saja dengan jumlah pemaham JP 77 0,34. Dan kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah pemaham JP 160
0,71. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa leksikon bagian sawah mengalami penyusutan jumlah pemaham JP 100 pada leksikon omping danon
pada generasi usia 30-45 tahun di Kecamatan Sayurmatinggi.
5.3.5 Pemahaman leksikon nomina alat dan mesin pertanian
Mengacu pada hasil pemahaman leksikon alat dan mesin pertanian pada lampiran 3 yang diujikan pada tiga generasi terdiri atas 21 leksikon nomina yaitu
bajak, gotil jetor, kampak, masin, pangarobot, masin, topung, masin, pangkipas, masin pangkoring, ordang, pangkur, pompa aek, robot marlungguk, rambas,
samporot, sasabi, sinso, garu, taraktor, tumbilang, tajak godang, tajak menekbaletong
dengan kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan dengan jumlah pemaham 3495 15,53. Kategori B pernah
mendengar dan melihat rangkuman deskripsi pemahaman leksikon nomina pada alat dan mesin pertanian dengan jumlah pemahaman JP 491 2,18 yang
terdapat pada leksikon bajak, gotil, tajak godang dan tajak menekbaletong. Kategori C pernah mendengar saja jumlah pemaham dengan JP 394 1,75.
Dan untuk kategori D tidak tahu tidak mendengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah pemaham JP 338 1,50. Hasil pemahaman
dalam data ini menunjukkan bahwa leksikon alat dan mesin pertanian secara umum tergolong pada leksikon yang masih dikenal dan digunakan oleh
masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi dan secara khusus leksikon yang
mengalami keterancaman atau kepunahan adalah leksikon bajak dan gotil. Gotil
Universitas Sumatera Utara
ani-ani adalah sebuah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi. Dengan gotil
tangkai bulir padi dipotong satu-satu, sehingga proses ini memerlukan pekerjaan dan waktu, namun keuntungannya ialah, berbeda dengan penggunaan
sebuah arit, tidak semua batang ikut terpotong. Dengan demikian, bulir yang belum masak tidak ikut terpotong. Gotil ani-ani alat pemanen tradisional ini
sudah lama ditinggalkan oleh para petani khususnya di Kecamatan Sayurmatinggi karena cara kerja dengan gotil membutuhkan waktu yang cukup lama.
5.3.6 Pemahaman leksikon nomina tumbuhan sawah dan di sekitar sawah
Berdasarkan pada hasil pemahaman leksikon nomina tumbuhan sawah dan di sekitar sawah pada lampiran 3 yang diujikan pada tiga generasi terdiri atas 28
leksikon nomina. Kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan dengan jumlah pemaham JP 4806 21,36. Kategori B pernah mendengar dan
melihat rangkuman deskripsi pemahaman leksikon nomina tumbuhan sawah dan di sekitar dengan jumlah pemahaman JP 752 3,34. Kategori C pernah
mendengar saja dengan jumlah JP 534 2,37 yang diperoleh pada leksikon nomina tumbuhan sawah dan di sekitar sawah yakni leksikon busir,
dahan durame, gayambang, ombur, roro udan, sumareme-eme, kotuk-kotuk, bau- bau, sitias, suat, sumange, suri-suri,
dan sussuk bolut. Dan untuk kategori D tidak tahu tidak mendengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah
pemaham JP 190 0,84 dengan pemaham tidak ditemukan pada leksikon
dahan durame dan sumangge, leksikon ini merupakan tumbuhan atau sayuran
yang dapat dimakan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan
sumangge
termasuk tumbuhan yang menjalar dan berkembang biak pada saat
Universitas Sumatera Utara
musim tanam tiba sampai pada pengeringan lahan padi, dan tumbuhan ini merupakan gulma pada tanaman padi. Leksikon dahan durame juga
merupakan tumbuhan sawah yang dapat dimakan dan dapat tumbuh setelah musim panen pada jerami atau batang padi yang telah di panen. Hasil pemahaman
dalam data ini menunjukkan bahwa leksikon nomina tumbuhan sawah dan di sekitar sawah secara umum tergolong pada leksikon yang masih dikenal dan
digunakan oleh masyarakat Sayurmatinggi.
5.3.7 Pemahaman leksikon nomina tanaman ladang