xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Profil SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi
Lampiran 2 : Kisi-kisi instrument penelitian
Lampiran 3 : Instrument penelitian
Lampiran 4 : Validitas angket penelitian
Lampiran 5 : Reabilitas angket penelitian
Lampiran 6 : Daftar responden penelitian
Lampiran 7 : Nilai Ulangan harian dan UTS
Lampiran 8 : Tabulasi Data Penelitian Variabel Persepsi Siswa Mengenai
Keterampilan Mengajar Guru Lampiran 9
: Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Mengenai Keterampilan Mengajar Guru
Lampiran 10 : Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Lampiran 11 : Uji Normalitas
Lampiran 12 : Uji Homogenitas Lampiran 13 : Uji Linearitas
Lampiran 14 : Analisis Regresi Linear Sederhana Lampiran 15 : Uji Hipotesis
Lampiran 16 : Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 17 : Uji Referensi
Lampiran 18 : Surat Permohonan Observasi Lampiran 19 : Surat Pernyataan Pelaksanaan Observasi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai
peranan penting
untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia. Menurut
Abdulah Idi
“pendidikan telah menjadi sektor strategis dalam sistem dan program pembangunan suatu bangsa. Banyak negara telah
menjadikan sektor pendidikan sebagai leading sector, sektor utama atau unggulan
dalam program pembangunan”.
1
Banyak negera berhasil menjadi negara maju karena menjadikan pendidikan sebagai leading sector. Jepang
adalah salah satu contoh negara yang menjadikan pendidikan sebagai perhatian utama dalam pembangunan sejak tahun 1945 dan berhasil menjadi
kekuatan besar perekonomian dunia. Pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara
lain. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pemerintah terus berupaya memperbaiki, baik dari alokasi anggaran maupun mutu pendidikan. Dari segi
anggaran, pemerintah mengalokasikan sekurang-kurangnya 20 dari anggaran pendapatan dan belanja negara untuk pendidikan. Dengan
meningkatnya anggaran pendidikan, diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
Dari segi mutu, pemerintah juga terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan nasional. Hal ini dapat dilihat dari dikeluarkanya beberapa
peraturan baru untuk saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan- peraturan yang sudah ada. Dari rumusan tujuan pendidikan nasional,
mengalami perubahan sesuai dengan tuntunan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara. Adapun tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam
1
Abdulah Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2011, h. 193
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU Sisdiknas pasal 3 disebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,
bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2
Ditinjau dari Undang-Undang tersebut, pendidikan nasional mempunyai fungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta didik. Untuk mencapi tujuan tersebut, dalam konteks pendidikan formal, perhatian harus
ditunjukkan pada penataan sistem persekolahan yang baik. Kegiatan utama dalam institusi persekolahan adalah kegiatan pembelajaran. Kualitas
pendidikan akan sangat ditentukan sajauh mana pengelolahaan proses belajar mengajar yang dijalankan. Di sinilah peran guru dinilai sangat penting dalam
proses pendidikan karena guru adalah komponen yang paling perpengaruh. Guru dengan segala macam kualifikasi dan kompetensinya diharapkan
mampu mencetak sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ”.
3
Ditinjau dari undang-undang tersebut, guru merupakan suatu jabatan profesional pada
jenjang pendidikan usia dini sampai jenjang pendidikan menengah. Untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, seorang guru harus
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan, yang diharapkan dapat
2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 3
3
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, h. 2
membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan
mengajar, merupakan
salah satu
komponen dalam
pembentukan kemampuan profesional seorang guru. Untuk itu, seorang guru wajib menguasai keterampilan mengajar, karena dengan memiliki
keterampilan mengajar,
diharapkan guru
dapat mengelola
proses pembelajaran dengan baik dan pada akhirnya akan berimplikasi pada
peningkatan hasil belajar. Keterampilan mengajar tersebut antara lain; keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perseorangan.
Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Menurut Oemar Hamalik, “proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengaja
r mereka dan membimbing mereka”.
4
Kemampuan guru dalam melaksanakan program pembelajaran yang baik dan menarik, menjadi
barometer bagi keberhasilan siswa selama belajar di bangku sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan bidang ilmu yang
terintegrasi dari beberapa ilmu-ilmu sosial yang meliputi ilmu Sejarah, Geografi, Sosiologi, antropologi, dan Ekonomi serta ilmu-ilmu sosial lainnya.
Kajian IPS meliputi seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial.
Dalam pencapaian hasil belajar, mata pelajaran IPS berbeda dengan mata pelajaran lain, karena mata pelajaran IPS mempunyai karakteristik
hafalan, mengedepankan teori, menganalisis perilaku manusia yang selalu berubah-ubah. Sehingga mata pelajaran IPS cenderung menimbulkan efek
bosan terhadap siswa. Untuk itu, dalam menyampaikan materi, diharapkan guru mengunakan keterampilan mengajar yang mengharuskan siswa menjadi
4
Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2003, h. 36
aktif, kreatif, dan inovatif sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Selama ini, penilaian terhadap keterampilan mengajar guru termasuk guru mata pelajaran IPS dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas
melalui supervisi kelas atau program kunjungan kelas. Program supervisi kelas, biasanya sudah dijadwalkan waktu dan tempat dilaksanakannya
supervisi. Oleh karena itu sebelum melaksanakan supervisi, guru sudah mempersiapkan dan berusaha menampilkan kinerja terbaiknya dalam proses
pembelajaran. Sehingga hasil dari supervisi, sering tidak sesuai dengan kenyataan sehari-hari.
Penilaian keterampilan mengajar guru sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. Siswa pun juga dapat
memberikan penilaian kepada guru yang mengajarnya, karena siswa merupakan elemen yang berhubungan secara langsung dengan guru.
Dengan mengetahui persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar yang dimiliki oleh gurunya dapat menjadi salah satu parameter dalam menilai
keterampilan mengajar guru yang selama ini hanya dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas. Persepsi siswa yang positif pada keterampilan
mengajar guru akan menciptakan interaksi belajar mengajar yang kondusif, sehingga dapat memberikan suatu hasil pembelajaran yang optimal.
Demikian juga sebaliknya, persepsi yang negatif dari siswa pada keterampilan mengajar guru dapat menghambat keberhasilan proses
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, apabila seorang guru memiliki keterampilan mengajar yang baik maka hasil belajar siswapun dapat
meningkat. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 1
Cileungsi, Keadaan guru dan kualitas pembelajaran tergolong baik. Sedangkan ditinjau dari cara mengajar guru di dalam kelas, secara
keseluruhan kemampuan mengajar guru termasuk dalam kategori baik. Guru sudah cukup jelas dalam menyampaikan materi, persiapan dan penguasaan
materi oleh guru juga sudah cukup baik, namun beberapa hal mengenai