Pemahaman lesikon nomina bagian sawah Pemahaman leksikon benda-benda persawahan dan perladangan

5.3.1 Pemahaman lesikon nomina bagian sawah

Leksikon nomina bagian sawah merupakan leksikon utama dalam sistem pengolahan persawahan. Pengolahan persawahan yang baik, iklim, dan tanah yang subur merupakan faktor produksi persawahan yang penting, dan lahan yang tertata dengan sempurna dapat mencapai hasil panen yang maksimal dengan leksikon nomina bagian sawah turut mendukung di dalamnya. Berdasarkan lampiran 3 leksikon nomina bagian sawah berjumlah 26 leksikon yaitu bondar, bondar karihir, bondar buangan,bondar jae,bondar julu, gadu, lubang, lupak, muara, ombik, pintu ni aek, saba, saba holbung, saba jae, saba, julu, saba pasir, saba udan, sibarati, sitapangi, sibulu-bulu, simual-muali, sibatangu, sibujuri, tahalak, ulu ni aek. Yang diujukan kepada tiga generasi dengan hasil analisis nomina bagian sawah dapat dirangkum bahwa pemahaman pada kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan dengan jumlah pemaham JP 4193 18,64. Kategori B pernah mendengar dan melihat dengan jumlah pemaham JP 723 3,21. Untuk kategori C pernah mendengar saja dengan jumlah pemaham JP 577 2,56. Dan kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah pemaham JP 353 1,57. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa leksikon bagian sawah tergolong masih dikenal oleh masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi.

5.3.2 Pemahaman leksikon benda-benda persawahan dan perladangan

Leksikon benda-benda persawahan dan perladangan tidak kalah penting dalam sistim pengolahan pertanian dan merupakan sumber daya alam yang sangat bermamfaat. Leksikon benda-benda persawahan dan perladangan ini juga Universitas Sumatera Utara merupakan aset bagi guyub tutur bahasa AngkolaMandailing yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya. Leksikon benda-benda persawahan dan perladangan diperoleh jumlah leksikon nomina 24 leksikon yaitu aek, alak-alak,baju salin, batu, bustak, burir, buntu-buntu, duhut, irta, karekel, lambing, lapung, lungguk, orsik, para-para, porngis, rintop, sagean, singgulu, sopo, tano, tano nalom-lom, kupu-kupu, dan tano narara yang diujikan kepada tiga generasi dengan kategori A pernah melihat, mendengar, dan menggunakan dengan jumlah pemaham JP sebanyak 4542 20,19. Dengan mengacu pada lampiran 3 tabel 1 rangkuman deskripsi pemaham leksikon benda-benda persawahan dan perladangan yang digunakan terdapat pada beberapa leksikon seperti aek, batu,duhut dan yang lainnya dengan JP 75 100. Perolehan hasil ini menandakan bahwa leksikon tersebut masih digunakan dan dikenal oleh guyub tutur. Kategori B pernah mendengar dan melihat diperoleh jumlah pemaham JP 510 2,27. Kategori C pernah mendengar saja yang diujikan pada tiga generasi dengan jumlah pemaham JP 134 0,60. Kategori D tidak tahu tidak dengar dan tidak pernah menggunakan dengan jumlah pemaham JP 203 11,28. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa leksikon benda-benda persawahan dan perladangan tergolong pada leksikon yang masih dikenal oleh masyarakat di Kecamatan Sayurmatinggi.

5.3.3 Pemahaman leksikon nomina peralatan produksi hasil panen