Afiks -si Bermakna ‘Pelaku Jamak’ Sebagai Pembentuk Nomina

yaitu 16 kata kendaraan, 9 kata ngkutan, 17 kata bantuan dan 2 kata saringan. 9 -an bermakna „kegiatan yang bersangkutan‟ yaitu 4 kata hajatan, 2 kata sunatan, 3 kata liburan. 16 -an bermakna „yang bernilaijumlah‟ yaitu 8 kata puluhan dan 8 kata ribuan, 16 pe- bermakna frekuensi yaitu 6 kata harian dan 10 kata tahunan.

B. Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendidikan di Indonesia, telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Pada tanggal 15 Juli 2013 telah diberlakukannya sistem pendidikan dengan menggunakan kurikulum 2013 dan telah diterapkan di 6.221 sekolah sejak Tahun pelajaran 20132014 dan di semua sekolah di seluruh tanah air pada Tahun Pelajaran 20142015. Akan tetapi, keputusan itu dicabut dengan ditandai penerbitan surat dari kementrian pendidikan dan kebudayaan RI nomor: 179342MPKKR2014 tanggal 5 Desember 2014 yang berisi tentang menggentikan pelaksaaan kurikulum di sekolah- sekolah dan kembali menggunakan kurikulum 2006 serta tetap menerapkan kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah menerapkan sistem ini selama 3 semester. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh seluruh tingkat jenjang pendidikan di Indonesia. Bagi pengguna kurikulum 2013 atau kurikulum 2006 di tingkat SMA, bahasa dan sastra Indonesia masuk ke dalam mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional. Dengan demikan, materi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus dikuasai oleh siswa agar lulus pada ujian tersebut. Salah satu sumber materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah surat kabar. Selain fungsi surat kabar untuk memberikan informasi bagi pembacanya, kelebihan surat kabar lainnya adalah terdapat banyak jenis berita yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Seperti materi menganalisis struktur kata berimbuhan, surat kabar Pos Kota kolom Jakarta dapat dijadikan yang sebagai sumber belajar dalam materi tersebut. Sebelum memulai dan menjelaskan materi pelajaran, guru perlu membuat rencana pelaksanaan, agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara terstruktur dan mampu dipahami siswa dengan baik. Selain itu, penelitian ini mempunyai pengaruh dan kelebihan terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA, yaitu memudahkan dalam mencari bahan ajar. Karena koran merupakan salah satu media massa yang paing dekat degan kita karena mudah dijangkau, dengan menggunakan koran sebagai bahan ajar materi struktur kata imbuhan, siswa dapat mengetahui prefiks, infiks dan sufiks pembentuk nomina dalam surat kabar. Selain itu, siswa juga memperoleh informasi dari koran yang dijadikan sumber pembelajaran tersebut. Dengan demikian, berdasarkan kelebihan koran yang telah diutarakan, alangkah jika para pendidik menggunakan koran sebagai bahan ajar dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah terlampir.