Obat oral bekerja dengan cara merangsang sel penghasil insulin sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak sehingga kebutuhan
insulin dapat tercukupi Tara, 2003. Pada penelitian ini diketahui pasien Diabetes Melitus yang
mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai instruksi adalah sebanyak 35 46,7 dari 75 orang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value 0,05
yaitu sebesar 0,503 maka dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara asupan obat dengan
terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mira Musaira 2003 yang
menyatakan bahwa asupan obat memiliki hubungan yang signifikan dengan pengendalian kadar gula darah pada paseian Diabetes Melitus.
Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara asupan obat dengan
terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut peneliti kemungkinan disebabkan karena faktor lama menderita Diabetes
Melitus, sehingga pasien merasa jenuh dan cenderung tidak mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai instruksi.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Cameron 1995 yang dikutip dari Haynes 1976 yang menyatakan bahwa pengobatan jangka panjang
yang memaksa untuk merubah kebiasaan-kebiasaan seperti mengurangi kalori makanan atau komponen tertentu dalam diet sehari-hari, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sesuai instruksi dokter memberi kesan atau sikap negatif bagi pasien sehingga cenderung untuk tidak patuh.
Namun, pengendalian kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus tidak hanya dengan mengkonsumsi obat antidiabetes OHO
maupun insulin, melainkan dengan pengaturan asupan makan yang sesuai dengan anjuran diet bagi pasien diabetes, melakukan aktivitas fisik yang
rutin dan teratur juga dapat mengendalikan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus Slamet Suyono, 2002.
I. Hubungan antara Komplikasi Penyakit lain dengan Terkendalinya
kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus
Seseorang yang sedang menderita sakit karena virus atau bakteri tertentu, merangsang produksi hormone tertentu yang secara tidak
langsung berpengaruh pada kadar gula darah Tandra, 2008. Pada penelitian ini diketahui pasien Diabetes Melitus yang
memiliki komplikasi penyakit lain adalah sebanyak 9 12,0 dari 75 orang. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value 0,05 yaitu
sebesar 0,438 maka dapat disimpulkan secara statistik belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara pasien yang memiliki
komplikasi dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus.
Dengan hasil penelitian yang menunjukan belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan pasien yang memiliki komplikasi
penyakit lain dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus, menurut peneliti kemungkinan disebabkan karena, pasien
memiliki kemauan dan motivasi yang tinggi untuk mengendalikan kadar gula darahnya dengan melakukan: pengaturan asupan makan atau diet
DM, melakukan aktivitas fisikolahraga yang rutin dan teratur, serta mengkonsumsimenggunakan obat hipoglikemik oral maupun insulin
sesuai dengan instruksi dokter tim edis. Sehingga, pasien yang memiliki komplikasi penyakit lain, kadar gula darahnya tetap terkendali baik
Slamet Suyono, 2002. Hal ini, juga berdasarkan Claydon Efron 1994 yang
menyebutkan bahwa, diperlukan adanya motivasi dan penghargaan baik dalam diri seseorang ataupun praktisi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan perilaku kesehatan pasien.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis Univariat:
Dari hasil analisa secara statistik diperoleh bahwa: sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 74
orang 98,7, rata-rata berpendidikan tinggi SMAPT yaitu masing-masing sebanyak 18 dan 35 orang. Dari hasil penelitian ini
juga, diperoleh responden yang tidak mudah untuk mendapatkan informasi kesehatan sebanyak 46 orang 38,7, asupankebiasaan
makannya tidak sesuai anjuran sebanyak 51 orang 68, responden yang aktivitas fisiknya tidak sesuai anjuran sebanyak 45
orang 60,0, responden yang asupan obatnya tidak sesuai instruksi sebanyak 40 orang 53,3, dan responden yang memiliki
komplikasi penyakit lain sebanyak 9 orang 12,0 dari 75 orang total jumlah responden.
2. Bardasarkan hasil analisis bivariat:
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value untuk setiap variabel yang diteliti veriabel pengetahuan, pendidikan, kedekatan
dan keterpaparan terhadap sumber informasi, asupan makan,
aktivitas fisik, asupan obat, serta komplikasi penyakit lain 0,05 yaitu sebesar 0,622 untuk variabel pengetahuan; 0,612 untuk
veriabel pendidikan; 0,743 untuk variabel kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi; 0,903 untuk variabel
asupan makan; 0,564 untuk variabel aktivitas fisik; 0,503 untuk variabel asupan obat, serta 0,438 pada variabel komplikasi
penyakit lain. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka secara statistik
dapat disimpulkan bahwa, belum ada cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara semua variabel pengetahuan,
pendidikan, kedekatan dan keterpaparan terhadap sumber informasi, asupan makan, aktivitas fisik, asupan obat, serta
komplikasi penyakit lain dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasen Diabetes Melitus.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Upaya untuk mengendalikan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus harus selalu dioptimalkan yaitu dengan semakin
ditingkatkannya program-program kesehatan terkait dengan penatalaksanaan
Diabetes Melitus
seperti: edukasi
atau