dan anak-anak disebut keluarga inti. Pada keluarga inti, suami dan istri saling tergantung akan kebersamaan satu sama lain, dan anak-anak tergantung akan kasih
sayang dan sosialisasi dari orangtuanya. Keluarga tradisional menurut papalia dkk 2004 adalah keluarga yang terdiri
dari suami, istri, dan anak biologis, namun secara institusi, keluarga lebih bersifat universal. Pada Negara-negara Asia, keluarga lebih cenderung berbentuk keluarga
yang tradisional, sedangkan pada negara-negara barat, keluarga telah mengalami banyak perubahan dari segi ukuran, komposisi dan struktur keluarga. Keluarga dapat
terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan karena kelahiran, pernikahan, atau adopsi yang tinggal bersama baik itu memiliki anak atau tidak Berns, 2004.
Mc Whirter dkk 2004 menjelaskan bahwa keluarga lebih kepada suatu sistem yang terdiri dari anggota keluarga yang saling terkait, diatur beberapa fungsi
dan saling mempengaruhi untuk menjaga terciptanya suatu kesimbangan. Kondisi saling mempengaruhi yang ada dalam keluarga dapat berarti setiap anggota keluarga
akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Berdasarkan uraian yang telah di paparkan, dapat disimpulkan bahwa keluaga adalah suatu
kesatuan sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain.
3. Pengertian Keharmonisan Keluarga
Keharmonisan keluarga diungkapkan dengan berbagai istilah diantaranya strong family, healthy family, happy family, dan keluarga sakinah. Kesemua istilah ini
mengacu pada adanya keterikatan atau hubungan yang positif antar anggota keluarga
Universitas Sumatera Utara
suasana yang nyaman, dan bahagia di dalam keluarga. Menurut Defrain dkk dalam Coombs, 2005 strong family didasari oleh hubungan emosional yang positif antara
anggota keluarga, sehingga tercipta rasa nyaman antara satu dengan yang lainnya dan terjaminnya kesejahteraan tiap anggota keluarga. Hal ini senada dengan yang
dikemukakan oleh Hawari 1997 yang mengatakan bahwa keharmonisan keluarga sesungguhnya terletak pada erat tidaknya hubungan silaturrahmi antara anggota
keluarga. Basri 1999 mengartikan keharmonisan keluarga adalah suatu ikatan saling
ketergantungan diantara anggota-anggota keluarga yaitu antara orangtua dan anak- anak, antara suami dan istri, sehingga menciptakan suasana membahagiakan dan
memuaskan di dalam keluarga. Keharmonisan keluarga Gerungan, 1996 juga diartikan sebagai kebahagiaan dan kepuasan dalam keluarga yang tercipta karena
adanya saling ketergantungan diantara anggota keluarga. Diharapkan dalam keluarga berlangsung interaksi yang memuaskan dan membahagiakan antara orangtua dengan
anak, antara suami dengan istri. Sebagai tambahan, Gunarsa 2004 juga menyatakan bahwa keluarga bahagia
adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya merasakan kebahagiaan yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan, dan puas terhadap seluruh
keadaan dan keberadaan dirinya yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial. Interaksi antar pribadi yang terjadi dalam keluarga akan berpengaruh terhadap
keadaan bahagia atau harmonis dan tidak bahagianya atau tidak harmonisnya salah
Universitas Sumatera Utara
seorang anggota keluarga yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pribadi- pribadi lain dalam keluarga
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keharmonisan keluarga adalah suatu ikatan saling ketergantungan yang didasari dengan adanya hubungan
emosional yang positif antara setiap anggota keluarga sehingga tercipta suasana yang nyaman dan menyenangkan serta bahagia bagi individu yang menjadi bagian dari
anggota keluarga.
4. Aspek-aspek Keharmonisan Keluarga