Pemeriksaan Laboratorium Diabetes Melitus
Melitus dapat ditegakkan pada pasien dengan hasil positif pemeriksaan glukosa darah puasa konsentrasi glukosa darah 126 mg dL atau
glukosa darah sewaktu konsentrasi glukosa darah 200 mg dL. Pasien tanpa keluhangejala klinis Diabetes Melitus yang khas,
maka diagnosis Diabetes Melitus hanya dapat ditegakkan bila hasil pemeriksaan glukosa darah puasa 126 mg dL atau glukosa darah
sewaktu 200 mg dL, serta didapatkan hasil yang serupa pada pemeriksaan ulangan pada hari yang lain, yaitu dengan konsentrasi
glukosa darah puasa 126 mg dL dan atau glukosa darah sewaktu 200 mg dL, atau hasil pemeriksaan HbA1C 8 Yullizar Darwis,
2005.
KELUHAN KLINIS DIABETES
Keluhan Klasik + Keluhan Klasik -
s GDP
= Kadar Glukosa Darah Puasa mgdL GDS
= Kadar Glukosa Darah Sewaktu mgdL GDPT
= Glukosa darah Puasa Terganggu TGT
= Toleransi Glukosa Terganggu
Diagram 2.2 : TGT
D I A B E T E S M E L I T U S 110-125
110-199
Ulang GDS atau GDP
T T G O GD jam ke-2
126 200
140 140-199
≥ ≥
≥ ≥
200
GDPT Normal
≥ ≥
≥ ≥
126
≥ ≥
≥ ≥
200 126
200 ≥
≥ ≥
≥
126
≥ ≥
≥ ≥
200 110
110
≥ ≥
≥ ≥
126
≥ ≥
≥ ≥
200
Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit DM; Yullizar Darwis, 2005
c. Pemeriksaan Pemantauan Pengendalian
Pemeriksaan ini ditujukan untuk memantau keberhasilan pengobatan dalam upaya mencegah terjadinya penyulit kronis.
Penyebab terjadinya penyulit kronis bukan secara langsung oleh glukosa darah yang tinggi, melainkan karena zat-zat metabolit lain
yang terbentuk akibat sel tidak dapat menggunakan glukosa. Dengan demikian Diabetes Melitus yang terkendali dengan baik tidak berarti
hanya glukosa darahnya saja yang baik, tetapi harus secara menyeluruh menyangkut antara lain konsentrasi glukosa dalam darah, HbA1c
Hemoglobin Glikat, kolesterol, trigliserida, dtatus gizi, dan tekanan darah.
Sasaran pengobatan atau pengendalian untuk pasien Diabetes Melitus yang berumur 60 tahun cukup sampai kriteria sedang, hal ini
mengingat keterbatasan fisik pada pasien usia lanjut Yulizar Darwis, 2005.
d. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dikenal beberapa jenis pemeriksaan, antara lain pemeriksaan glukosa darah puasa , glukosa
darah sewaktu, glukosa darah 2 jam sesudah makan, pameriksaan glukosa darah ke-2 pada tes toleransi glukosa oral TTGO,
pemeriksaan glukosa kurva harian, dan pemeriksaan HbA1C Yulizar Darwis, 2005:
1 Pemeriksaan glukosa darah sewaktu
Dilakukan setiap waktu pada pasien dalam keadaan tanpa puasa. Spesimen dapat berupa serum, plasma, atau darah kapilar.
Pemeriksaan glukosa darah sewaktu plasma dapat digunakan untuk pemeriksaan penyaring dan memastikan diagnosis DM, sedangkan
periksaan gula darah yang berasal dari darah kapilar hanya untuk pemeriksaan penyaring. Tes ini mengukur glukosa darah yang
diambil kapan saja tanpa memperhatikan waktu makan. Kriteria KGDS dari alat Accu-Chek Active dikategorikan baik bila berkisar
110 - 145 mgdL, sedang 145-179 mgdL, dan buruk =180 mgdL . 2
Pemeriksaan glukosa darah puasa Pada pemeriksaan ini, pasien harus puasa 10-12 jam sebelum
pemeriksaan. Spesimen dapat berupa serum, plasma, atau darah kapilar. Pemeriksaan glukosa darah puasa plasma dapat digunakan
untuk pemeriksaan penyaring, memastikan diagnosis, dan memantau pengendalian, sedangkan pemeriksaan yang berasal dari
darah kapilar hanya untuk pemeriksaan penyaring dan memantau pengendalian. Glukosa darah puasa terganggu GDPT bila pada
pemeriksaan didapat nilai sebesar 110-125 mgdL. 3
Pemeriksaan glukosa darah 2 jam sesudah makan
Standarisasi pemeriksaan ini sulit dilakukan karena makanan yang di konsumsi baik jenis maupun jumlahnya tidak dapat
dibakukan dan sulit mengawasi pasien dalam tenggang waktu 2 jam untuk tidak makan dan minum. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk
memantau pengendalian Diabetes Melitus. 4
Pemeriksaan glukosa jam ke-2 pada tes toleransi glukosa oral TTGO
Tes toleransi glukosa oral merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif dari pada tes toloransi glukosa intravena. Tes toleransi
glukosa oral dilakukan dengan pemberian larutan karbohidrat sederhana.
5 Periksaan glukosa kurva harian
Pemeriksaan konsentrasi glukosa kurva harian dilakukan pada pemantauan pengendalian Diabetes Melitus yang berkaitan dengan
obat-obat hipoglikemi yang diberikan. Biasanya pemeriksaan dilakukan 3-4 kali dalam sehari, sebelum makan sore dan sebelum
makan malam. Kekerapan melakukan pemeriksaan ini tergantung berat dan sifat diabetes serta jenis obat Yulizar Darwis, 2005.
6 Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan hemoglobin terglikasi HbA1C, atau disebut juga glycohemoglobin yang disingkat A1C merupakan salah satu
pemeriksaan darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian gula darah. Hasil pemeriksaan A1C memberikan gambaran rata-rata
gula darah selama periode waktu 6-12 minggu, dan hasil ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri
sebagai dasar untuk melakukan penyesuian terhadap pengobatan Diabetes Melitus yang dijalani. Bila kadar gula darah tinggi dalam
beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3
bulan. sebelum pemeriksaan Indodiabetes, 2009.
Tabel 1.1: Korelasi antara Kadar HbA1C dan Rata-rata Kadar Gula
Darah
HbA1C Rata-rata Gula Darah mgdL
6 135
7 170
8 205
9 240
10 275
11 310
12 345
pemeriksaan gula darah, www.indodiabetes.com
Pemeriksaan glukosa darah lebih akurat dibandingkan dengan pemeriksaan glukosa urin karena pemeriksaannya bersifat langsung
Soewondo dalam Soegono, 2007. Tujuan pemeriksaan glukosa darah untuk mendeteksi keadaan hipoglikemik atau hiperglikemik.