Manual Kesepakatan Warga Pengaturan

dalam rekonstruksi pertanahan pasca tsunami di Provinsi Aceh adapun dasar hukum yang dipergunakan adalah SK Kepala BPN No. 114-II2005. 196 Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh mantan Project Manager Ralas tahun 2008, mengatakan; 197 Beberapa substansi pendaftaran tanah dalam SK Kepala BPN No. 114-II2005 terdapat perbedaan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Pengaturan yang berbeda dalam SK Kepala BPN tersebut dalam rangka memperlancar pelaksanaan pendaftaran tanah di lokasi tsunami yang kondisinya tidak normal.

a. Manual Kesepakatan Warga

Keputusan Kepala BPN No. 114-II2005 meletakkan manual kesepakatan warga pada BAB III. Masyarakat yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami di Provinsi Aceh, baik yang selamat dari bencana, ahli warisnya, anak-anak yatim, janda-janda, dan lain-lain berhak memperoleh perlindungan hukum hak-hak atas tanah yang mereka milikikuasai sebelum terjadinya bencana tersebut. Untuk itu, Pemerintah dalam hal ini melalui BPN, menyelenggarakan program pendaftaran tanah secara sistematik terhadap seluruh bidang tanah yang ada di seluruh gampong lokasi bencana tanpa dipungut biaya gratis. Pelaksanaan RALAS ini tidak terlepas dari peran aktif masyarakat yang selamat dari bencana termasuk ahli waris, anak yatim melalui walinya, janda untuk membantu atau bersama-sama mengidentifikasi batas-batas bidang tanah dan kepemilikan tanah baik tanah yang dimilikinya maupun 196 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh mantan Project Manager Ralas tahun 2006 hari Senin tanggal 25 Nopember 2013 Pukul 11.00 WIB 197 Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh mantan Project Manager Ralas tahun 2008 hari Selasa tanggal 26 Nopember 2013 Pukul 11.00 WIB Universitas Sumatera Utara bidang tanah tetanggawarga lainnya. Kesepakatan warga atas batas bidang tanah dibuat dalam bentuk peta peta disediakan oleh BPN dan juga memberikan tanda batas bidang berupa patok batas patok disediakan oleh BPN. Program ini ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian hukum pemilikan hak atas tanah kepada masyarakat di seluruh gampong yang menjadi lokasi bencana gempa bumi dan tsunami sebagaimana sebelum terjadinya bencana. Pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan gampong demi gampong. Artinya, pendaftaran tanah dilakukan pada seluruh bidang tanah di lokasi tersebut. Pendaftaran tanah di suatu gampong akan diselesaikan dalam waktu 60 hari, terhitung sejak PanitiaTim Ajudikasi turun ke lapangan setelah sebelumnya menerima pengajuan pendaftaran tanah dari Keuchik yang gampongnya memperoleh giliran pendaftaran tanah. Pemilik hak atas tanah, ahli waris atau wali, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama dalam memperoleh pelayanan pendaftaran tanah, termasuk hak perempuan atas tanah dan kelompok rentan lainnya. Peran BPN adalah memberikan pengakuan hak legal approval terhadap bidang-bidang tanah yang sudah memiliki kejelasan subjek dan objeknya. Oleh karena itu, pendaftaran tanah ini mensyaratkan adanya partisipasi masyarakat dalam mengidentifikasi batas bidang tanah dan kepemilikannya. Tahapan kegiatan pendaftaran tanah dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: tahap penentuan lokasi prioritas yang dilakukan oleh BPN bersama-sama dengan BRR; tahap kesepakatan warga; dan tahap pendaftaran tanah oleh BPN. Ketiga tahap tersebutlah yang dijabarkan dalam Keputusan Kepala BPN No. 114-II2005. Universitas Sumatera Utara Program RALAS ditujukan untuk pemilik tanah atau ahli warisnya yang menguasaimemiliki bidang tanah yang terletak di gampong yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami. Program ini dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dengan target seluruhnya 600.000 bidang tanah. Semua gampong di lokasi bencana dan sekitarnya akan mendapatkan giliran untuk pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah secara sistematik. Namun demikian, prioritas lokasi diutamakan kepada gampong yang telah mencapai kesepakatan warga. Berdasarkan penelitian kegiatan pendaftaran tanah di lokasi bencana gempa bumi dan tsunami hanya dilaksanakan sampai tahun 2008. Setiap tahun BPN bersama-sama dengan BRR menetapkan lokasi gampong yang mendapat giliran, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan berbagai masukan dari pihak-pihak terkait. Hasil penetapan lokasi ini diumumkan secara terbuka di berbagai media yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahuinya secara cepat misalnya melalui: brosur, surat kabar, radio, televisi, website, dan pemberitahuan langsung kepada Keuchik. Melalui pengumuman ini masyarakat di gampong yang dimaksud dapat segera memanfaatkan peluang tersebut. Dari sejumlah gampong yang sedang memperoleh giliran tersebut, pelaksanaan pendaftaran tanah di lapangan akan mendahulukan gampong yang lebih dahulu menyelesaikan atau mencapai kesepakatan warga. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H.M. Ansari Yahya, Keucik Kampong Baru, Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh, menyatakan: 198 “Penetapan lokasi pendaftaran tanah pasca bencana di Gampong Baru, dilakukan oleh BPN. Tim Ajudikasi memberitahukan langsung kepada saya selaku Keuchik, kemudian saya menyampaikannya pemberitahuan tersebut kepada warga untuk bersiap dan membantu kelancaran pendaftaran tanah tersebut”. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager Ralas tahun 2008, mengatakan; 199 Kegiatan Ralas dilaksanakan sampai tahun 2008, sedangkan tahun 2009 hanya melakukan penyelesaian sisa kegiatan tahun sebelumnya dan kegiatan evaluasi serta penyiapan laporan, termasuk laporan akhir kegiatan Ralas dalam rankga berakhirnya masa kerja BRR.

a. Langkah-langkah Untuk Membangun Kesepakatan Warga