Nilai sosial dan budaya Nilai kesejahteraan

mengenal pelarangan kawin semarga, maka orang Mandailing tidaklah mengenal pelarangan kawin semarga. Hal inilah yang menyebabkan marga orang Batak bertambah banyak, karena setiap ada kawin semarga, maka mereka membuat marga yang baru. Di lain pihak orang-orang dari etnis Mandailing apabila terjadi perkawinan semarga, maka mereka hanya berkewajiban melakukan upacara korban, berupa ayam, kambing atau kerbau, tergantung status sosial mereka di masyarakat, namun aturan adat itu sekarang tidak lagi dipenuhi, karena nilai-nilai status sosial masyarakat Mandailing sudah banyak berubah, terutama di perantauan. Berdasarkan hal ini tergambar suatu pergeseran budaya AngkolaMandailing yang mengarah pada keterancamankepunahan suatu leksikon bahasa itu sendiri.

5.6.2 Nilai sosial dan budaya

Nilai sosial dan budaya yang terdata dari leksikon ekoagraris dalam bahasa AngkolaMandailing di Kecamatan Sayurmatinggi terungkap melalui salah satu leksikon nama tumbuhan obat di sekitar sawah dan ladang yaitu bargot enau. Bargot adalah nama pohon yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi bagi masyarakat AngkolaMandailing dan, pohon tersebut seluruh bagiannya memiliki manfaat dan sarat budaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat itu sendiri. Persepsi salah satu informan bahwa pohon bargot adalah pohon pengorbanan dari bentuk kecintaan seorang perempuan cantik terhadap ibotona saudara laki-lakinya. Pohon bargot ini merupakan wujud dari seorang gadis boru daulay yang berkorban untuk membayar hutang saudara laki-lakinya, sehingga jika pohon ini diagat mengambil nira maka terlebih dahulu harus Universitas Sumatera Utara berdendang-dendang agar airnya banyak. Air nira dapat dijadikan gula, buahnya dapat dijadikan manisan, ijuk sebagai sapu, dan daunnya yang muda merupakan lambang atau ciri khas yang ditempelkan di rumah baru atau acara horja siriaon pesta pernikahan yang disebut gaba-gaba. Dari uraian tersebut, pohon bargot sangat bernilai buat masyarakat AngkolaMandailing. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Surbakti 2012:153 dalam temuannya pada leksikon ekologi kesungaian. Hasil pengujian pemahaman guyub tutur bahasa AngkolaMandailing dalam tiga generasi usia terhadap leksikon bargot dari seluruh kategori menunjukkan jumlah pemaham JP 75 100, hal ini membuktikan bahwa sampai saat ini masyarakat AngkolaMandailing khususnya masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi masih mengenal, melihat, dan menggunakan pohon bargot. Sekarang pohon bargot sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat untuk membuat usaha golo bargot gula aren yang dikenal dengan gulo Mandailing.

5.6.3 Nilai kesejahteraan

Sawah dan ladang beserta isinya merupakan lambang kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Kecamatan Sayurmatinggi. Sawah yang terbentang luas, tanah yang subur merupakan faktor produksi pertanian yang penting, air irigasi yang mengairi persawahan, dan tanaman yang menghijau merupakan nilai kesejahteraan utama bagi masyarakat Kecamatan Sayurmatinggi. Jenis padi sawah yang beragam dan tanaman ladang yang berlimpah merupakan aset terbesar di wilayah ini. Disisi lain kolam-kolam ikan di pinggir sawah dapat menghasilkan ikan yang banyak jenisnya, salah satunya dikenal dengan ikan sale atau limbat Universitas Sumatera Utara yang merupakan gulai ikan khas Mandailing yang menambah masukan buat guyub AngkolaMandailing. Tumbuhan obat di sekitar sawah dan ladang yang terdata mencapai 72 leksikon dengan jumlah pemaham JP 2678 94,28 merupakan kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Dengan demikian semuanya merupakan lambang kesejahteraan yang dianugrahkan Tuhan buat guyub AngkolaMandailing.

5.7 Kearifan Lingkungan melalui Leksikon Ekoagraris dalam Bahasa