2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan penampakan dari hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu. Pengetahuan adalah hasil tahu manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” Notoatmodjo, 2002:
121. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga
terjadi suatu proses berurutan Rogers 1994. Jadi, pengetahuan merupakan tingkatan terendah dalam
domain kognitif. Pengetahuan merupakan hasil dari tingkah laku, hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
pada suatu objek tertentu Noto Atmojo, 1993. Pasien Diabetes Melitus akan mampu melakukan pengendalian kadar
glukosa darah dengan baik jika didasari dengan pengetahuan mengenai penyakit Diabetes Melitus, baik tanda dan gejala
maupun penanganannya. 3
Kedekataan dan Keterpaparan terhadap Sumber Informasi Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi
perantara dalam menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan, semakin banyak sumber informasi yang diperoleh
maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki Notoadmodjo, 2003.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang dalam
meningkatkan kwalitas
kesehatannya adalah
terjangkaunya informasi yaitu tersedianya informasi-informasi terkair dengan tindakan yangn akan diambil oleh seseorang.
Pada pasien Diabetes Melitus, dengan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi mengenai pengendalian kadar
gula darah dapat memfasilitasi terjadinya tindakan untuk melakukaan pengendalian kadar gula darah mereka.
C. Penelitian Terkait
Penelitian yang terkait adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniatin Yuniatun FKM UI, 2003 dalam Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengendalian kadar gula darah puasa pasien lama Diabetes Melitus lanjut usia di Poliklinik Diabetes Melitus RSCM. Penelitian ini dilakukan pada 100 orang
responden, dan dari hasil penelitian ini didapat bahwa: berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa aktivitas fisik mempunyai peranan terhadap kadar
glukosa darah dan pengendaliannya. Hal ini terlihat dalam uji bivariat dengan uji t – Independent bahwa ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai
aktivitas fisik antara pasien dengan kadar glukosa darah yang terkontrol dan yang tidak terkontrol P=0,000, sehingga Ho ditolak. Dimana nilai aktivitas
untuk pasien dengan kadar glukosa darah yang terkontrol mempunyai nilai lebih besar.
Penelitian lain yang berhubungan adalah penelitian yang dilakukan oleh Mira Musaira FKM UI, 2003 dalam “Gambaran epidemiologi Diabetes
Melitus dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus anggota klub persadia Rumah Sakit Islam Jakarta
Timur”. Penelitian ini dilakukan pada 90 responden, dari hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0,005 dan PR= 2,86 maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara variabel pengetahuan dengan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus. Pasien Diabetes Melitus yang pengetahuannya kurang
mempunyai peluang 2,86 ditemukan dengan kadar gula darah tinggi dibanding dengan pasien Diabetes Melitus yang pengetahuan baik. Hasil analisis
hubungan antara pengetahuan dengan kadar gula darah diperoleh bahwa sebanyak 21 dari 40 52,5 pasien Diabetes Melitus yang pengetahuannya
kurang dengan kadar gula darah tinggi, sedangkan 11 dari 50 pasien yang pengetahuannya baik dan kadar gula darah tinggi.