Pemahaman leksikon nomina peralatan produksi hasil panen Pemahaman leksikon nomina alur beras dan palawija

merupakan aset bagi guyub tutur bahasa AngkolaMandailing yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya. Leksikon benda-benda persawahan dan perladangan diperoleh jumlah leksikon nomina 24 leksikon yaitu aek, alak-alak,baju salin, batu, bustak, burir, buntu-buntu, duhut, irta, karekel, lambing, lapung, lungguk, orsik, para-para, porngis, rintop, sagean, singgulu, sopo, tano, tano nalom-lom, kupu-kupu, dan tano narara yang diujikan kepada tiga generasi dengan kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan dengan jumlah pemaham JP sebanyak 4542 20,19. Dengan mengacu pada lampiran 3 tabel 1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon benda-benda persawahan dan perladangan yang digunakan terdapat pada beberapa leksikon seperti aek, batu,duhut dan yang lainnya dengan JP 75 100. Perolehan hasil ini menandakan bahwa leksikon tersebut masih digunakan dan dikenal oleh guyub tutur. Kategori B pernah mendengar dan melihat diperoleh jumlah pemaham JP 510 2,27. Kategori C pernah mendengar saja yang diujikan pada tiga generasi dengan jumlah pemaham JP 134 0,60. Kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah pemaham JP 203 11,28. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa leksikon benda-benda persawahan dan perladangan tergolong pada leksikon yang masih dikenal oleh masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi.

5.3.3 Pemahaman leksikon nomina peralatan produksi hasil panen

Data leksikon peralatan produksi hasil panen terdiri atas 26 leksikon yang diujikan kepada tiga generasi dengan jumlah pemaham pada kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan adalah JP 3270 14,53. Dalam Universitas Sumatera Utara kategori B pernah mendengar dan melihat dengan JP 609 2,71. Untuk kategori C pernah mendengar saja jumlah pemaham JP sebanyak 608 2,70. Dan kategori D tidak tahu tidak mendengar dan tidak pernah menggunakan diperoleh pada leksikon bide dengan jumlah pemaham 1363 6,06. Hasil pemahaman dalam data ini menunjukkan bahwa leksikon peralatan produksi hasil panen secara umum tergolong pada leksikon yang mengalami penyusutan pada beberapa leksikon. Leksikon yang tidak pernah digunakan adalah andilo, bide, incirOsaka, losung aek pangkipas, paspasan, pardegean, dan tali sarisir dengan jumlah pemaham JP 75 100 pada setiap leksikon lihat lampiran 3 tabel 3.

5.3.4 Pemahaman leksikon nomina alur beras dan palawija

Alur beras dan palawija berjumlah 12 leksikon yaitu bota, buapak, dadak, danon, dahanon, minis omping danon, parsamean, same, tampang, topak, dan tubu yang diujikan kepada tiga generasi. Leksikon parsamean persemaian adalah satu leksikon utama dalam persawahan dengan JP 75 100. Parsamean merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya , sebab benih di parsamean ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus benar- benar mendapatkan perhatian agar bibit padi tumbuh dengan sempurna. Hasil analisis nomina alur beras dan palawija dapat dirangkum bahwa pemahaman pada kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan dengan jumlah pemaham JP 2404 10,68. Kategori B pernah mendengar dan melihat dengan jumlah pemaham JP 79 0,35. Untuk kategori C pernah mendengar Universitas Sumatera Utara saja dengan jumlah pemaham JP 77 0,34. Dan kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah pemaham JP 160 0,71. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa leksikon bagian sawah mengalami penyusutan jumlah pemaham JP 100 pada leksikon omping danon pada generasi usia 30-45 tahun di Kecamatan Sayurmatinggi.

5.3.5 Pemahaman leksikon nomina alat dan mesin pertanian