, Provinsi Sumatera Utara. Selain materi diklat yang berkaitan dengan pengetahuan teknis juga ada materi khusus berupa pengenalan wilayah bencana, beserta dengan permasalahan yang akan dihadapi dalam pendaftaran tanah baik tentang objek maupun subjek juga ada materi yang berkaitan dengan pengenalan kehidupan kemasyarakatan seperti kearifan lokal, adat Aceh, budaya Aceh dan syariat Islam yang berlaku di Provinsi Aceh”. 287 Hasil Wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2006, hari Senin, 25 Nopember 2013, pukul 11.00 WIB. Universitas Sumatera Utara Pengenalan kepada Tim Ajudikasi berkaitan dengan kearifan lokal, adat Aceh, budaya Aceh dan syariat Islam yang berlaku di Provinsi Aceh sangat penting dalam rangka mendapatkan simpati dari masyarakat terhadap Tim Ajudikasi. Sehingga masyarakat termasuk pemilik tanahahli waris dengan kesadaran yang tinggi membantu Tim Ajudikasi dalam pelaksanaan pendaftaran tanah di wilayahnya. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kanwil BPN Provinsi Aceh, mengatakan: 288 “Tim Ajudikasi difasilitasi dengan base camp. Base camp yang bertempat di lokasi pendaftaran tanah. Kecuali, jika dipandang perlu misalnya untuk alasan keamanan tidak diperlukan base camp dan Kantor Panitia Ajudikasi tetap berada di Kantor Pertanahan setempat”. Kebijakan BPN menyediakan base camp di lokasi pendaftaran tanah merupakan hal yang sangat tepat dan strategis, agar Tim Ajudikasi lebih fokus dan konsentrasi dalam melakukan tugasnya. Selain itu, masyarakat mudah mendapatkan informasi dan komunikasi dengan petugas Tim Ajudikasi. Berdasarkan hasil penelitian, tahapan pelaksanaan pendaftaran tanah berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Tim Ajudikasi, dilakukan dalam 5 lima tahapan, yaitu: 1 Tahap Pengukuran dan Pemetaan, 2 Tahap Pengumpulan Data Yuridis, 3 Tahap Pengumuman, 4 Tahap Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertipikat, 5 Tahap Penyerahan Sertipikat. 288 Hasil Wawancara dengan Kepala Kanwil BPN Provinsi Aceh, hari Senin, 25 Nopember 2013, pukul 15.00 WIB. Universitas Sumatera Utara Ad.1 Tahap Pengukuran dan Pemetaan Tahap awal setelah BPN menerima kesepakatan warga tentang penetapan lokasi pendaftaran tanah adalah melaksanakan pengukuran yang dilakukan oleh Satgas Fisik yang merupakan bagian Tim Ajudikasi. Tahap pengukuran dan pemetaan merupakan proses pengumpulan data fisik bidang tanah. Menurut Pasal 1 butir 6 PP No. 24 Tahun 1997, data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya. Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya diukur dan selanjutnya dipetakan dalam peta dasar pendaftaran, jika dalam wilayah belum ada peta dasar pendaftaran dapat digunakan peta lain sepanjang peta tersebut memenuhi syarat untuk pembuatan peta pendaftaran, namun jika dalam wilayah tersebut belum tersedia peta dasar pendaftaran maupun peta lainnya, maka pembuatan peta dasar pendaftaran dilakukan bersamaan dengan pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang bersangkutan. Sebelum Satgas Fisik melaksanakan pengukuran, Ketua Tim Ajudikasi melakukan koordinasi dengan Keuchik pada lokasi pengukuran untuk menyepakati waktu pelaksanaan pengukuran oleh Satgas Fisik. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Salamuddin, Keuchik Gampong Pulot Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, mengatakan: 289 289 Hasil Wawancara dengan Bapak Salamuddin, Keuchik Gampong Pulot Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, di Pulot, hari Minggu, tanggal 8 Juni 2014, pukul 15.00 WIB. Hari Jum’at termasuk dalam hari pantangan melaut, lihat Pasal 28 Qanun No. 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat. Menurut Syamsuddin Daud dan Miftachuddin Cut Adek, hari Jum’at dilarang Universitas Sumatera Utara “Tidak mudah masyarakat atau pemilik tanahahli waris untuk menyepakati waktu pelaksanaan pengukuran, hal ini disebabkan karena tidak setiap saat berada di gampong. Banyak diantara pemilik tanahahli waris menyarankan agar pengukuran itu dilakukan oleh petugas BPN pada hari-hari tertentu, antara lain adalah hari Jum’at. Pada hari Jum’at pemilik tanahahli waris, yang pada umumnya berprofesi sebagai nelayan tidak melaut sehingga pada hari tersebut mereka berada di gampongnya. Karena hari Jum’at, sesuai dengan adat laot dilarang untuk melaut”. Satuan Tugas Pengukuran dalam rangka kelancaran pelaksanaan pengukuran pada lokasi yang telah disepakati, perlu memperhatikan dan mempertimbangkan kearifan lokal tersebut di atas. Hal ini penting, karena baik menurut manual maupun menurut PP No. 24 Tahun 1997, pengukuran batas bidang tanah dilakukan langsung di lapangan bersama-sama dengan pemilik tanah atau ahli waris disaksikan oleh pemilik tanah yang berbatasan. Penetapan batas bidang tanah yang tidak tercapai kesepakatan antara pemilik bidang tanah yang bersangkutan dengan salah satu pihak yang berbatasan, maka batas bidang tanah yang bersangkutan diukur dan dinyatakan sebagai batas sementara, yang di dalam sistem komputer akan dinyatakan dalam bentuk garis putus-putus. Dan data yang ada dalam buku tanah atau sertipikat atau warkah, dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan tanda batas atau lokasi tanahnya. 290 Sengketa mengenai batas-batas bidang tanah yang berbatasan, Tim Ajudikasi berusaha menyelesaikannya secara damai melalui musyawarah antara pemegang hak, apabila berhasil penetapan batas yang dihasilkan dituangkan dalam Risalah menangkap ikan dengan pukat, cara lain boleh dilakukan pada hari itu. Larangan ini erat kaitannya dnegan ibadah Jum’at, pada hari itu akan sulit dipenuhi jika pergi ke laut. Syamsuddin Daud dan Miftachuddin Cut Adek, Op.Cit, hal. 22. 290 Pasal 2 ayat 4 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nomor 57-VII-2005. Universitas Sumatera Utara Penyelesaian Sengketa Batas. Apabila penyelesaian secara damai melalui musyawarah tidak berhasil, maka ditetapkan batas sementara berdasarkan batas-batas yang menurut kenyataannya merupakan batas-batas bidang tanah yang bersangkutan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar penetapan batas sementara dalam hal belum ada kesepakatan damai tentang batas tanah dilakukan dalam rangka kelancara pengukuran bidang tanah, dan sambil menunggu proses tahapan pendaftaran tanah berikutnya, para pihak masih mempunyai kesempatan untuk melakukan musyawarah. 291 Satgas Pengukuran dan Satgas Yuridis menggunakan buku tanah jika tersedia dan peta PBB dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai alat cross check dalam pembuktian hak dan letak bidang tanah. Ketentuan yang menyangkut hal-hal teknis dalam pelaksanaan pengukuran bidang-bidang tanah pada pendaftaran tanah ini mengacu kepada Standarisasi Spesifikasi Teknis Ref. No. 06.0 - STD - PT.2003. Satgas pengukuran memasukkan data hasil pengukuran dan pemetaan yang sudah diperoleh untuk setiap bidang tanah ke dalam sistem data base komputer yang menyediakan format penginputan data fisik. Penginputan dan pencetakan data hanya dilakukan oleh petugas yang sudah memiliki ID berupa cap jempol dan dinyatakan memiliki kewenangan untuk melakukan hal tersebut. Output yang dihasilkan dari tahapan pengukuran dan pemetaan adalah: 291 Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar di Jantho, hari Rabu, 20 November 2013, Pukul 11.00 WIB. Universitas Sumatera Utara a. format-format atau dokumen dalam bentuk data base komputer yang siap untuk dicetak dan digunakan sebagai media pengumuman yaitu peta pendaftaran tanah yang diketahui koordinatnya, daftar bidang tanah dan formulir surat persetujuan terhadap hasil pengumuman data fisik dan data yuridis; b. data base komputer dalam bentuk gambar ukur, peta bidang tanah, data ukuran bidang tanah, dan data lain menyangkut riwayat tanah dan catatan lain yang terkait dengan informasi yang akan dimuat dalam buku tanah dan sertipikat. Kegiatan pengukuran dan pendaftaran ini dilanjutkan dengan sidang Panitia Ajudikasi untuk mengambil keputusan atas bidang-bidang tanah dan kepemilikannya sebagai bahan yang digunakan dalam pengumuman. Ad.2 Tahap Pengumpulan Data Yuridis Kegiatan pengumpulan data yuridis dilakukan oleh Satgas Yuridis. Data yuridis dapat berupa berbagai dokumen atau surat-surat pembuktian kepemilikan bidang tanah atau pernyataan pengakuan dari pemilik tanah. Menurut Pasal 1 angka 7 PP No. 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya. Satgas Yuridis memverifikasi kebenaran keterangan dari pemilik tanah sebagaimana tertulis dalam SPPTBPF, serta melakukan konfirmasi ulang kepada pemilik bidang-bidang tanah yang berbatasan, kepala dusun dan Keuchik setempat. Universitas Sumatera Utara Pemilik bidang tanah yang berbatasan tidak dapat hadir secara lengkap maka Keuchik dan Tuha Peut atau kepala dusun setempat memastikan kebenaran letak patok tanda batas pada bidang tanah tersebut sesuai dengan pengetahuannya. Kesalahan penulisan dalam formulir SPPTBPF tidak dihapus dengan Tipp-Ex, tetapi dicoret dan dituliskan kembali kata-kata koreksi yang sebenarnya dan kemudian diparaf oleh Satgas Yuridis. Semua dokumen tanah yang diberikan pemilik tanah untuk masing-masing bidang tanah dijadikan satu dan dijadikan lampiran SPPTBPF serta disimpan dalam map yang sama sebagai warkah. Kepada yang menyerahkan harus diberikan tanda terima. Sebagai bukti telah dilaksanakan verifikasi SPPTBPF, Satgas yuridis membubuhkan tanda tangan pada surat pernyataan tersebut pada kolom yang telah disediakan. Satgas Yuridis mencatat anggota masyarakat yang tanahnya musnah atau tidak dapat dipergunakan kembali di setiap gampong. Data ini diserahkan oleh Manajer Proyek kepada BRR melalui steering committe sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan. Satgas yuridis memasukkan data yuridis yang sudah diperoleh untuk setiap bidang tanah ke dalam sistem data base komputer yang menyediakan format surat pernyataan sebagaimana yang sudah diisi oleh pemilik tanah dan sudah diverifikasi di lapangan. Penginputan dan pencetakan data hanya dilakukan oleh petugas yang sudah memiliki ID berupa cap jempol dan dinyatakan memiliki kewenangan untuk melakukan hal tersebut. Pelaksanaan pengumpulan data yuridis di beberapa lokasi penelitian ditemukan berbagai hal untuk menentukan status hukum tanah, antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. dalam penetapan tanda-tanda batas persil bidang tanah tidak dituangkan dalam suatu berita acara yang ditanda tangani oleh para pemegang hak atas tanah yang berbatasan. Pembuktian dengan tulisan di bawah tangan dan apa yang termuat di dalam tulisan hanya sebagai penuturan belaka, maka itu hanya dapat berguna sebagai permulaan pembuktian dengan tulisan. Akta di bawah tangan itu tidak memberikan pembuktian untuk menguntungkan si pembuat dan pembuktian dengan saksi-saksi diperkenankan dalam segala hal di mana itu tidak dikecualikan oleh undang-undang; 2. dalam pengisian blangkoform yang telah dibagi kepada pemegang hak atas tanah, banyak pemohon hak berdasarkan pewarisan ataupun perwalian di mana tidak dilengkapi dengan pembuktian ahli waris dan pembagian warisan, serta penetapan perwalian oleh Mahkamah Syari’ahPengadilan; 3. dalam penyertaan SPPTBPF tidak dilakukan dan dilengkapi dokumen tertulis pengangkatan sumpah atas penguasaan fisik pemegang hak, yang disaksikan oleh tetua adat dan 2 orang saksi yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pemohon hak sampai derajat kedua. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh, mengatakan: 292 “Dalam penyampaian form SPPTBPF, yang bersangkutan tidak melampirkan pembuktian ahli waris atau pembagian warisan atau penetapan perwalian dari Mahkamah Syari’ah. Terhadap permasalahan tersebut Tim Ajudikasi secara aktif melakukan koordinasi dengan Keuchik Gampong atau perangkat gampong agar yang bersangkutan segera melampirkan persyaratan yang diperlukan sebagai lampiran dari form SPPTBPF, bahkan Tim Ajudikasi 292 Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008 di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013 Pukul 14.00 WIB. Universitas Sumatera Utara menyampaikan langsung kekurangan tersebut kepada pihak yang bersangkutan”. Ad.3 Tahap Pengumuman Tahap pengumuman merupakan salah satu tahap yang penting dalam proses rekonstruksi pertanahan pasca tsunami. PanitiaTim Ajudikasi mempersiapkan materi pengumuman yang terdiri dari: a. peta pendaftaran tanah; b. daftar bidang-bidang tanah; c. persetujuan terhadap hasil pengumuman data fisik dan data yuridis. Panitia Ajudikasi mengidentifikasi media dan tempat pengumuman yang akan digunakan dalam pengumuman yaitu: base camp, kantor gampong, lokasi pengungsian, RTRW, meunasah, Kantor Pertanahan setempat, website, kantor Sekretariat Bersama, Jaringan LSM, jaringan donor, dan media massa. Satgas Pengukuran mencetak print dari data base komputer peta pendaftaran tanah untuk keperluan pengumuman. Satgas Yuridis bersama Satgas Administrasi mencetak daftar bidang tanah dan formulir persetujuan terhadap hasil pengumuman data fisik dan data yuridis. PanitiaTim Ajudikasi memasang pengumuman di base camp, kantor gampong, kantor kecamatan, lokasi pengungsian, RTRW, meunasah, Kantor Pertanahan setempat, website, kantor Sekretariat Bersama, Jaringan LSM, jaringan donor, surat kabar, radio dan TV lokal jika ada. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan wawancara dengan Bapak H.M. Ansari Yahya, Keuchik Gampong Baru, Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh, mengatakan: 293 “Pengumuman terhadap data fisik dan data yuridis yang telah dibuat oleh Tim Ajudikasi diumumkan di jalan-jalan yang banyak dilewati masyarakat atau di barak-barak pengungsian yang ada di gampong kami, hal ini dilakukan karena Kantor Desa dan sebagian rumah ibadah telah hancur pasca tsunami”. PanitiaTim Ajudikasi memastikan bahwa materi pengumuman dapat sampai dan dipahami oleh seluruh pemilik tanahkuasaahli wariswali. Untuk memastikan hal tersebut, PanitiaTim Ajudikasi dibantu oleh fasilitator yang ada di gampong, baik yang merupakan fasilitator BPN maupun program lain. Dalam rangka perlindungan terhadap pemilik tanahahli waris perempuan janda dan anak yatim, Tim Ajudikasi memprioritaskan kepada mereka dalam memperoleh informasi. Tim Ajudikasi mempersilahkan kepada pihak-pihak yang merasa keberatan atas isi atau data yang tercantum dalam peta pendaftaran tanah dan daftar bidang tanah di atas untuk mengajukan sanggahankeberatan. PanitiaTim Ajudikasi mengharuskan bagi pemilik tanah yang menyetujui data pengumuman menandatangani surat persetujuan terhadap hasil pengumunan data fisik dan data yuridis yang telah disediakan. Lamanya waktu pengumuman adalah 30 hari, jika setelah itu pemilik tanah atau ahli wariswalinya tidak menyatakan keberatan, maka yang bersangkutan dianggap setuju dengan data fisik dan data yuridis yang ada dalam pengumuman, sehingga sertipikat dapat diterbitkan. Tahap berikutnya dalam masa pengumuman dan setelah pengumuman dilakukan adalah penyelesaian 293 Hasil Wawancara dengan Bapak H.M. Ansari Yahya, Keuchik Gampong Baru, Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh, hari Minggu, 8 Juni 2014, pukul 17.00 WIB. Universitas Sumatera Utara sanggahankeberatan dan pengaduan, pengesahan pengumuman dan sidang Panitia Ajudikasi. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar, mengatakan: 294 Keberatan terhadap pengumuman data fisik dan yuridis disampaikan oleh pemilik tanah atau ahli waris atau kuasanya kepada tim Ajudikasi yang berada di wilyah kerjanya dan sebagai bukti keberatan pemilik tanah atau ahli waris atau kuasanya mendapatkan tanda terima keberatan dari Tim Ajudikasi. a Penyelesaian SanggahanKeberatan dan Pengaduan Selama jangka waktu pengumuman, kepada masyarakat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatansanggahan atas data fisik maupun data yuridis yang diumumkan tersebut. Pengaduan disampaikan secara langsung oleh pemilik tanah atau oleh pihak yang diberi kuasa dengan disertai bukti-bukti atau alasan keberatan. PanitiaTim Ajudikasi menerima keberatan atau pengaduan yang disampaikan masyarakat kepadanya selambat-lambatnya 10 hari dari hari ke-30 pengumuman dan pengaduan yang melewati batas waktu tersebut tidak diterima. Berdasarkan Pasal 26 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997, pengumuman terhadap pendaftaran tanah secara sistematik diberikan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari. Pemberian waktu tambahan 10 sepuluh hari setelah masa pengumuman 30 tiga puluh hari dalam sistem pendaftaran tanah berbasis masyarakat di wilayah bencana merupakan suatu kebijakan yang mempertimbangkan situasi dan kondisi lokasi pendaftaran tanah. Keberatanpengaduan yang disampaikan oleh masyarakat dapat berupa keberatan yang bersifat teknis yaitu terkait dengan kebenaran data yuridis dan data 294 Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar di Jantho, hari Rabu, 20 November 2013, Pukul 11.00 WIB. Universitas Sumatera Utara fisik sebagaimana yang tercantum dalam pengumuman, dan keberatan non teknis, misalnya terjadinya pungutan terhadap masyarakat. PanitiaTim Ajudikasi wajib meneliti setiap keberatansanggahan serta berupaya menyelesaikan dengan penyanggah atau pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk keberatanpengaduan yang bersifat teknis, PanitiaTim Ajudikasi harus segera memverifikasi keberatanpengaduan tersebut dan menyelesaikannya di lapangan di base camp. Sementara untuk keberatanpengaduan yang bersifat non teknis, PanitiaTim Ajudikasi dapat mengatasinya di lapangan atau melaporkan keberatanpengaduan tersebut kepada Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi untuk dilakukan verifikasi dan ditangani. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hermawan, Keuchik Gampong Baet Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, mengatakan dalam masa pengumuman terdapat keberatan yang disampaikan oleh masyarakat terutama pemilik tanah atau ahli warisnya baik terkait dengan luas maupun batas-batas tanah dan keberatan tersebut disampaikan langsung oleh pemilik tanah kepada Tim Ajudikasi dan juga ada yang disampaikan melalui fasilitator. 295 Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008, keberatan yang diajukan oleh pemilik tanah terhadap hasil pengumuman data fisik dan yuridis, segera 295 Hasil Wawancara dengan Bapak Hermawan, Keuchik Gampong Baet Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, hari Senin, tanggal 17 Juni 2014, pukul 17.00 WIB. Universitas Sumatera Utara ditindaklanjuti oleh Tim Ajudikasi. Apabila keberatan tersebut diterima Tim Ajudikasi melakukan perbaikan terhadap data fisik dan yuridis tersebut. 296 PanitiaTim Ajudikasi menyelesaikan pengaduan tersebut tidak lebih dari 12 hari terhitung sejak pengaduan diterima. Apabila dalam waktu tersebut tidak dapat diselesaikan maka Panitia Ajudikasi melaporkan pengaduan dan status penanganannya kepada Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi. Penanganan pengaduan dilakukan secara bertingkat mulai dari Tim Ajudikasi, hingga ke Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi Pusat. Keberatan pengaduan yang diajukan pemilik tanah ternyata mengangkut proses membangun kesepakatan warga misalnya batas-batas bidang tanah maka keberatan tersebut diselesaikan sepenuhnya oleh musyawarah desa. Berdasarkan hasil penelitian, musyawarah desa berkaitan dengan batas-batas bidang tanah membangun kesepakatan warga membutuhkan waktu lama hal ini merupakan faktor terhambatnya penyelesaian pendaftaran tanah oleh Tim Ajudikasi. Dalam kenyataan ditemukan juga penyelesaian keberatan tersebut melalui musyawarah desa tidak melibatkan fasilitator baik dari pihak BPN maupun dari pihak lainnya. PanitiaTim Ajudikasi mencatat setiap keberatansanggahan dalam daftar keberatansanggahan terhadap pengumuman data fisik dan data yuridis. Tabel 296 Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008 di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013 Pukul 14.00 WIB. Universitas Sumatera Utara di bawah ini merupakan alur pikir dari mekanisme penanganan pengaduan masyarakat terhadap hasil pengumuman data fisik dan yuridis. Tabel III.1. Tingkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat Jenis Pengaduan Ditujukan Kepada Alternatif Pengaduan Kepada Penyelesaian Tidak Direspons, Laporkan Kepada: Ketidaksepakatan patok tanda batas Keuchik • LSM monitoring • Fasilitator Keuchik menyelenggarakan Musyawarah o Panitiatim ajudikasi o Tim penanganan pengaduan tingkat Provinsi o Pungutan oleh aparat desa o Penyalahgu- naan dana bantuan “kesekapatan warga” Tim Ajudikasi base camp • LSM monitoring • Fasilitator Tim Ajudikasi mengecek kebenaran laporan terlebih dahulu dan meminta aparat tersebut mengembalikannya Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi o Keberatan terhadap hasil kerja Tim Ajudikasi data fisik dan yuridis Tim Ajudikasi base camp • Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi • LSM monitoring • Fasilitator Tim Ajudikasi melakukan pengecekan di lapangan dan pengukuran ulang jika diperlukan Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi Pungutan oleh petugas BPN di lapangan ajudikasi o LSM monito- ring o Forum bersama • Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi • Fasilitator Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi mengecek terlebih dahulu dan meminta petugas tersebut mengembalikannya Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Pusat Penyalahgunaan dana oleh pelaksana proyek Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi • Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi • LSM monitoring • Fasilitator Verifikasi dan lapor kepada Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Pusat Tim Penanganan Pengaduan Tingkat Pusat Universitas Sumatera Utara b Pengesahan Pengumuman PanitiaTim Ajudikasi melakukan pengesahan dengan membuat Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis, dalam jangka waktu pengumuman 30 hari telah terlewati dan tidak terdapat sanggahan. Dengan telah ditandatanganinya berita acara pengesahan, maka Daftar Data Yuridis dan Data Fisik Bidang Tanah dan peta pendaftaran tanah dapat dipakai sebagai bahan untuk pemrosesan kegiatan ajudikasi tahap lebih lanjut. c Sidang Panitia Ajudikasi Sidang Panitia Ajudikasi dihadiri oleh Ketua Panitia Ajudikasi, Satgas dan anggotanya serta Kepala Kantor Pertanahan atau wakil yang ditunjuk. Kepala Kantor Pertanahan berkewajiban memberikan masukan kepada Panitia Ajudikasi agar Panitia tidak keliru dalam mengambil keputusan. Berdasarkan penelitian peran Kepala Kantor Pertanahan dalam Sidang Panitia Ajudikasi sangat penting karena Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota yang bersangkutan lebih mengertimengetahui masalah pertanahan di lokasi tersebut dibandingkan Tim Ajudikasi terutama yang berasal dari luar Provinsi Aceh. Kesimpulan Rapat Panitia Ajudikasi untuk setiap bidang tanah dimasukkan dalam formulir persetujuan dari pemilik tanah yang sebelumnya sudah ditandatangani oleh pemilik tanah, dan kemudian ditandatangani oleh semua anggota panitia, kemudian Panitia Ajudikasi membuat berita acara sidang. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian, output yang dihasilkan dari kegiatan pengumuman yang dilakukan oleh Tim Ajudikasi, antara lain: 1. persetujuan terhadap pengumuman data fisik dan data yuridis yang sudah ditandatangani atau dibubuhi cap jempol oleh pemilik tanah dan sudah diketahui oleh Panitia Ajudikasi; dan 2. pernyataan keberatan dari pemilik tanah berupa formulir sanggahan yang sudah diisi dan ditandatangani oleh yang bersangkutan, serta menandatanganinya kembali pada formulir yang sama jika keberatan tersebut sudah diselesaikan. Ad.4 Tahap Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertipikat PanitiaTim Ajudikasi mempersiapkan peta pendaftaran tanah, daftar bidang tanah, dan persetujuan terhadap hasil pengumuman data fisik dan data yuridis, serta hasil sidang Panitia Ajudikasi sebagai input yang diperlukan dalam sidang ajudikasi. PanitiaTim Ajudikasi memasukan data hasil keputusan sidang Panitia Ajudikasi ke dalam sistem data base komputer, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penerbitan sertipikat sebagai hasil akhir dari kegiatan pendaftaran tanah. PanitiaTim Ajudikasi melakukan pengecekan kembali atas data-data yang sudah dimasukan sebelumnya untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam penginputan data dan memeriksa format buku tanah dan sertipikat dalam sistem data base tersebut. Bidang tanah yang sudah memiliki kejelasan subjek dan objeknya segera diterbitkan sertipikatnya dan sertipikatnya ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan atau Ketua Tim Ajudikasi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008, mengatakan: 297 “Sertipikat hak atas tanah di lokasi tsunami pada tahun 2005 dan 2006 ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota yang bersangkutan, sedangkan pada tahun 2008 sertipikatnya ditandatangani oleh Ketua Tim Ajudikasi”. Berdasarkan Pasal 70 ayat 1 Permen AgrariaKepala BPN No. 3 Tahun 1997, penandatanganan sertipikat dilakukan oleh Ketua Tim Ajudikasi atas nama Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. Penandatanganan sertipikat ajudikasi tahun 2005 dan 2006 oleh Kepala Kantor Pertanahan dilakukan dengan pertimbangan kondisi daerah pasca tsunami baik berkaitan dengan fisik maupun yuridis dan juga dalam rangka menyesuaikan dengan kearifan lokal adat budaya Aceh dan keadaan darurat. 298 Daerah yang sudah dilakukan pendaftaran tanah, maka BPN menyatakan bahwa semua buku tanah lama yang ada di Kantor Pertanahan dinyatakan tidak berlaku lagi dengan melakukan pengecapan tidak berlaku dalam buku tanah tersebut dimatikan. Berdasarkan Keputusan Kepala BPN No. 114-II2005, bentuk sertipikat tanah mengacu kepada bentuk baru yang disepakati untuk pelaksanaan pendaftaran tanah ini. Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan bentuk sertipikat baru sebagaimana tersebut di atas, artinya bentuk sertipikat masih seperti yang ditetapkan dalam PP No. 24 Tahun 1997 jo Peraturan MNAKepala BPN No. 3 Tahun 1997. 297 Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008 di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013 Pukul 14.00 WIB. 298 Lihat Jimly Asshiddiqie, Op.Cit, hal. 3, 8, 69. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2006, mengatakan: 299 “Bentuk baru sertipikat tersebut sampai berakhirnya kegiatan Ralas belum ditetapkan oleh BPN Pusat, sehingga dalam penerbitan sertipikat hak atas tanah hasil kegiatan ajudikasi Ralas masih menggunakan bentuk sertipikat yang standar secara nasional”. Berdasarkan hasil penelitian, pemegang hak yang tercantum dalam sertipikat ajudikasi RALAS dapat dijelaskan, sebagai berikut: a. tanah dan pemiliknya ada, dibuat buku tanah dan sertipikat atas nama pemilik tersebut. Terhadap tanah yang merupakan harta bersama suami isteri maka sertipikat atas nama suami isteri yang bersangkutan; b. tanahnya ada, pemiliknya tidak ada dan telah disetujui ahli warisnya, dibuat buku tanah dan sertipikat atas nama ahli waris yang bersangkutan; c. tanahnya ada, pemiliknya tidak ada, tetapi ahli warisnya masih di bawah umur, dibuat buku tanah dan sertipikat atas nama ahli waris di bawah umur tersebut, tetapi pengelolaan tanah dilakukan oleh walinya; d. tanahnya ada, tetapi tidak ada pemilik dan ahli warisnya, hanya dibuat buku tanah, sedangkan sertipikat tidak dibuat hingga ada kejelasan; e. tanahnya ada, pemiliknya tidak ada, dan pembagian warisnya belum selesai, hanya dibuat buku tanah. Sertipikat dikeluarkan setelah ada kejelasan warisnya. Sertipikat dapat diterbitkan atas nama beberapa orang ahli waris yang bersangkutan. 299 Hasil Wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2006 di Banda Aceh, hari Senin, 25 Nopember 2013, pukul 11.00 WIB. Universitas Sumatera Utara Bidang tanah yang bermasalah dan hanya dibuatkan buku tanahnya saja, kemudian pemilik atau kuasanya talah menyelesaikan masalahnya maka pemiliknya mendaftarkan tanahnya ke Kantor Pertanahan setempat. Berdasarkan penelitian BPN aktif melakukan monitoring atas bidang-bidang tanah yang bermasalah dan belum diterbitkan sertipikatnya agar masyarakat segera menyelesaikannya. Ad.5 Tahap Penyerahan Sertipikat Penyerahan sertipikat merupakan tahap akhir dalam proses kegiatan pendaftaran tanah oleh Tim Ajudikasi. Sertipikat mempunyai manfaat dalam menjamin kepastian hukum tentang tanah yang dimilikinya. Selain manfaat pemegang hak atas tanah, Pemerintah juga mempunyai kepentingan terutama dalam rangka tertib administrasi pertanahan di Indonesia. Pihak-pihak yang memperoleh manfaat dengan diserahkannya sertipikat antara lain: 300 a. Manfaat bagi pemegang hak 1 memberikan rasa aman; 2 dapat mengetahui dengan jelas data fisik dan data yuridisnya; 3 memudahkan dalam pelaksanaan peralihan hak; 4 harga tanah menjadi lebih tinggi; 5 dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak Tanggungan; 6 penetapan Pajak Bumi dan Bangunan PBB tidak mudah keliru. b. Manfaat bagi Pemerintah 1 akan terwujud tertib administrasi pertanahan sebagai salah satu program Catur Tertib Pertanahan; 2 dapat memperlancar kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan tanah dalam pembangunan; 3 dapat mengurangi sengketa di bidang pertanahan, misalnya sengketa batas-batas tanah, pendudukan tanah secara liar. c. manfaat bagi calon pembeli atau kreditur 300 Urip Santoso, Op.Cit, hal. 295. Universitas Sumatera Utara Bagi calon pembeli atau calon kreditur dapat dengan mudah memperoleh keterangan yang jelas mengenai data fisik dan data yuridis tanah yang akan menjadi objek perbuatan hukum mengenai tanah. Senada dengan di atas, menurut Arie S. Hutagalung terlaksananya pendaftaran tanah sebagai suatu proses yang diakhiri dengan terbitnya sertipikat manfaatnya dapat dipetik oleh tiga pihak, yaitu: 301 1. pemegang hak atas tanah, yakni untuk keperluan pembuktian penguasaan haknya; 2. pihak yang berkepentingan, misalnya calon pembeli atau calon kreditur untuk memperoleh keterangan tentang tanah yang akan menjadi objek perbuatan hukumnya; 3. bagi pemerintah dalam mendukung kebijakan pertanahan dan perpajakan. Sedangkan wewenang yang dipunyai oleh pemegang hak atas tanah terhadap tanahnya, Urip Santoso membagi menjadi 2 dua bagian, yaitu: 302 1. Wewenang umum Wewenang yang bersifat umum yaitu pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk menggunakan tanahnya, termasuk juga tubuh bumi dan air dan ruang yang ada di atasnya sekadar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut UU No. 5 Tahun 1960 dan peraturan-peraturan hukum lainnya yang lebih tinggi Pasal 4 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1960. 2. Wewenang khusus Wewenang yang bersifat khusus yaitu pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk menggunakan tanahnya sesuai dengan macam hak atas tanahnya, misalnya wewenang pada tanah hak milik adalah untuk kepentingan pertanian dan atau mendirikan bangunan, wewenang pada tanah Hak Guna Bangunan adalah menggunakan tanah hanya untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya, wewenang pada tanah Hak Guna Usaha adalah menggunakan tanah hanya untuk kepentingan perusahaan di bidang pertanian, perikanan, peternakan atau perkebunan. Penyerahan sertipikat hak atas tanah dilakukan oleh Panitia Ajudikasi atau Kepala Kantor Pertanahan kepada pemilik tanah atau pihak yang diberi kuasa. Satgas Administrasi membuat Surat Undangan kepada pemilik tanah atau kuasanya untuk 301 Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah Tanah dalam Kegiatan Ekonomi, Cetakan Kedua, Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002, hal. 272. 302 Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, cet. 5, Jakarta: Kencana, 2009, hal. 87-88. Universitas Sumatera Utara penyerahan sertipikat di lokasi yang ditentukan. Undangan berisi syarat-syarat pengambilan sertipikat. Sebagai bukti bahwa sertipikat telah diserahkan, pemegang sertipikat atau kuasanya membubuhkan tanda tangan pada formulir yang disediakan. Pemilik tanah atau kuasanya menerima sertipikat termasuk perempuan pemilik tanah harus hadir dalam pertemuan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penyerahan sertipikat dilakukan oleh Tim Ajudikasi kepada pemilinya atau kuasanya, namun dilapangan ditemukan juga dimana penyerahan sertipikat dilakukan oleh tim Ajudikasi kepada Keuchik, selanjutnya Keuchik menyerahkannya kepada pemegang hak atas tanah yang namanya tercantum dalam sertipikat. Hal ini senada dengan pernyataan Bapak H.M. Ansari Yahya Keuchik Gampong Baru. 303 Berdasarkan hasil penelitian, pada saat penyerahan sertipikat oleh Tim Ajudikasi, masyarakat memperoleh penjelasan tentang hal-hal menyangkut hak dan kewajiban sebagai pemilik tanah, proses peralihan hak, dan lain-lain.

3. Penyelesaian Permasalahan dalam Rekonstruksi Pertanahan