Republika, Media Indonesia, Pos Kota, dan lain-lain. Setiap daerah juga mempunyai penerbit korannya masing-masing, misalnya di daerah Bekasi
terdapat koran Radar Bekasi, dan daerah Tangerang Selatan mempunyai penerbit koran Tangsel-Pos.
Meski demikian, setiap koran menyajikan bermacam-macam berita tetapi tidak menjamin penulis berita penggunaan EBI yang baik dan benar.
Hal ini dapat terjadi karena ketidaktelitian editor ataupun kesalahan dari penulis berita tersebut. Pos Kota adalah salah satu media cetak yang tidak
hanya beredar di Ibu Kota tetapi menjangkau kota-kota yang berada di sekeliling Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
JABODETABEK hal ini menjadikan Pos Kota sebagai salah satu media masa yang mendapat tanggapan baik dari pembaca.
Seperti kita ketahui, afiks merupakan morfem terikat yang tidak bisa berdiri sendiri dan harus dilekatkan dengan morfem lain atau kata dasar,
afiks juga disebut sebagai penyebab kemunculan dari makna gramatikal suatu kata. Dengan menganalisis afiks pembentuk nomina, pembaca dapat
mengetahui cara pembentukan kata, jenis dan makna yang dihasilkan dari afiks pembentuk nomina tersebut. Selain itu, dengan menggunakan koran
sebagai bahan ajar pada materi struktur kata imbuhan kelas XI, siswa dapat mengetahui prefiks, infiks dan sufiks pembentuk nomina dalam surat
kabar dan mendapatkan informasi dari koran yang digunakan sebagai bahan ajar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan afiks yang tidak tepat menjadikan berita tidak komunikatif
2. Terdapat makna yang dibentuk oleh afiks pembentuk nomina
3. Implikasi penggunaan afiks pembentuk nomina pada kolom Jakarta
yang dijadikan bahan pembelajaran di SMA
C. Batasan Masalah
Seperti yang dijelaskan pada latar belakang, maka penulis membatasi
ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Koran Pos Kota kolom Jakarta
2. Edisi 2-31 Januari 2016
3. Tahun terbitan koran 2016
4. Fokus penelitian pada prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina
D. Rumusan Masalah
Berdasarakan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan afiks
pembentuk nomina pada koran Pos Kota kolom Jakarta dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA?”
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat akademis yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis yang diharapkan
dapat memberikan
sumbangan analisis
bagi pembinaan
dan pengembangan bahasa. Manfaat praktis yang diharapkan dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan mengenai afiks prefiks, infiks, dan sufiks pembentuk nomina. Adapun
manfaat yang terurai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
a. Bahan referensi untuk mengetahui penggunaan berbahasa,
terutama afiks prefiks, infiks, dan sufiks nomina dalam surat kabar.
b. Menambah pengetahuan pembentukan afiks dalam surat kabar.
c. Menambah kekayaan penelitian khususnya dalam penelitian bahasa
di bidang penggunaan afiks dalam surat kabar. 2.
Manfaat praktis a.
Guru Sebagai bahan masukan untuk sumber belajar bahasa Indonesia
dalam penggunaan afiks pada surat kabar. b.
Siswa Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai penggunaan
afiks prefiks, infiks, sufiks pembentuk nomina bahasa Indonesia dalam surat kabar.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teoretis
1. Pengertian Morfologi
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan, bahasa itu sendiri dirangkai oleh kata-kata, tentunya kata-kata
itu membentuk beragam kalimat yang terdiri dari berbagai macam bentuk, bentuk-bentuk inilah yang menjadi pembahasan utama dalam morfologi.
Abdul Chaer menjelaskan, secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti „bentuk‟ dan kata logi yang berarti „ilmu‟, di dalam
kajian linguistik morfologi berarti „ilmu mengenai bentu-bentuk dan pembentukan kata‟.
1
Harimurti Kridalaksana mengungkapkan bahwa “morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan
kombinasi-kombinasinya serta bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-
bagian kata, yakni morfem”.
2
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ahmad dan Alek yang menjelaskan morfologi sebagai bagian dan ilmu kebahasaan, mempelajari
strktur intern kata, tata kata atau tata bentuk.
3
Maka dapat disimpulkan morfologi merupakan salah satu kajian dari ilmu linguistik yang
mempelajari tentang struktur bahasa meliputi bentuk, klarifikasi dan bagian-bagian kata yang disebut juga sebagai morfem. Morfem menjadi
bagian terkecil dalam kajian morfologi dan tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan yang lebih kecil. Meski demikian, morfem mempunyai makna.
1
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Pertama, 2008, hlm. 3.
2
Harimurti Kridalaksna, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia, Edisi Keempat Cetakan Kedua, 2009, hlm. 159.
3
Ahmad HP dan Alek Abdullah, Linguistik Umum, Jakarta:FITK PRESS, 2009, hlm. 57-58.