Batasan Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Definisi Istilah

terancam punah serta bagaimana nilai budaya dan kearifan lingkungan yang terkandung dalam leksikon ekoagraris di daerah ini, khususnya di Kecamatan Sayurmatinggi. Hal ini menuntut dilakukannya kajian multidisipliner, seperti sosiologi, antropologi, ekologi. Dalam tautan ini ekolinguistik mencoba menyertakan diri dalam pengkajian lingkungan dalam perspektif linguistik karena perubahan sosiologis sangat mempengaruhi penggunaan bahasa, serta perubahan nilai budaya dalam sebuah masyarakat Haugen 1972.

1.2 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang akan dibahas untuk menghindari kesalahpahaman dan kerancuan sehingga permasalahan terfokus pada penelitian yang berjudul “Keterancaman Leksikon ekoagraris dalam bahasa Angkola Mandailing: sebuah Kajian ekolinguistik”. Penelitian ini dibatasi pada leksikon persawahan dan perladangan dalam tataran nomina, verba, dan ajektiva dalam bahasa AngkolaMandailing di Kecamatan Sayurmatinggi.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini berkaitan dengan keterancaman leksikon ekoagraris di Kecamatan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan, mencakup: 1. Leksikon ekoagraris apa yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi? Universitas Sumatera Utara 2. Leksikon ekoagraris apa yang terancam punah dan punah pada guyub tutur di Kecamatan Sayurmatinggi? 3. Bagaimana nilai budaya dan kearifan lingkungan dalam leksikon ekoagraris di Kecamatan Sayurmatinggi?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan leksikon ekoagraris yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi. 2. Mendeskripsikan leksikon ekoagraris yang terancam punah pada guyub tutur di Kecamatan Sayurmatinggi. 3. Menjelaskan nilai-nilai budaya dan kearifan lingkungan dalam leksikon ekoagraris di Kecamatan Sayurmatinggi.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoretis maupun praktis seperti dijelaskan sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Hasil yang ditemukan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan informasi, dan bahan masukan yang relevan dalam hal penelitian mengenai leksikon persawahan dan perladangan yang digunakan, yang terancam punah dan yang punah di daerah Angkola Mandailing khususnya di Kecamatan Sayurmatinggi. Hasil penelitian ini dapat juga diharapkan sebagai bahan rujukan peneliti dan menambah wawasan bagi peminat AngkolaMandailing. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan : a masyarakat dapat memahami leksikon ekoagraris persawahan dan perladangan dalam bahasa Angkola Mandailing. b dapat menjadi kamus kecil khazanah leksikon ekoagraris persawahan dan perladangan dalam bahasa AngkolaMandailing, sehingga dapat dibaca oleh generasi berikut dan sebagai muatan lokal dalam kerangka pendidikan dan perbendaharaan kata ekoagraris persawahan dan perladangan. c dapat dijadikan sebagai arsip bahasa AngkolaMandailing Kabupaten Tapanuli Selatan, jika pada suatu masa ekologi yang mendukung leksikon bahasa AngkolaMandailing tidak dapat dipertahankan lagi minimalnya bahasa AngkolaMandailing tentang ekoagraris dalam persawahan dan perladangan tidak ikut punah seiring rusaknya ekologi yang mendukungnya. d dapat berdampak kepada masyarakat agar memelihara keseimbangan ekosistem dan mempertahankan warisan leluhurnya, dan saling melestarikan bahasa, budaya, lingkungan dengan keberagamannya harus menjadi komitmen moral yang layak digerakkan secara berkelanjutan. e dapat dijadikan sebagai rujukan bagi kementerian lingkungan hidup.

1.6 Definisi Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian yang ditinjau dari konsep ekolinguistik adalah sebagai berikut: 1 Ekoagraris Universitas Sumatera Utara Ekoagraris adalah pertanian yang menggunakan metode ekologi yang mempertahankan sumber alam, keberagaman hayati dan lahan. 2 Ekolingustik Ekolinguistik adalah ilmu bahasa, yang interdisipliner menyandingkan ekologi dan linguistik. Melalui bidang ilmu ini, pengaruh perkembangan tehnologi yang modren atau juga kebertahanan dan kelestarian leksikon dan alam ragawi dan sosio-kultural terhadap punahnya leksikon persawahan dan perladangan yang diteliti. Dari segi bahasa, hal-hal yang dapat diteliti adalah meliputi tataran nomina, verba, dan ajektiva istilah dan ungkapan tentang lingkungan agraris dalam dinamika dan konteks sosial budaya komunitas tutur bahasa AngkolaMandailing. 3 Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya lingkungannya atau kajian saling ketergantungan dalam suatu sistem. 4 Leksikon Leksikon adalah kosakata atau kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. 5 Persawahan Persawahan adalah alam ragawi sawah dan semua hal yang meliputi tentang sawah. 6 Perladangan Perladangan adalah tempat orang berladang ubi, jagung, cabe, dan sebagainya dengan tidak diairi. Universitas Sumatera Utara 7 Lingkungan persawahan Merupakan kondisi alam dan biota di dalam dan sekitar sawah. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS

Dalam bab ini akan diuraikan kajian pustaka, kerangka teori, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian “Keterancaman Leksikon ekoagraris dalam bahasa Angkola Mandailing: Kajian Ekolinguistik”.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Keterancaman

Keterancaman merupakan kondisi yang sangat darurat dan dalam keadaan yang membahayakan. Menentukan sebuah bahasa berada dalam tingkat yang ”membahayakan” atau terancam punah, sangatlah sulit. Hal ini disebabkan oleh keanekaragaman situasi kebahasaan di seluruh dunia dan ketiadaan model teoretis yang tersedia untuk mengkombinasikan variabel-variabel yang relevan. Secara sederhana, untuk kasus ini, Crystal 2008:19 menawarkan tiga kriteria: 1 tingkat pemerolehan bahasa pada anak-anak, 2 sikap masyarakat yang utuh terhadap bahasanya, dan 3 tingkat dampak bahasa-bahasa lain yang mungkin mengancam bahasa tersebut. Terkait dengan bahasa yang terancam punah, Wurm dalam Crystal 2008:20 memberikan lima kriteria seperti berikut ini. 1 Bahasa yang potensial terancam: secara sosial dan ekonomi tidak menguntungkan, di bawah tekanan berat dari bahasa yang lebih besar, dan awal hilangnya penutur anak-anak, 2 bahasa yang terancam: sedikit atau tidak ada lagi anak-anak yang belajar bahasa tersebut, dan penutur termuda yang menguasai dengan baik adalah penutur dewasa yang masih muda, 3 bahasa yang mengalami Universitas Sumatera Utara