langsung meginterprestasikan stimulus yang diterimanya dari proses observasi.
2. Keterampilan Mengajar Guru
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang pendidikan. Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dos
en pasal 1 dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan p endidikan menengah”.
19
Dari undang-undang tersebut dapat dijelaskan bahwa guru merupakan suatu profesi yang membutuhkan profesionalitas. Untuk
menjadi tenaga pendidik yang profesional, seorang guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Menurut Ikwan Luthfi “keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru pada hakekatnya terkait dengan tafsiran tentang sejauh mana kemampuan seorang guru mampu di dalam menerapkan berbagai
variasi metode mengajar”.
20
Keterampilan mengajar seorang guru tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Keterampilan Bertanya
Menurut Saidiman, “bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenali. Respons yang
diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang
19
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, h. 2
20
Ikhwan Luthfi, op.cit., h. 212
merupakan hasil pertimbangan. Bertanya merupakan stimulasi yang mendorong kemampuan berpikir”.
21
Sedangkan Brown menyatakan bahwa “bertanya adalah setiap pertanyaan yang mengkaji atau mencipt
akan ilmu pada siswa”.
22
Dalam proses pembelajaran, seseorang guru diharapkan memberikan pertanyaan yang tersusun dengan baik agar peserta didik memahami
dan memberikan respons yang baik pula. Adapun dasar-dasar dalam memberikan pertanyaan yang baik,
adalah sebagai berikut: 1
Jelas dan mudah dimengerti siswa 2
Berikan informasi yang cukup untuk memnjawab pertanyaan
3 Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
4 Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir
sebelum menjawab pertanyaan 5
Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
6 Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga
timbul keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan 7
Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
23
Dalam menyajikan pertanyaan, dasar-dasar pertanyaan yang baik harus diperhatikan dengan tujuan agar pertanyaan yang
diajukan benar-benar efektif. Keterampilan bertanya sangat penting bagi seorang guru dalam proses belajar-mengajar. Keterampilan
bertanya yang dilaksankan guru mempunyai tujuan antara lain; a Merangsang kemampuan berpikir siswa, b Membantu siswa dalam
belajar, c Mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri, d Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari
kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi, dan
21
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, Cet. I, h. 170.
22
Udin Syaefudin Su’ud, Pengembngan Profesi Keguruan, Bansung: Alfebeta, 2009, h. 61-62.
23
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 75.
e Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.
24
Guru yang profesional harus mengetahui apa saja komponen- komponen yang ada dalam keterampilan bertanya. Ada dua jenis
keterampilan bertanya, yaitu; keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
1 Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya dasar meliputi:
a Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
b Pemberian acuan.
c Pemindahan giliran.
d Penyebaran.
e Pemberian waktu berpikir.
f Pemberian tuntunan.
2 Keterampilan Bertanya Lanjutan
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya lanjut meliputi:
a Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan b
Pengaturan urutan pertanyaan. c
Penggunaan pertanyaan pelacak. d
Peningkatan terjadinya interaksi.
25
Komponen-komponen keterampilan bertanya merupakan hal yang penting yang harus dipahami oleh guru. Seorang guru
profesional wajib memiliki dan menguasai keterampilan bertanya, sehingga dalam proses pembelajaran guru dapat memberikan
pertanyaan yang jelas, tepat dan efektif sehingga akan meningkatan hasil belajar siswa.
b. Keterampilan Memberi Penguatan
Menurut Mulyasa “penguatan reinforcement merupakan respon terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatan kemungkinan
24
Hamzah B. Uno, op. cit., h. 170.
25
Moch Uzer Usman, op. cit., h. 77-78.
terulangnya kemba li perilaku tersebut”.
26
Jadi pengutan adalah penghargaan terhadap perilaku tertentu agar perilaku tersebut dapat
terulang kembali. Menurut Hamzah B. Uno, “Keterampilan memberi penguatan
merupakan keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran
siswa merasa dihormati dan diperhatikan”.
27
Sedangkan menurut Moch Uzer Usman, “keterampilan memberi penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik feedback bagi si penerima siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun
kor eksi”.
28
Keterampilan pemberian
penguatan merupakan
suatu keterampilan yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam proses
belajar mengajar, agar dalam mengikuti pelajaran siswa merasa dihormati dan diperhatikan, sehingga muncul rasa senang pada diri
siswa dan menjadikan mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
Penguatan mempunyai pengaruh yang positif bagi siswa terhadap proses belajarnya dan bertujuan sebagai berikut:
1 Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
2 Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
3 Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa
yang produktif.
29
26
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 77-78.
27
Hamzah B. Uno, op.ci.t, h. 168.
28
Moch Uzer Usman, op. cit., h. 80.
29
Ibid., h. 81.
Pemberian penguatan dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung sehingga siswa menjadi lebih aktif dan produktif. Untuk mencapai suatu keterampilan memberi penguatan yang baik dan utuh
maka seorang guru harus menguasai dan menggunakan beberapa jenis penguatan. Jenis-jenis penguatan tersebut adalah:
1 Penguatan Verbal.
Penguatan verbal dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau
kalimat pujian,
penghargaan, persetujuan
dan sebagainya. Miasalnya: “kamu pintar sekali”, “betul”,
“seratus buat Nani”. 2
Penguatan Non-Verbal. Penguatan non-verbal meliputi beberapa hal:
a Pengutan berupa gerakan mimik penguatan yang
diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya dengan anggukan kepala, geleng kepala, dan sebagainya.
b Pengutan dengan cara mendekati, misalnya: guru duduk
dengan siswa, berdiri disamping siswa, berjalan di sisi siswa.
c Pengutan dengan kegiatan menyenangkan. Dalam hal ini
guru dapat
menggunkan kegiatan-kegiatan
yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya,
apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dia dapat diminta membantu teman yang
lainnya.
d Pengutan berupa simbol dan tanda, misalnya kartu
gambar lencana, bintang dari plastik. e
Penguatan tak penuh, yang diberikan apabila siswa memberi jawabannya sebagian yang benar. Misalnya
“ya, jawabanmu sudah baik, tetepi masih bisa disempurnakan”. Hal ini dilakukan agar siswa tersebut
mengetahui bahwa jawaban tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
30
Pengutan atau penghargaan tidak diberikan hanya kepada siswa yang menjawab pertanyaan atau pernyataan dengan benar, tetapi
siswa yang memberikan jawaban atau pernyataan yang kurang tepat juga harus diberikan penghargaan. Hal ini dimaksudkan agar siswa
tidak takut untuk mengungkapkan pendapatnya.
30
Udin Syaefudin Su’ud, op.cit., h. 63-64.