Leksikon ekoagraris yang digunakan oleh masyarakat di kecamatan sayurmatinggi

Tabel 5.19 Prefiks mang – mar – mam – dan Sman No Nomina Glos Verba glos ajektiva glos 1 katapel ketapel magkatapel mengkata pel 2 pike alat penangkap burung marpike memikat burung 3 pulut alat penangkap burung dari getah kayu mamulut menangkap burung dengan getah kayu 4 sambat alat penangkap burung dari talibenang manyambat menangkap burung dengan talibenang 5 ultop alat penangkap burung terbuat dari bamboo

5.2 Pembahasan

5.2.1 Leksikon ekoagraris yang digunakan oleh masyarakat di kecamatan sayurmatinggi

Leksikon ekoagraris yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pemahaman guyub tutur terhadap leksikon nomina, verba, dan ajektiva Leksikon nomina terdiri atas 315 leksikon, leksikon verba terdidi atas 66 leksikon, dan leksikon ajektiva terdiri atas 13 leksikon, total leksikon yang ditemukan dalam persawahan dan perladangan adalah 394 leksikon lihat lampiran 2. Leksikon tersebut diuraikan secara semantik leksikal dalam bahasa AngkolaMandailing. Kata merupakan tumpuan dalam pembahasan semantik leksikal. Sweet dalam Palmer 1976:37 membagi kata atas kata penuh full words, kata tugas, dan partikel form words. Kata penuh mengandung makna tersendiri. Dari segi semantis, “setiap kata memiliki makna sesuai dengan lingkungan budaya bahasa bersangkutan” Sibarani, 1997:7. Pembahasan makna dalam kata merupakan Universitas Sumatera Utara kajian semantik leksikal. Makna kata itu dianggap sebagai satuan mandiri, bukan makna kata dalam kalimat Pateda, 2010:74. Jadi, menurut semantik leksikal, makna satu kata sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Kekayaan bahasa AngkolaMandailing dalam bentuk-bentuk kata merupakan fenomena yang cukup menarik dalam penelitian ini terutama menyangkut pada nomina, verba dan, ajektiva. Bentuk-bentuk verba merupakan hasil verbalisasi, yakni dasar nomina ditambah afiks pembentuk verba: mar, mar- i, man, man-i, mang, mang-i. Hal ini juga merupakan hasil derivasi dari nomina menjadi verba atau denominal, proses pembentukannya adalah: mar + bentuk dasar, mar-i + bentuk dasar, man + bentuk dasar, man-i + bentuk dasar, mang + bentuk dasar, mang-i + bentuk dasar, mam + bentuk dasar, dan mam-i + bentuk dasar. Dari segi semantis makna afiks pada bentuk- bentuk tersebut dalam penelitian ini ditemukan pada leksikon bagian sawah, leksikon benda-benda persawahan dan perladangan, leksikon peralatan produksi hasil panen, alur beras dan palawija, leksikon alat dan mesin pertanian, leksikon alat penangkap ikan dan leksikon alat penangkap burung. Leksikon verba dalam persawahan dan perladangan terdiri atas 67 leksikon. Leksikon verba tersebut memiliki leksikon nomina yang terdiri atas 42 leksikon dan leksikon verba tersebut mengandung prefiks yang merupakan dasar nomina ditambah afiks dalam bahasa AngkolaMandailing lihat table 1. Khazanah leksikon persawahan dan perladangan itu adalah hasil interaksi, interelasi, dan interdensi para petanipeladang dengan entitas-entitas yang ada di lingkungan persawahan dan perladangan itu ada dikodekan secara lingual, yang berbeda pula dengan Universitas Sumatera Utara lingkungan lainnya walau dalam bahasa atau dialek Angkola yang sama. Dari segi semantis makna afiks pada bentuk-bentuk tersebut diterangkan sebagai berikut: mar pada kata marlungguk menumpukkan tanaman padi yang telah disabit man pada kata manjetor membajak lahan dengan mesin mang pada kata manggadu membuat pematang mam pada kata mambondar membuat parit sawah Secara morfologis dan secara semantis dengan menggunakan konsep makna referensial eksternal Verhaar, 2007:86. Dengan membedakan nama-nama tentang lingkungan ragawi khusus persawahan dan perladangan. Leksikon ekoagraris dalam bahasa AngkolaMandailing khususnya leksikon persawahan dan perladangan memiliki leksikon verba dan proses pembentukannya adalah: man + bentuk dasar, man-i bentuk seperti ini ditemukan pada kata napu dan proses pembentukannya adalah man + napu pupuk + i menjadi manapui memupuk. Bentuk berikutnya pada kata ordang proses pembentukan verbanyaadalah mang + bentuk dasar, mang –I yakni mang + ordang alat tugal menjadi mangordangi menanami. Proses pembentukan mam + bentuk dasar, mam-i pada kata pangkur adalah mam + pangkur cangkul menjadi mamangkuri mencangkuli proses pembentukan verbanya mengalami pelesapan morfem. Pada proses mar + bentuk dasar, dan mar -i pada kata luka adalah mar + luka bubu menjadi marluka menangkapi ikan dengan bubu lihat tabel 1. Khazanah verba-verba tersebut adalah verba-verba tindakan yang spesifik dan hanya digunakan di lingkungan persawahan dan perladangan. Universitas Sumatera Utara Leksikon nomina yang memiliki leksikon ajektiva terdiri atas 14 leksikon lihat lampiran 1. Leksikon tersebut mengandung prefiks mar yakni sebagai berikut: aek air maraek berair amak tikar pandan maramak bertikar andilo tas petani dari marandilo menggunakan kulit kayu tas petani dari kulit kayu batu batu marbatu berbuah bustak lumpur marbustak berlumpur duhut rumput marduhut berumput irta karat marirta berkarat karekel kerikil markarekel berkerikil lapung gabah hampa marlapung memiliki gabah hampa muara muarapertemuan marmuara bermuara air parit atau sungai orsik pasir marorsik berpasir rintop miang marrintop bermiang sitapangi saluran air marsitapangi memiliki saluran air Leksikon ajektiva yang tidak memiliki nomina dan verba terdiri atas 2 leksikon dan leksikon tersebut mengandung konfiks um,leksikon tersebut adalah leksikon gumorsing menguning yang memiliki bentuk dasar gorsing kuning yang tergolong pada bentuk ajetiva yang tidak memiliki nomina dan verba. Leksikon verba yang tidak memiliki leksikon nomina dan mengandung prefiks man – mang – mam - terdiri atas 20 leksikon lihat lampiran 1.

5.3 Leksikon Ekoagrairs yang Terancam Punah dan yang Punah pada