Pengertian Kolom Landasan Teoretis
1 Karena adanya keterbatasan ruang dan waktu yang dimiliki
oleh wartawan dalam menulis berita. Bahasa jurnalistik dapat membantu wartawan untuk menulis berita tanpa meninggalkan
unsur-unsur pokok dalam berita tersebut. 2
Karena mobilitas pembaca yang tinggi sehingga menjadikan kepentingan pembaca media menjadi terbatas, banyak pembaca
hanya sekedar memperoleh informasi semata, tanpa mau membaca berita seluruhnya. Dengan demikian, bahasa
jurnalistik yang lebih lugas dan informatif harus menjadi acuan, khususnya dalam penyajian head line atau lead berita.
3 Karena pembaca bersifat universal sehingga bahasa jurnalistik
harus mudah dibaca oleh setiap orang dengan latar belakang pendidikan dan tingkat intelektual yang minimal.
Bahasa dalam media cetak ibarat roh atau nyawa. Tanpa bahasa, media cetak tidak akan bermakna apa-apa. Dalam UU Pokok Pers nomor
40 tahun 1999, wartawan memiliki kebiasaan dalam bebahasa. Akan tetapi, karena keterbatasan media cetak, jurnalistik harus mempunyai ciri-
ciri, antara lain:
44
1
Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari
penjelasan yang panjang dan bertel-tele. 2
Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu
menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang diperlukan
pembaca sudah
tertampung di
dalamnya. Menerapkan prinsip 5W+1H, pembuangan kata-kata adalah
mubazir dan lebih baik menerapkan ekonomi kata. 3
Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan
pengertia atau makna informasi secara langsung, dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
44
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam pemberitaan, Yogyakarta: Penerbit ANDI, Edisi 1, 2005, hlm. 88.
4
Menarik, artinya menggunakan pilihan kata yang masih hidup,
tumbuh, dan berkembang. Hindari kata-kata yang sudah mati tak pernah lagi digunakan dalam masyarakat
5
Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan
mudah dapat dipahami oleh khalayak umum pembaca. Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan atau
pengertian makna yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda ambigu. Oleh karena itu,
sepantasnya bahasa
jurnalistk menggunakan
kata-kata bermakna denotatif makna sebenarnya
Ciri-ciri bahasa jurnalistik secara terperinci juga dipaparkan oleh Suhaimin dan Ruli Nasrullah, terdapat 17 ciri utama bahasa jurnalistik
yang berlaku untuk semua media berkala cetak dan online, yakni:
45
1 Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilh kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak
pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tigkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan
psikografisnya. 2
Singkat Singkat berarti langsung kepada pokok masalah to the point,
tidak bertele-tele,
tiadk berputa-putar
sehingga tidak
memboroskan waktu pembaca. 3
Padat Padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi, kalimat
yang singkat tidak berarti memuat banyak informasi sedangkan kalimat yang padat pasti mengandung banyak informasi.
45
Suhaemin dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cetakan 1, 2009, hlm. 11-17.
4 Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghidari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang
membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
5 Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas susunan kata atau kalimat sesuai dengan kaidah
SPOK, jelas sasaran dan maksudnya. 6
Jernih Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus,
tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah.
7 Menarik
Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca. Bahasa jurnalistik
berpijak pada prinsip: menarik, benar, dan baku. 8
Demokratis Salah satu ciri yang paling menonjol dari bahasa jurnalistik
adalah demokratis. Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta baik dari penulis maupun
pembaca. 9
Populis Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang
terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran khalayak pembaca.
10 Logis
Logis berarti apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak
bertentangan dengan kala sehat. Bahasa jurnalistik harus dapat