Bagi Hasil Deposito Mudharabah

dan indikator makroekonomi bahwa pada masa yang akan datang penerbitan sukuk memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. 3 Novie Illya Sasanti 2008, Analisis Pengaruh Variabel- variabel MakroEkonomi Terhadap Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Indonesia Menganalisis pengaruh variabel-variabel makroekonomi yaitu jumlah uang beredar, laju inflasi, pendapatan nasional, tingkat suku bunga SBI, nilai tukar riil, dan suku bunga deposito terhadap obligasi pemerintah di Indonesia dan menganalisis variabel ekonomi manakah yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan obligasi pemerintah. Analisis kuantitatif Vector Auto Regression VAR dan dilanjutkan menggunak an Vector Error Correction Model VECM. Periode 1999 sampai 2007. Dalam jangka pendek variabel ekonomi yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan obligasi pemerintah ialah obligasi pemerintah riil itu sendiri, suku bunga deposito, nilai tukar riil, laju inflasi. Sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jumlah uang beredar, pendapatan nasional, suku bunga SBI. Dalam jangka panjang, variabel yang berpengaruh positif ialah suku bunga SBI dan pendapatan nasional, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah suku bunga deposito. 4 Dicky Agung Prasetio 2013, Analisis Faktor- Faktor Makro Ekonomi yang Mempengaruhi Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh inflasi, jumlah uang beredar, BI rate dan kurs Metode Analisis Regresi Berganda OLS. Periode Secara simultan variabel inflasi, jumlah uang beredar, kurs rupiah, dan BI rate memiliki pengaruh Fee ijarah Default Sukuk PT Berlian Laju Tanker terhadap fee ijarah default sukuk BLTA, juga menganalisis besarnya pengaruh variabel dependen tersebut terhadap variabel independennya 2007 sampai 2011 signifikan terhadap feei jarah default sukuk. Sedangkan secara parsial hanya variabel inflasi dan jumlah uang beredar yang memiliki pengaruh signifikan terhadap fee ijarah default sukuk. 5 Mohammad Agus Khairul Wafa 2010, Analisa Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan Sukuk Ritel-I Mengukur tingkat signifikansi variabel dependen yakni harga sukuk negara ritel, tingkat suku bunga deposito perbankan, nisbah bagi hasil deposito perbankan syariah, dan harga obligasi lain terhadap permintaan sukuk ritel-I Metode Vector Auto regressive p VAR[p]. Periode Maret 2009- Juni 2010 Variabel dependen secara bersama- sama dan parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk negara ritel. Persamaan penelitian ini dari penelitian-penelitian sebelumnya ialah pada penelitian Khairul Fadly sama-sama meneliti pengaruh faktor makroekonomi terhadap variabel dependen yang diteliti. Pada penelitian Mustika Rini sama-sama meneliti pengaruh faktor makroekonomi terhadap variabel dependen yang diteliti, juga menggunakan metode penelitian yang sama. Pada penelitian Novie Illya Sasanti sama-sama meneliti pengaruh faktor makroekonomi terhadap variabel dependen yang diteliti, juga menggunakan metode penelitian yang sama. Pada penelitian Dicky Agung Prasetio sama-sama meneliti pengaruh faktor makroekonomi terhadap variabel dependen yang diteliti. Perbedaan penelitian ini dari penelitian-penelitian sebelumnya ialah penelitian ini ingin meneliti respon pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia terhadap guncangan yang terjadi pada faktor makroekonomi yaitu jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar rupiah, BI rate dan bagi hasil deposito mudharabah, juga meneliti variabel makroekonomi mana yang paling besar mempengaruhi pertumbuhan sukuk korporasi di Indonesia, dimana penelitian ini menggunakan data sekunder dari tahun 2011 sampai 2015, dan menggunakan metode VECM. 38 BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas variabel bebas independent variable yaitu Jumlah Uang Beredar , Inflasi , Nilai Tukar Rupiah Suku Bunga BI rate Bagi Hasil Deposito Mudharabah , dan variabel terikat dependent variable yaitu Pertumbuhan Sukuk Korporasi Y. Data yang digunakan merupakan data bulanan dari bulan Januari 2011 sampai April 2015.

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan ialah data sekunder berupa data deret waktu bulanan time series dari bulan Januari 2011 sampai April 2015. Data Jumlah Uang Beredar M2 didapat dari Badan Pusat Statistik BPS, Sedangkan Inflasi IHK, Nilai Tukar Rupiah, BI rate, dan Bagi Hasil Deposito Mudharabah didapat dari Bank Indonesia BI. Dan data Total Jumlah Nilai Emisi Sukuk Korporasi didapat dari Otoritas Jasa Keuangan OJK. Tabel 3.1. Variabel, Simbol, Satuan dan Sumber Data Variabel Simbol Satuan Sumber Data Pertumbuhan Sukuk Korporasi LNSUKUK Milyar Rupiah OJK Jumlah Uang Beredar LNM2 Milyar Rupiah BPS Inflasi IHK Persen BI Nilai Tukar LNKURS Rp BI BI rate RBI Persen BI Bagi Hasil Deposito Mudharabah DPST Persen BI

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah berupa studi dokumentasi, dimana data-data diperoleh dari situs resmi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia BI, Badan Pusat Statistik BPS dan Otoritas Jasa Keuangan OJK.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan ialah metode kuantitatif untuk menghitung data-data dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan model Vector Auto Regression VAR apabila data dalam penelitian ini stasioner, namun bila data tidak stasioner dan terdapat hubungan kointegrasi antara variabel-variabelnya maka penelitian akan menggunakan model Vector Error Correction Model VECM. Data-data tersebut akan diolah dengan menggunakan perangkat lunak software Eviews 6 dan Microsoft Excel. 1. Vector Auto Regression VAR Metode VAR pertama kali dikemukakan oleh Christopher Sims. VAR dikembangkan oleh sims sebagai bentuk kritik atas metode simultan. Sims berpendapat bila suatu kelompok variabel tersebut simultan seharusnya semua variabel mempunyai posisi yang sama. Pada umumnya model ekonometrika berbentuk persamaan simultan yaitu model yang dibangun berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, dimana diharuskan adanya penetapan variabel endogen dan eksogen. Namun menurut Sims apabila dalam penetapan model peneliti tidak memiliki kepastian apakah suatu variabel endogen atau eksogen maka untuk pembentukan model yang melibatkan banyak variabel sebaiknya memperlakukan semua variabel menjadi variabel endogen. Metode VAR memperlakukan semua variabel secara simetris tanpa mempermasalahkan variabel endogen dan eksogen atau dengan kata lain model ini memperlakukan seluruh variabel sebagai variabel endogen. Pendekatan yang digunakan dalam metode VAR merupakan pendekatan non- struktural, yakni menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel. 1 Model VAR memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 2 a. Kemudahan dalan estimasi, metode Ordinary Least Square OLS dapat diaplikasikan pada tiap persamaan secara terpisah b. Forecast atau peramalan yang dihasilkan pada beberapa kasus ditemukan lebih baik daripada yang dihasilkan oleh model persamaan simultan yang kompleks c. Dalam sistem VAR terdapat Impulse Response Function IRF untuk melacak respon dari variabel dependen terhadap shock dari error term d. Terdapat Variance Decomposition untuk memberikan informasi mengenai pentingnya masing-masing error term dalam mempengaruhi variabel- variabel dalam VAR. Disamping kelebihan, model VAR juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu: a. Tidak menjelaskan variabel eksogen secara akurat karena model VAR bersifat ateoritis sehingga ada beberapa informasi yang hilang 1 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Jakarta: Gramata Publishing, 2013, h.261-265. 2 Gujarati 2003 dalam Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, h.268. b. Karena terbebas dari teori-teori, sehingga kurang tepat untuk meramalkan evaluasi analisa kebijakan yang diterapkan c. Tidak ada ketentuan jumlah maksimal panjang lag. Sehingga apabila banyak persamaan yang digunakan akan memperbesar derajat bebas dengan semua masalah yang bersangkutan d. Pada model VAR, jika model terdiri dari gabungan I0 dan I1 maka tidak mudah mentransformasikan data tersebut e. Koefisien secara individu sulit di interpretasikan, sehingga praktisi menginterpretasikannya dengan Impulse Response Function IRF. 2. Model Vector Auto Regression VAR Model Vector Auto Regression VAR disebut dengan persamaan ADL berganda. Untuk mendefinisikan model VAR, diasumsikan bahwa kedua variabel X dan Y bersifat stasioner, maka kausalitas dapat diuji dengan dua persamaan ADLp,q 3 = + t + +...+ + +...+ + .........3.1 dan = + t + +...+ + +...+ + ........3.2 kedua persamaan ini membentuk model VAR. Secara umum, VAR untuk k- variabel akan terdiri dari k-persamaan yaitu setiap satu persamaan merupakan persamaan dengan salah satu variabel sebagai variabel dependen, dan variabel independen adalah lag dari seluruh variabel yang lain, dan mungkin ditambah komponen trend deterministik. Dalam praktik digunakan 3 Dedi Rosadi, Ekonometirka Analisis Runtun Waktu Terapan dengan EViews Yogyakarta: Andi Offset, 2012, h.213-214.