Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P value 0,05 yaitu sebesar 0,903 maka dapat disimpulkan bahwa, secara statistik belum
cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara asupankebiasaan makan dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes
Melitus. Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti
untuk menyatakan hubungan antara asupankebisaan makan dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut
peneliti kemungkinan disebabkan oleh karena asupankebiasaan makan bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh dan memegang peranan
penting dalam melakukan pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, melainkan masih banyak faktor lain yang mendukung
untuk tercapainya status kesehatan yang optimal terkendalinya kadar gula darah bagi pasien diabetes, seperti: melakukan aktivitas atau olahraga
yang rutin dan teratur, mengkonsumsi obat antidiabetes sesuia dengan instruksi dari tim medis Slamet Suyono, 2002.
Dukungan keluarga juga tidak kalah penting untuk ikut berperan dalam pengendalian kadar gula darah pasien diabetes, misalnya: untuk
melakukan olahraga teratur, mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai jadwal dan jumlah yang di instruksikan oleh dokter. Karena dengan
adanya dukungan dari keluarga, pasien termotivasi untuk melakukan pengontrolan kadar gula darahnya. Hal ini sejalan dengan teori Green
1980 dalam Notoatmodjo 2005 yang menyebutkan dukungan keluarga
merupakan salah satu faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku kesehatan pada pasien.
G. Hubungan antara Aktivitas FisikOlahraga dengan Terkendalinya
kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus
Menurut Chavea dan Kautman 1889 dalam Ilyas 2002, aktivitas fisikolahraga pada penderita Diabetes Melitus dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat menyebabkan penurunan glukosa darah.
Pada penelitian ini diketahui pasien Diabetes Melitus yang melakukan aktivitas fisik sesuai anjuran adalah sebanyak 30 40,0 dari
75 orang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value 0,05 yaitu sebesar 0,564 maka dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti
untuk menyatakan adanya hubungan antara aktivitas fisikolahraga dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.
Menurut Ilyas 1995 menyatakan bahwa aktivitas fisikolahraga bagi pasien Diabetes Melitus bertujuan untuk mengendalikan kadar gula
darah, karena latihan jasmani yang teratur menyebabkan kontraksi otot meningkat dan resistensi insulin berkurang.
Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara aktivitas fisikolahraga dengan
terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut peneliti kemungkinan disebabkan karena aktivitas fisikolahraga bukan
satu-satunya faktor yang berperan dalam terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes, akan tetapi pengaturan asupan makan yang baik dan
sesuai dengan anjuran diet DM, mengkonsumsi obat hipoglikemik oral ataupun insulin, turut berperan penting dalam pengendalian kadar gula
darah pada pasien Diabetes Melitus. Terkendalinya kadar gula darah secara baik, juga dapat terjadi karena adanya kemauan atau motivasi dalam
diri pasien untuk mengendalikan kadar gula darah, meskipun tidak hanya dengan aktivitas fisikolahraga Slamet Suyono, 2002.
Motivasi yang tinggi dalam diri pasien untuk melakukan usaha pengobatan selain olahraga, juga dapat menunjukan hasil positif dalam
upaya pengobatan, seperti terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus. Hal ini berdasarkan teori Claydon Efron 1994 yang
menyatakan bahwa, diperlukan adanya motivasi dan penghargaan baik dalam diri seseorang ataupun praktisi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan perilaku kesehatan pasien, khususnya pada pasien Diabetes Melitus dalam mengendalikan kadar gula darah.
H. Hubungan antara Asupan Obat dengan Terkendalinya kadar gula
darah pada pasien Diabetes Melitus
Perencanaan makan atau diet masih merupakan pengobatan utama bagi pasien Diabetes Melitus, tetapi hal ini bersama latihan jasmani
ternyata gagal maka diperlukan obat oral. Obat hipoglikemi oral OHO diberikan dengan harapan bahwa diabetes dapat terkontrol dengan baik.