Gambar III.2. Diagram Alur Proses Pendaftaran Tanah Secara Sistematis Berbasis Masyarakat
Peran BPN dalam pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematis berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Tim ajudikasi di lokasi tsunami sebagaimana
digambarkan dalam diagram alur tersebut di atas, secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tahap Penetapan Lokasi
BPN membuat daftar usulan mengenai gampong yang menjadi lokasi prioritas untuk kemudian dibahas bersama BRR dalam suatu rapat koordinasi. Penentuan
gampong diprioritaskan pada gampong yang sudah mencapai kesepakatan warga mengenai batas-batas bidang tanah dan kepemilikannya.
Rapat koordinasi BPN dan BRR harus melakukan koordinasi dengan program lain, donor lain dan LSMNGO yang memiliki kegiatan yang sama terutama terkait
dengan proses kesepakatan warga. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Aceh, bahwa koordinasi dengan LSMNGO terutama
LSMNGO yang membangun perumahan di lokasi objek ajudikasi sangat penting dilakukan dalam rangka menghindari tumpang tindih antara objek pensertipikatan
tanah dengan objek pembangunan perumahan.
279
Penetapan mengenai gampong lokasi pendaftaran tanah ditetapkan melalui surat keputusan penetapan lokasi oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Aceh.
279
Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Aceh, di Banda Aceh, hari Selasa, 19 November 2013, pukul 11.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota juga dapat menetapkan lokasiblok yang akan dilaksanakan rekonstruksi pemilikan dan penguasaan tanah di setiap gampong
berdasarkan aspirasi masyarakat setempat.
280
Daftar gampong prioritas dan informasi tentang rencana pendaftaran tanah lainnya harus dideseminasikan melalui berbagai media yang dapat dijangkau oleh
masyarakat. Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008, mengatakan:
281
“Daftar gampong prioritas dan informasi tentang rencana pendaftaran tanah dideseminasikan melalui surat kabar, radio, jaringan LSMdonor, website,
leaflet, selebaran, dan bentuk lain yang dipandang sesuai dengan kondisi di lapangan”.
b. Tahap Kesepakatan Warga
Tahap ini, BPN menyebarluaskan manual kesepakatan warga yang akan digunakan oleh masyarakat gampong sebagai panduan dalam pelaksanaan
membangun kesepakatan warga dimaksud. Penyebarluasan manual kesepakatan warga kepada masyarakat dapat dikatakan sebagai bentuk sosialiasi yang dilakukan
oleh BPN. Terhadap kegiatan tersebut sebagian responden mengatakan: pada saat pembagian manual kesepakatan warga, BPN juga menjelaskan secara rinci tentang
maksud dan tujuan serta manfaat dari manual kesepakatan warga tersebut. Namun disayangkan, karena kurangnya informasi dari BPN tentang pelaksanaan acara
280
Pasal 2 ayat 2 Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nomor 57-VII-2005 tanggal 6 April 2005, tentang Kelompok Masyarakat Sadar Tertib Pertanahan di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
281
Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kota Banda Aceh Mantan Project Manager RALAS tahun 2008, di Banda Aceh, hari Senin, 18 November 2013, pukul 11.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
pertemuan tersebut, maka banyak warga yang tidak siap untuk menghadirinya. Hal ini karena masyarakat terutama pemilik tanah atau ahli warisnya tidak atau terlambat
mengetahui adanya kegiatan yang dilakukan oleh Panitia Ajudikasi di gampong mereka.
BPN menunjuk fasilitator yang mendampingi masyarakat dalam membangun kesepakatan warga terhadap gampong yang tidak terdapat bantuan dari program lain
yang berkaitan dengan kesepakatan warga atau pemetaan partisipatif. BPN memberikan pelatihan kepada seluruh fasilitator kesepakatan warga, baik
yang ditunjuk oleh BPN maupun program lain. BPN menyediakan kelengkapan berupa formulir isian Surat Pernyataan Pemasangan Tanda Batas dan Penguasaan
Fisik SPPTBPF, dan peta dasar yang didasarkan pada citra satelit untuk dipergunakan dalam membangun kesepakatan warga oleh masyarakat.
BPN menyediakan biaya proses kesepakatan warga untuk gampong yang telah ditetapkan untuk tahun yang bersangkutan dan yang tidak memperoleh bantuan dari
program lain. Biaya proses kesepakatan warga antara lain biaya-biaya yang diperlukan dalam rangka penyuluhan atau sosialisasi dan penyebarluasan manual
kesepakatan warga, penyediaan patok batas tanah, peta dasar, dan formulir yang perlu diisi oleh pemilik tanah atau ahli warisnya, serta biaya pelatihan bagi fasilitator.
Anggaran yang diperlukan bersumber dari APBN yang berada dalam DIPA Daftar
Universitas Sumatera Utara
Isian Perincian Anggaran Kanwil BPN Provinsi Aceh yang dialokasikan setiap tahun berjalan.
282
Setiap pemilik tanah diharuskan mengisi formulir SPPTBPF untuk setiap bidang tanah yang dimilikinya, dengan diketahui oleh pemilik bidang tanah yang
berbatasan sebagai saksi, dan disahkan oleh Keuchik. Seseorang yang memiliki dua bidang tanah maka yang bersangkutan mengisi dua formulir SPPTBPF, dan demikian
seterusnya. Berdasarkan wawancara dengan Bapak M. Jamin, mengatakan:
283
“Masyarakat terkendala dalam hal mengisi formulir SPPTBPF yaitu terhadap pemilik tanah yang telah meninggal dunia. Namun kendala ini dapat diatasi
setelah melakukan koordinasi dengan BPN yang menyatakan bahwa jika pemilik bidang tanah sudah tidak ada lagi, maka formulir diisi oleh ahli waris
yang sah yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan pewarisan dari Keuchik atau Imam Meunasah di gampong”.
Ahli waris yang belum dewasa, maka pengisian formulir SPPTBPF dilakukan
oleh walinya yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan perwalian dari Imeum Meunasah dan Keuchik serta penetapan Mahkamah Syari’ah. Untuk kepentingan
penetapan perwalian, Mahkamah Syari’ah mengadakan persidangan di luar kantor atau di gampong dengan waktu yang disepakati bersama. Untuk kepentingan ini,
masyarakat tidak dipungut biaya apapun. Keuchik harus secara aktif mendata berapa orang yang memerlukan penetapan perwalian dari Mahkamah Syari’ah.
282
Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil BPN Provinsi Aceh Mantan Project Manager tahun 2006, hari Senin, 25 November 2013, pukul 11.00 WIB.
283
Hasil Wawancara dengan Bapak M. Jamin, warga masyarakat Mantan Keuchik Gampong Pulot Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, di Pulot, hari Minggu, tanggal 8 Juni 2014, pukul
14.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Mirana Keuchik Gampong Lampisang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar, menyatakan:
284
“Dalam rangka mendapatkan pengesahan perwalian untuk ahli waris yang masih di bawah umum, Keuchik bersama-sama dengan perangkat gampong
lainnya aktif mendata ahli waris yang memerlukan penetapan ahli waris oleh Mahkamah Syari’ah Kabupaten Aceh Besar. Selanjutnya menyampaikan
kepada Mahkamah Syari’ah dan menyepakati waktu pelaksanaan sidang Mahkamah Syari’ah yang dilaksanakan di gampong mereka”.
BPN memastikan gampong yang memperoleh giliran dapat segera
menyelesaikan kesepakatan warga dan mengajukan usulan kepada Kantor Pertanahan selambat-lambatnya hari ke-30 tiga puluh terhitung waktu pelaksanaan kesepakatan
warga disepakati. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar, bahwa penyelesaian kesepakatan warga dan pengajuan
usulan ke Kantor Pertanahan dalam limit waktu 30 tiga puluh hari sangat penting diperhatikan oleh warga masyarakat. Oleh karena itu, BPN telah memerintahkan
kepada petugasnya untuk pro aktif dalam memonitoring pencapaian kesepakatan warga tersebut.
285
Output tahap kesepakatan warga yang dilaksanakan oleh masyarakat adalah patok tanda batas bidang tanah yang sudah terpasang untuk setiap bidang tanah di
gampong dimaksud, formulir SPPTBPF yang sudah terisi, peta bidang tanah berbentuk sketsa yang dibuat masyarakat dan daftar pemilikan bidang tanah. Output
ini merupakan dasar bagi BPN untuk melaksanakan kegiatan ajudikasi lebih lanjut.
284
Hasil Wawancara dengan Bapak Mirana, Keuchik Gampong Lampisang Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar, hari Senin, tanggal 16 Juni 2014, pukul 10.00 WIB.
285
Hasil Wawancara dengan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Besar, di Jantho, hari Rabu, 20 November 2013, pukul 11.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Salamuddin, Keuchik Gampong Pulot Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar:
286
“Setelah adanya kesepakatan warga pemilik tanahahli waris melalui Keuchik dalam waktu segera menyampaikan hasil kesepakatan warga tersebut kepada
BPN dan BPN menanggapinya dengan menentukan jadwal pelaksanaan pemetaan dan pengukuran di gampong kami. Dalam penentuan jadwal BPN
menyepakati pelaksanaannya dengan warga melalui Keuchik”.
Berdasarkan hasil kajian upaya yang dilakukan oleh Mahkamah Syari’ah
dalam penetapan perwalian bagi ahli waris yang belum dewasa yang dilakukan di lokasi atau gampong merupakan suatu terobosan dan tidak pernah dilakukan
apabila dalam kondisi normal dan hal tersebut sangat efektif serta dapat memperlancar proses pelaksanaan pendaftaran tanah oleh Tim Ajudikasi RALAS.
c. Tahap Kegiatan Pendaftaran Tanah