atau 0. Kategori D dengan JP 2099 31,60. Jumlah pemaham tertinggi berdasarkan deskripsi persentase pada kategori D diperoleh kelompok leksikon
alat penangkap burung dengan JP 300 80. Kelompok leksikon terendah diperoleh leksikon bagian sawah dengan jumlah pemaham 75 14,29. Dengan
demikian secara keseluruhan pemahaman guyub tutur terhadap leksikon verba bahasa AngkolaMandailing untuk generasi usia 30-45 tahun jumlah pemaham
yang paling tinggi adalah pada kategori D tidak tahu tidak mendengar dan
tidak pernah menggunakan memperoleh persentase pemaham terendah
dengan jumlah pemaham JP 2099 31,60. Dari uraian di atas dapat disimpulkan jumlah pemaham pada generasi usia 30-45 tahun mengalami
penurunan jumlah pemaham, artinya jumlah pemaham lebih banyak dalam kategori
D tidak tahu tidak mendengar dan tidak pernah menggunakan
hal ini menunjukkan suatu leksikon akan mengarah pada keterancaman atau kepunahan.
5.5 Pemahaman Guyub Tutur Bahasa AngkolaMandailing terhadap Leksikon Ajektiva
Pemahaman guyub tutur bahasa AngkolaMandailing terhadap leksikon ajektiva dalam persawahan dan perladangan diujikan kepada guyub tutur bahasa
AngkolaMandailing di Kecamatan Sayurmatinggi. Pengujian tersebut dilakukan dengan mengajukan empat pilihan jawaban pada tiap informan yakni:
A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan B pernah mendengar dan melihat
C pernah mendengar saja, dan
Universitas Sumatera Utara
D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan Pemahaman guyub tutur bahasa AngkolaMandailing terhadap leksikon
ajektiva dalam persawahan dan perladangan di Kecamatan Sayurmatinggi terdiri atas 11 kelompok leksikon yang diujikan kepada tiga generasi kelompok usia ≤
61 tahun, usia 46 - 60 tahun, dan 30- 45 tahun. Dari hasil penelitian diperoleh 3 kelompok leksikon yang memiliki leksikon ajektiva yaitu kelompok
leksikon bagian sawah, benda-benda persawahan dan perladangan, alur beras dan
palawija. Leksikon ajektiva yang diperoleh terdiri atas 13 leksikon ajektiva yang
diuraikan sebagai berikut. Kelompok leksikon bagian sawah terdiri atas 7 leksikon ajektiva yaitu marmuara, marsitapangi, maraek, marbatu, marbustak, marduhut
dan marirta. Leksikon benda-benda persawahan dan perladangan terdiri atas 4 leksikon ajetiva yaitu markarekel, marlapung, marorsik, dan marintop. Kelompok
leksikon alur beras dan palawija terdiri atas 2 leksikon ajetiva yakni, gorsing, gumorsing.
Dari data leksikon tersebut ditemukan jumlah pemahan yang berbeda dari tiap generasi usia dengan mengajukan 4 pilihan jawaban. Generasi usia ≤ 61
tahun dengan jumlah pemaham 100 dari tiga leksikon. Generasi usia 46 - 60 tahun dengan jumlah pemaham JP 100 dari 2 kelompok leksikon. Leksikon
yang mengalami penyusutan adalah leksikon bagian sawah dengan jumlah pemaham pada kategori A JP 470 89,52. Kategori B JP 24
4,57,kategori C JP 31 5,90. Kategori D tidak ditemukan pemaham. Generasi usia 30-45 tahun ditemukan pemaham hanya pada leksikon bagian
sawah dengan jumlah pemaham kategori A JP 463 88,19. Kategori B dan C dengan jumlah pemahan yang sama yaitu JP 31 5,90. Kategori D tidak
ditemukam pemaham lihat lampiran 3.
Universitas Sumatera Utara
5.6 Nilai Budaya melalui Leksikon Ekoagraris dalam Persawahan dan