aktif, kreatif, dan inovatif sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Selama ini, penilaian terhadap keterampilan mengajar guru termasuk guru mata pelajaran IPS dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas
melalui supervisi kelas atau program kunjungan kelas. Program supervisi kelas, biasanya sudah dijadwalkan waktu dan tempat dilaksanakannya
supervisi. Oleh karena itu sebelum melaksanakan supervisi, guru sudah mempersiapkan dan berusaha menampilkan kinerja terbaiknya dalam proses
pembelajaran. Sehingga hasil dari supervisi, sering tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari.
Penilaian keterampilan mengajar guru sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. Siswa pun juga dapat
memberikan penilaian kepada guru yang mengajarnya, karena siswa merupakan elemen yang berhubungan secara langsung dengan guru.
Dengan mengetahui persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar yang dimiliki oleh gurunya dapat menjadi salah satu parameter dalam menilai
keterampilan mengajar guru yang selama ini hanya dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. Persepsi siswa yang positif pada keterampilan
mengajar guru akan menciptakan interaksi belajar mengajar yang kondusif, sehingga dapat memberikan suatu hasil pembelajaran yang optimal.
Demikian juga sebaliknya, persepsi yang negatif dari siswa pada keterampilan mengajar guru dapat menghambat keberhasilan proses
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, apabila seorang guru memiliki keterampilan mengajar yang baik maka hasil belajar siswapun dapat
meningkat. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 1
Cileungsi, Keadaan guru dan kualitas pembelajaran tergolong baik. Sedangkan ditinjau dari cara mengajar guru di dalam kelas, secara
keseluruhan kemampuan mengajar guru termasuk dalam kategori baik. Guru sudah cukup jelas dalam menyampaikan materi, persiapan dan penguasaan
materi oleh guru juga sudah cukup baik, namun beberapa hal mengenai
pengelolaan kelas belum maksimal dalam hal menjaga kedisiplinan siswa di dalam kelas. Hal ini dapat membuat proses belajar di dalam kelas kurang
terkonsentrasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian berkaitan dengan PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS SISWA I SMP MUHAMMADIYAH 1 CILEUNGSI
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang dapat di identifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang dapat di
bedangkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal 2.
Penilaian guru masih dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas melalui program suvervisi kelas
3. Siswa belum dilibatkan dalam penilaian guru dalam proses pembelajaran
4. Guru belum maksimal dalam hal menjaga kedisiplinan siswa di dalam
kelas
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang maka diperlukan pembatasan masalah. Dari identifikasi masalah yang dikemukakan
di atas, maka pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah
1 Cileungsi.
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar pengaruh persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS
siswa di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi. b.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di kelas
VIII SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi. 2.
Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut: a.
Dilihat dari segi teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
yang luas secara khusus bagi perkembangan dunia pendidikan Indonesia berkaitan dengan pengaruh persepsi siswa mengenai
keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di sekolah.
b. Dilihat dari segi praktis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dari segi praktis antara lain:
1 Memberikan informasi kepada siswa bahwa persepsi siswa
tentang keterampilan
mengajar guru
dapat membantu
mempengarui hasil belajar. 2
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sebagai calon pendidik dan orang tua.
3 Memberi gambaran kepada peneliti selanjutnya yang meneliti
permasalahan yang
sama.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar IPS
1. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Selama manusia masih hidup, maka dia akan terus belajar dan terus belajar, karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk
pembelajar. Belajar tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, di mana dan kapan pun manusia berada, dia akan terus belajar sehingga
terjadi perubahan dalam dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Ramayulis
yang memberikan definisi belajar sebagai “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah
laku ke arah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman individu dalam ber
interaksi dengan lingkungan”.
1
Sedangkan Slameto berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman indvidu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya ”.
2
Sudjana mendefinisikan belajar sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan,
pemahaman, sikap
dan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-
aspek yang ada pada individu yang belajar.
3
Tidak semua perupahan pada individu dapat dikatakan dalam belajar, misalnya peruban-perubahan tingkat laku akibat pernyakit,
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, h. 235.
2
Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 60.
3
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010, Cet. III, h. 2.
kecelakaan yang mengakibatkan catat tubuh atau minum-minuman keras.
Howowoard L. Kingskey sebagi tokoh barat mengatakan bahwa “learning is the process by which behavior in the broader
sense is originetal or changend through practice or traning ”.
belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
4
Sedangkan Harold Spears mengatakan bahwa “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something, themselves, to listen,
to follow direction. ” bahwa belajar adalah mengamati, membaca,
meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
5
Dari beberapa definisi menganai belajar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu dengan memanfaatkan alat indra yang dimilikinya untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang lebih
baik, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam Al-Quran surat an Nahl ayat 78 Allah berfirman:
مكل لعج ًيش لعت ا مكت مأ طب م مكجرخأ هلل
فأ ر صبأ ع سل . ركشت مكلعل ةد
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur ” QS. an
Nahl ayat 78
4
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta Asdi mahastya, 2011, h. 13.
5
Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, Cet. I, h. 2.