bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.
2.1.4.2 Kearifan Lingkungan.
Handayani 2012: 17 adalah pengetahuan yang ada sejak periode yang berevolusi bersama-sama masyarakat dan lingkungannya dalam
sistem lokal yang sudah dialami bersama-sama. Proses ini sangat panjang sehingga melekat dalam kehidupan masyarakat dan menjadi kearifan lokal
sebagai sumber eneri potensial dari sistem penegtahuan kolektif masyarakat untuk hidup bersama secara dinamis dan damai. Pengertian ini
melihat kearifan lokal tidak sekadar sebagai landasan perilaku seseorang, melainkan mampu mendinamisasi kehidupan masyarakat penuh keadaban
Prinst 2004: 69 juga mengatakan bahwa lingkungan hidup kayu dapat diambil untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
diperdagangkan. Karena jika diperdagnagkan akan dapat menyebabkan keserakahan masyarakat yang ingin mengambil kayu. Namun hal itu dapat
juga dilakukan jika ada gantinya dengan menanam pohon dan hasilnya dapat diperjualbelikan.
Jenis kearifan lokal menurut Sibarani 2012: 133 yang menagndung nilai-nilai budaya antara lain: 1 kesejahteraan, 2 kerja
keras, 3 disiplin, 4 pendidikan, 5 kesehatan, 6 gotong royong, 7 pengelolaan gender, 8 pelestarian dan kreativitas budaya, 9 peduli
lingkungan, 10 kedamaian, 11 kesopansantunan, 12 kejujuran, 13 kesetiakawanan sosial, 14 kerukunan dan penyelesaian konflik, 15
komitmen, 16 pikiran posistif dan rasa syukur.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Ekolinguistik
Ekolinguistik mengkaji interaksi bahasa dengan ekologi pada dasarnya ekologi merupakan kajian saling ketergantungan dalam suatu sistem. Ekologi
bahasa dan ekologi memadukan lingkungan, konservasi, interaksi, dan sistem bahasa.
Ekolinguistik adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji lingkungan dan bahasa. Ekolinguistik merupakan ilmu bahasa interdisipliner, menyanding ekologi
dan linguistik Mbete, 2008:1. Ekolinguistik adalah studi hubungan timbal balik yang bersifat fungsional.
Dua parameter yang hendak kita hubungkan adalah bahasa dan lingkungan. Bergantung pada perspektif yang digunakan baik ekologi bahasa maupun bahasa
ekologi. Kombinasi keduanya menghasilkan kajian ekolinguistik. Ekologi bahasa mempelajari dukungan pelbagai sistem bahasa yang diperkenalkan bagi
kelangsungan makhluk hidup, seperti halnya dengan faktor-faktor yang memengaruhi kediaman tempat bahasa-bahasa dewasa ini.
Dinamika perubahan sosiokultural, sosioekonomis, sosioekologis, dan sosiolinguistik terjadi sangat cepat merasuk ke relung-relung jiwa warga etnik di
banyak wilayah tanah air Aron, 2010. Masyarakat tradisional berbasis etnik Indonesia setingkat jauh lebih dinamis daripada yang diperkirakan umum,
sebagaimana negara berkembang lainnya Dove, 1985. Dalam The Ecology of Language Shift, Mickey dalam Fill dan
Muhlhausler, 2001:67 menjelaskan bahwa pada dasarnya ekologi merupakan kajian saling ketergantungan dalam suatu sistem. Dalam ekologi bahasa, konsep
Universitas Sumatera Utara