Dasar Struktur Lembaga Rekonstruksi Pertanahan

B. Struktur Lembaga Rekonstruksi Pertanahan

Sebagaimana telah diuraikan pada Bab I, bahwa dalam upaya memberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum di bidang pertanahan sebagai dampak dari bencana alam gempa bumi dan tsunami di Provinsi Aceh, pemerintah melalui BPN melaksanakan rekonstruksi pertanahan. Rekonstruksi pertanahan pasca tsunami di Provinsi Aceh dilakukan melalui penyelenggaraan program pendaftaran tanah secara sistematik 263 terhadap seluruh bidang tanah di seluruh gampong di lokasi bencana tsunami yang dilaksanakan melalui kegiatan RALAS. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik di lokasi tsunami, RALAS melibatkan Kantor Pertanahan KabupatenKota yang menjadi lokasi kegiatan dan dibantu oleh Panitia Ajudikasi 264

1. Dasar

Pembentukan RALAS dan Panitia Ajudikasi di mana berdasarkan Pasal 8 PP No. 24 Tahun 1997, Panitia Ajudikasi dibentuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. RALAS sebagai pelaksana rekonstruksi pertanahan pasca tsunami di Provinsi Aceh merupakan kerangka kebijakan dari Pemerintah BPN untuk merekonstruksi hak atas tanah di Provinsi Aceh atau sebagai suatu usaha 263 Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftarn tanah pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan Pasal 1 ayat 10 PP No. 24 Tahun 1997. 264 Ajudikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya Pasal 1 ayat 8 PP No. 24 Tahun 1997. Universitas Sumatera Utara pengembalian sebagaimana keadaan semula semua unsur-unsur perangkat organisasi dan manajemen yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan pemerintah di bidang pertanahan dengan mengerahkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan rekonstruksi pertanahan. RALAS dan Panitia Ajudikasi dibentuk oleh Kepala BPN melalui Surat Keputusan Kepala BPN. Penetapan pelaksana kegiatan RALAS dan Panitia Ajudikasi Ralas, ditetapkan setiap tahun anggaran, yaitu tahun anggaran 2005, 2006 dan 2008. Penetapan pelaksana kegiatan RALAS setiap tahun anggaran dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan situasi dan kondisi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan rekonstruksi pertanahan serta karena adanya perubahan struktur dan petugas pelaksana. Dasar pembentukan pelaksana kegiatan RALAS dan Panitia Ajudikasi sebagai berikut: a. Keputusan Kepala BPN Nomor 136-X-2005 tentang Penunjukan Tenaga PengelolaPelaksana pada Kegiatan Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan RALAS Tahun Anggaran 2005, tanggal 18 Juli 2005. b. Keputusan Kepala BPN Nomor 132.A-III-2005 tentang Pembentukan Tim Ajudikasi dalam Rangka Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2005, tanggal 15 Juli 2005. c. Keputusan Kepala BPN Nomor 28-IX-2006 tentang Struktur Organisasi dan Penunjukan Tenaga PengelolaPelaksana Kegiatan Recontruction of Aceh Universitas Sumatera Utara Land Administration System RALAS Tahun Anggaran 2006, tanggal 6 Pebruari 2006. d. Keputusan Kepala BPN RI Nomor 148-III-2006 tentang Pembentukan PanitiaTim Ajudikasi dalam Rangka Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh RALAS di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2006, tanggal 1 Juni 2006. e. Keputusan Kepala BPN RI Nomor 12-III-2008 tentang Pembentukan Struktur Pengelolaan dan Penunjukan PengelolaPelaksana Kegiatan Recontruction of Aceh Land Administration System RALAS Tahun Anggaran 2008, tanggal 25 Januari 2008. f. Keputusan Kepala BPN RI Nomor 20-III-2008 tentang Pembentukan Struktur Pengelolaan dan Penunjukan PengelolaPelaksana Kegiatan Recontruction of Aceh Land Administration System RALAS Tahun Anggaran 2008, tanggal 1 Pebruari 2008. g. Keputusan Kepala BPN RI Nomor 13-III-2008 tentang Pembentukan PanitiaTim Ajudikasi dalam Rangka Rekonstruksi Sistem Administrasi Pertanahan Aceh RALAS di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara Aceh Tahun 2008, tanggal 25 Januari 2008. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPN tersebut di atas, dalam struktur RALAS melibatkan Pejabat dan pegawai dari BPN Pusat, Kanwil BPN Provinsi Aceh dan Kantor Pertanahan KabupatenKota yang menjadi lokasi kegiatan RALAS. Pada jajaran pimpinan pusat dari internal BPN, Kepala BPN menjabat sebagai Ketua Universitas Sumatera Utara Executing Agency dan Deputi Informasi Pertanahan ditunjuk sebagai penanggung jawab kebijakan teknis RALAS, dibantu oleh Tim Direktorat Teknis BPN Pusat dan Tim Biro Pusdiklat BPN Pusat. Untuk mengkoordinir pelaksanaan pada tingkat pusat dibentuk Unit Kendali Manajemen Proyek yang selanjutnya disebut Direktur RALAS. Untuk kepentingan koordinasi antara pimpinan pusat dengan daerah ditunjuk Kakanwil BPN Provinsi Aceh, di mana Kakanwil BPN Provinsi Aceh juga merangkap sebagai wakil ketua Panitia Pengarah Steering Commettee dan sebagai pengelola anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran. Tingkat operasional daerah, dibentuk Unit Pelaksana Kegiatan UPK atau disebut Project Manager RALAS. Dalam pelaksanaannya Project Manager RALAS dibantu oleh Panitia Ajudikasi yang bekerjasama dengan Tim Kendali Mutu dan Tim Pembukuan Hak. Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota di lokasi RALAS juga ikut dilibatkan untuk membantu kegiatan RALAS, dan Tim Kendali Mutu serta Tim Pembukuan Hak berasal dari pejabatpetugas Kantor Pertanahan setempat. Dalam operasionalnya pelaksana RALAS dibantu dan berkordinasi dengan BRR NAD-Nias, Panitia Pengarah Provinsi dan Bank Dunia sebagai Patner Agency serta MDTFANS sebagai donor. Berdasarkan kajian, RALAS merupakan suatu lembaga pelaksana kegiatan. Dikatakan RALAS sebagai suatu lembaga pelaksana kegiatan karena RALAS mempunyai struktur tersendiri dan mempunyai jaringan dalam melakukan koordinasi dengan semua instansi atau pihak-pihak yang terkait dengan rehabilitasi dan Universitas Sumatera Utara rekonstruksi termasuk rekonstruksi pertanahan pasca bencana tsunami di Provinsi Aceh. Selama pelaksanaan RALAS, Kepala BPN telah 3 tiga kali membentuk menunjuk PanitiaTim Ajudikasi untuk melaksanakan pendaftaran tanah pasca tsunami di Provinsi Aceh yaitu melalui Surat Keputusan Kepala BPN Nomor 132.A- III-2005, Nomor 148-III-2006 dan Nomor 13-III-2008. Panitia Ajudikasi RALAS yang bertugas di berbagai KabupatenKota se Provinsi Aceh berasal dari pegawai BPN seluruh Indonesia. Kebijakan tersebut tepat dilakukan karena keterbatasan pegawai di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Aceh baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan juga karena banyak pegawai di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Aceh yang meninggal dunia atau trauma sebagai dampak dari bencana. Penunjukan PanitiaTim Ajudikasi yang bertugas di Provinsi Aceh dalam rangka kegiatan RALAS baik dari segi kewenangan maupun dari segi strukturnya telah sesuai dengan Pasal 8 ayat 2 PP No. 24 Tahun 1997 jo Pasal 50 Keputusan MNAKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. Unsur-unsur Panitia Ajudikasi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II, anggota dan satgas yuridis serta satgas fisik. Dari segi anggota Panitia Ajudikasi terdapat perbedaan antara Panitia Ajudikasi yang diatur dalam Pasal 8 ayat 2 PP No. 24 Tahun 1997 dengan Panitia Ajudikasi RALAS. Dalam PP No. 24 Tahun 1997, salah satu anggota Panitia adalah Kepala Desa yang bersangkutan dan atau seorang Pamong Gampong yang ditunjuk. Sedangkan dalam Panitia Ajudikasi RALAS unsur dari Gampong dapat terdiri dari; Keuchik atau Sekretaris Gampong, Kepala Jurong, Sekretaris Gampong, unsur Universitas Sumatera Utara Imeum Mukim, unsur Tuha Peut Gampong Imeum MeunasahUlama Gampong. Kebijakan penunjukan anggota Panitia Ajudikasi RALAS oleh Kepala BPN tersebut merupakan hal yang wajar dan tepat. Hal ini mengingat komplitnya permasalahan pertanahan pasca bencana di mana mereka yang berasal dari unsur gampong lebih memahami permasalah di gampongnya serta juga pertimbangan kearifan lokal adat, budaya dan syari’at. Penunjukan tersebut tidak bertentangan dengan Pasal 50 Keputusan MNAKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 yang apabila dipandang perlu dapat menambah keanggotaan misalnya anggota tetua adat, kepala dusun, atau kepala lingkungan setempat. Berdasarkan Pasal 53 Keputusan MNAKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kepala Kantor Pertanahan berwenang menandatangani buku tanah dan sertipikat serta mengesahkan peta pendaftaran. Berdasarkan kajian, dalam Keputusan Kepala BPN Nomor 132.A-III-2005 tanggal 15 Juli 2005 dan Nomor 148-III-2006 tanggal 1 Juni 2006 tidak disebutkan dengan tegas tentang kewenangan Ketua Panitia Ajudikasi untuk penandatanganan buku tanah dan sertipikat serta pengesahan peta pendaftaran. Sedangkan dalam Surat Keputusan Kepala BPN RI Nomor 13-III-2008 tanggal 25 Januari 2008 secara tegas menetapkan bahwa Ketua Panitia Ajudikasi RALAS berwenang untuk penandatanganan buku tanah dan sertipikat serta pengesahan peta pendaftaran. Berdasarkan hasil penelitian, sertipikat hak atas tanah yang dibuat oleh Panitia Ajudikasi RALAS tahun 2005 dan 2006 ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan, sedangkan pada tahun 2008 ditandatangani oleh Universitas Sumatera Utara Ketua PanitiaTim Ajudikasi. Hal ini sesuai wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager Ralas Tahun 2006. 265

2. Keterlibatan Pihak-pihak Lain dalam Kegiatan RALAS