Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

nilai lag yang sama untuk semua variabel, sehingga diperoleh model VARp. Bentuk umum model VARp dengan k-variabel endogen = ..., dapat ditulis sebagai berikut: = +...+ + + .........................................................3.3 dimana : , = i= 1,...,p adalah matriks koefisien berdimensi = proses white noise berdimensi k dan time invariant positive definite matriks = Matriks C = matriks koefisien dari m-variabel independen yang mungkin masuk ke dalam model dengan dimensi kxm = vector kolom berdimensi mx1 yang memuat semua variabel independen yang mungkin masuk ke dalam model seperti konstanta, trend, variabel dummy danatau variabel dummy musiman. 3. Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan langkah awal dalam mengestimasi model VAR. Uji stasioneritas dimaksudkan agar estimasi regresi yang dihasilkan tidak mengandung fenomena nonsense regression spurious regression. Kejadian tersebut menggambarkan hubungan variabel yang terlihat signifikan secara statistik namun sebenarnya tidak memiliki hubungan. 4 Cara menguji stasioneritas ialah dengan menggunakan uji akar unit unit root test . Uji akar unit yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Augmented Dickey-Fuller ADF test. Data stasioner apabila hasil nilai t- 4 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h.271. Statistic ADF lebih besar dari nilai test critical value nya. Hasil data time series yang stasioner berujung pada penggunaan VAR dengan metode standar, sedangkan bila data time series tidak stasioner maka berimplikasi pada dua metode VAR, yaitu VAR dalam bentuk difference atau VECM. Keberadaan data yang tidak stasioner meningkatkan kemungkinan adanya hubungan kointegrasi antara variabel. 4. Penetapan Lag Optimal Penetapan lag sangatlah penting dalam model VAR, karena jika lag yang ditentukan terlalu sedikit menyebabkan model tidak dapat secara tepat mengestimasi actual error sehingga dan standar kesalahan tidak diestimasi dengan baik, sedangkan jika lag yang ditentukan terlalu banyak akan mengurangi degrees of freedom. 5 Penetapan lag optimal dapat ditentukan dengan melihat kriteria yang ditentukan oleh Akaike Information Criterion AIC, Schwarz Information Criterion SIC, Hannan-Quin Information Criterion HQ, dan Likelihood Ratio LR. 5. Uji Stabilitas VAR Uji stabilitas VAR penting untuk melihat apakah model pada VAR stabil atau tidak, karena jika model VAR tidak stabil maka hasil analisis IRF dan VD menjadi tidak valid. 5 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h.273. Stabilitas sistem VAR dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR polinomialnya. 6 Hal ini dapat dilihat dari AR Root Table dan AR Root graph. Model VAR dikatakan stabil bila seluruh akar unitnya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan terletak didalam unit circle. 6. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi digunakan untuk mengetahui keberadaan hubungan jangka panjang antar variabel-variabel yang tidak stasioner, dimana walaupun secara individual tidak stasioner namun kombinasi linier dari dua atau lebih variabel-variabel tersebut stasioner. 7 Untuk menguji kointegrasi umumnya digunakan metode uji Johansen. Variabel dinyatakan terkointegrasi apabila nilai trace statistic dari hasil penelitian lebih besar dari nilai critical value. 7. Model Umum Vector Error Correction Model VECM Teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang disebut Vector Error Correction Model VECM. VECM adalah bentuk VAR yang terestriksi. Restriksi tambahan harus diberikan karena variabel mengandung unit root namun berkointegrasi. Seperti model VAR, model VECM memiliki satu persamaan untuk setiap variabel sebagai variabel dependen, namun untuk setiap persamaan digunakan model ECM. 8 = + + + +...+ + +...+ + .............................................................................................................3.4 6 Mustika Rini, Obligasi Syariah Sukuk dan ndikator Makro Ekonomi ndonesia: Sebuah Analisis VECM, skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, 2012, h.45. 7 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h.274. 8 Dedi Rosadi, Ekonometrika Analisis Runtun Waktu dengan EViews, h.217. dan = + + + +...+ + +...+ + ............................................................................................3.5 dimana = . Estimasi model VECM dan analisis model VECM ekuivalen dengan analisis pada model VAR. 8. Uji Diagnostik Pada Model VECM Setelah model VECM diperoleh, tahap selanjutnya ialah melakukan uji diagnostik terhadap model VECM, salah satunya dengan memeriksa adanya korelasi serial antar residual pada beberapa lag dengan menggunakan uji Portmanteau. Apabila hasil estimasi dalam penelitian menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 5 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada komponen autokorelasi sehingga model tersebut merupakan model yang baik. 9. Impulse Response Function IRF Analisis IRF bertujuan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi suatu variabel dalam memberikan respon atas perubahan yang terjadi pada variabel lainnya. IRF mampu melacak pengaruh kontemporer dari inovasi shock suatu variabel tertentu sebesar satu standar deviasi terhadap nilai-nilai variabel endogen dalam sistem pada saat ini dan yang akan datang. 9 IRF dapat juga menunjukkan tanda dari multiplier 9 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Islam, h.274. dinamis, namun tidak dapat menunjukkan ukuran dan besarnya pengaruh perubahan dalam sistem. 10 10. Variance Decomposition VD Variance Decomposition merupakan analisis yang menyusun perkiraan error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara variance sebelum dan sesudah shock dari diri sendiri maupun shock yang berasal dari variabel lain. 11 Analisis VD digunakan untuk memprediksi kontribusi persentase varians setiap variabel terhadap variabel lainnya pada saat ini dan periode kedepannya. Sehingga dapat mengetahui shock variabel mana yang paling penting terhadap perubahan variabel lainnya dalam masa penelitian. 12

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Di dalam penelitian ini terdapat lima variabel bebas, yaitu: a. Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam penelitian ini ialah uang beredar dalam pengertian luas likuiditas perekonomian yaitu mata uang dalam peredaran ditambah uang giral dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening tabungan valuta asing milik swasta domestik. 10 Novie llya Sasanti, Analisis Pengaruh Variabel-variabel MakroEkonomi terhadap Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di ndonesia, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, 2008, h.49. 11 Novie llya Sasanti, Analisis Pengaruh Variabel-variabel MakroEkonomi , h.38. 12 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Islam, h.275. b. Inflasi Inflasi ialah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Indikator yang sering digunakan dalam menghitung inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK. c. Nilai Tukar Pengertian nilai tukar dalam penelitian ini ialah banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Mata uang asing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah USD. Sehingga banyaknya rupiah untuk memperoleh satu unit USD. d. BI rate BI rate ialah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia BI dalam menjalankan kebijakan moneternya. e. Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bagi hasi deposito mudharabah ialah nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk nasabah karena penempatan dananya pada deposito mudharabah . Nisbah bagi hasil deposito mudharabah dalam penelitian ini ialah deposito mudharabah dalam jangka waktu 1 bulan. 2. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel terikat merupakan variabel yang memberikan reaksirespons jika dihubungkan dengan variabel bebas. 13 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan sukuk korporasi dimana dalam penelitian ini 13 Eti Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009, h.11. pertumbuhan sukuk korporasi dapat dilihat dari total keseluruhan jumlah nilai emisi sukuk korporasi di Indonesia. 49 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Data Penelitian

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat bagaimana tren atau perkembangan data pada variabel penelitian yang akan diteliti, yaitu data pertumbuhan sukuk korporasi, jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar rupiah, BI rate, dan bagi hasil deposito mudharabah.

1. Pertumbuhan Sukuk Korporasi

Tren data pertumbuhan sukuk korporasi dari tahun 2011 sampai April 2015 ialah meningkat setiap tahunnya, walaupun dalam waktu satu tahun nilai emisi sukuk korporasi hanya bertambah beberapa kali. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.1. Data Jumlah Nilai Emisi Sukuk Korporasi Januari 2011- April 2015 Bulan Tahun 20111 20125 20134 20144 20151 Jan 7,815.0 7,915.40 9,790.40 11,994.4 12,956.40 Feb 7,815.0 7,915.40 10,169.40 11,994.4 12,956.40 Mar 7,815.0 7,915.40 11,294.40 11,994.4 12,956.40 Apr 7,915.4 7,915.40 11,294.40 11,994.4 13,517.00 Mei 7,915.4 8,165.40 11,294.40 11,994.4 - Jun 7,915.4 9,265.40 11,415.40 12,294.4 - Jul 7,915.4 9,390.40 11,415.40 12,294.4 - Ags 7,915.4 9,390.40 11,415.40 12,294.4 - Sep 7,915.4 9,390.40 11,415.40 12,294.4 - Okt 7,915.4 9,390.40 11,415.40 12,594.4 - Nov 7,915.4 9,590.40 11,415.40 12,727.4 - Des 7,915.4 9,790.40 11,994.40 12,917.4 -