Upaya Penanggulangan Dampak Bencana

kegiatan RALAS, dikarena sulitnya Tim Ajudikasi turun ke lokasi bencana untuk melaksanakan proses pendaftaran tanah. 111 Infrastruktur pertanahan seperti gedung Kantor Wilayah BPN Provinsi Aceh mengalami kerusakan berat sedangkan gedung Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh hancur total, termasuk rusakhilangnya dokumen pertanahan mengakibatkan pelayanan terhadap pertanahan terhambat. 112 Moda transportasi yang dimiliki oleh BPN seperti: mobil dinas, sepeda motor dinas hilanghancur terkena tsunami sehingga perlu pengadaan yang memerlukan biaya besar dan waktu yang lama. 113 Aspek pemerintahan antara lain meliputi aparatur, sarana prasarana pemerintahan, batas administrasi. Kerusakan yang dialami oleh BPN di Provinsi Aceh pada aspek pemerintahan, antara lain: meninggalnya pejabatstaf BPN sebanyak 40 orang, 6 enam kantor hancur atau rusak parah termasuk perlengkapan survei, peralatan, komputer, buku tanah, dokumen-dokumen pertanahan serta terhambatterhentinya pelayanan pertanahan kepada masyarakat. Kondisi tersebut mempengaruhi terhadap pelaksanaan rekonstruksi pertanahan di Provinsi Aceh. 114

2. Upaya Penanggulangan Dampak Bencana

111 Hasil wawaancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh mantan Project Manager Ralas tahun 2008 tanggal 25 Maret 2014, Pukul 10.00 Wib. 112 Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Aceh, di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013, pukul 11.00 WIB. 113 Ibid. 114 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usahan Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager Ralas Tahun 2006, di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013, Pukul 11.00 Wib. Universitas Sumatera Utara Upaya penanggulangan dampak bencana dilakukan melalui pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan kondisi masyarakat dan wilayah Aceh. Upaya penanggulangan dampak bencana tersebut dilakukan secara sistematis, menyeluruh, efisien dalam penggunaan sumberdaya dan efektif dalam memberikan bantuan kepada kelompok korban. Upaya penanggulangan dan pemulihan tersebut dilakukan dengan pendekatan secara utuh dan terpadu melalui 3 tiga tahapan, yaitu tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi yang harus berjalan secara bersamaan dalam pelaksanaan penanggulangan dampak bencana, lihat gambar di bawah ini: 115 Gambar II.2. Tahapan Penanggulangan Dampak Bencana Alam Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi Aceh dan Nias, Sumatera Utara. Sumber: Republik 115 Republik Indonesia, Op. Cit, hal. 2-9. Universitas Sumatera Utara Indonesia, Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara, Buku Utama, Jakarta: Maret 2005, hal. 2- 13. Penelitian ini terfokus pada tahapan rekonstruksi yaitu berkaitan dengan rekonstruksi pertanahan pasca tsunami. Namun demikian secara umum diuraikan juga penanggulangan dampak bencana pada tahap tanggap darurat 116 dan rehabilitasi, 117 Tahap tanggap darurat bertujuan menyelamatkan masyarakat yang masih hidup, mampu bertahan dan segera terpenuhinya kebutuhan dasar yang paling minimal. Sasaran utama dari tahap tanggap darurat ini adalah penyelamatan dan pertolongan kemanusiaan. Dalam tahap tanggap darurat ini, diupayakan pula penyelesaian tempat penampungan sementara yang layak, serta pengaturan dan pembagian logistik yang cepat dan tepat sasaran kepada seluruh korban bencana yang masih hidup. Saat bencana baru saja terjadi, tahap tanggap darurat ditetapkan selama 6 bulan setelah bencana, namun demikian, setelah ditetapkannya Inpres No. 1 Tahun 2005, tahap tanggap darurat ini kemudian diperpendek menjadi 3 bulan dan berakhir pada tanggal 26 Maret 2005. karena kedua tahapan ini akan mempengaruhi tahapan rekonstruksi pertanahan. 116 Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. Pasal 1 angka 10 UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 117 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. Universitas Sumatera Utara Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Bakornas PBP yang diketuai oleh Wakil Presiden telah mengkoordinasikan upaya-upaya kedaruratan pada tahap tanggap darurat yang mencakup: 118 1. secepatnya menolong korban yang masih hidup; 2. secepatnya mengubur jenazah-jenazah korban; 3. secepatnya memperbaiki sarana dan prasarana dasar agar mampu memberikan pelayanan yang memadai untuk para korban. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2006, pada tahap tanggap darurat, telah melaksanakan kegiatan pertanahan dalam program pemulihan pasca bencana di Provinsi Aceh secara integral dan holistik dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: 1. kegiatan penyelamatan personil; 2. kegiatan penyelamatan dokumen administrasi umum dan pertanahan; 3. kegiatan penyelamatan sarana dan prasarana; 4. kegiatan pembukaan pelayanan pertanahan terbatas di posko; 5. kegiatan perawatan dan migrasi datadokumen pertanahan di posko; 6. kegiatan pembukaan kembali kantor dan pelayanan pertanahan optimal. 119 Tahap rehabilitasi 120 118 Republik Indonesia, Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara, Maret 2005, hal. 2-11. bertujuan mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan dan infrastruktur yang mendesak dilakukan untuk menindaklanjuti tahap 119 Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Mantan Project Manager RALAS tahun 2006 di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013, pukul 11.00 WIB. Universitas Sumatera Utara tanggap darurat, seperti rehabilitasi mesjid, rumah sakit, infrastruktur sosial dasar serta prasarana dan sarana perekonomian yang sangat diperlukan. Sasaran utama dari tahap rehabilitasi ini adalah untuk memperbaiki pelayanan publik hingga pada tingkat yang memadai. Dalam tahap rehabilitasi ini, juga diupayakan penyelesaian berbagai permasalahan yang terkait dengan aspek hukum melalui penyelesaian hak atas tanah, dan yang terkait dengan aspek psikologis melalui penanganan trauma korban bencana. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008, pada tahap ini, BPN telah melaksanakan beberapa langkah kegiatan pertanahan sebagai berikut: 121 1. kegiatan penyiapan personil, 2. kegiatan penyiapan sarana dan prasarana, 3. kegiatan penyediaan peralatan teknis dan teknologi, 4. kegiatan penyiapan data yuridis dan data fisik, 5. kegiatan perawatan dan penyelamatan dokumen pertanahan.

C. Rekonstruksi Pertanahan