BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi Suryabrata, 2003. Dalam hal ini peneliti
ingin melihat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan penalaran moral pada remaja delinkuen.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Berikut adalah identifikasi variabel yang di gunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel bebas
: Keharmonisan keluarga 2. Variabel tergantung
: Penalaran moral
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penalaran moral
Universitas Sumatera Utara
Penalaran moral adalah kemampuan seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosial-moral dalam situasi kompleks dengan melakukan penilaian
terlebih dahulu terhadap nilai dan sosial mengenai tindakan apa yang akan dilakukannya. Menurut Rest dalam Kurtines Gerwitz, 1992 ada 4 komponen
utama penalaran moral yaitu menginterpretasi situasi dan mengidentifikasi permasalahan moral, memperkirakan apa yang seharusnya dilakukan,
mengevaluasi berbagai perangkat tindakan, dan melaksanakan serta mengimplementasikan rencana tindakan yang berbobot moral.
Penalaran moral diukur dengan menggunakan Defining Issues Test DIT versi pendek Rest,1979 yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia.
Defining Issues Test DIT versi pendek merupakan tes tertulis yang menyediakan tiga permasalahan moral bagi subjek dalam bentuk cerita, dimana setiap cerita
diikuti dengan 12 pernyataan. Setiap pernyataan ini mencerminkan suatu tahap perkembangan moral tertentu atau tipe penalaran moral tertentu.
Penalaran moral dalam penelitian ini ditunjukkan melalui nilai P dari test DIT Defining Issues Test. Nilai P principle morality yang merupakan penilaian
relative relative impertance subjek tentang pertimbangan prinsip moral dalam menghadapi suatu dilema moral, diperoleh dari penjumlahan nilai yang diperoleh
subjek untuk tahap 5A, 5B, dan 6. Tahap 5A, 5B, dan 6 berhubungan dengan morality of sosial contract, morality of intuitive humanism dan morality of
principle of idea social cooperation. Semakin tinggi nilai P menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi penalaran moral. Sebaliknya, semakin rendah nilai P menunjukkan semakin rendah penalaran moral.
2. Keharmonisan keluarga
Keharmonisan bahwa keharmonisan keluarga adalah suatu ikatan saling ketergantungan yang didasari dengan adanya hubungan emosional yang positif
antara setiap anggota keluarga sehingga tercipta suasana yang nyaman dan menyenangkan serta bahagia bagi individu yang menjadi bagian dari anggota
keluarga. Keharmonisan keluarga diukur dengan skala keharmonisan keluarga yang disusun berdasarkan aspek keharmonisan keluarga menurut Nick Stinnet
dan John Defrain 1989 yaitu adanya apresiasi dan kasih sayang appreciation and affection, komitmen commitment, adanya komunikasi yang positif positive
communication, mempunyai waktu bersama keluarga enjoyable time together, terciptanya kesejahteraan spiritual dalam keluarga spiritual well-being, dan
adanya kemampuan untuk mengatasi stres dan krisis succesful management of strees and crisis.
Tingkat keharmonisan keluarga subjek dapat dilihat dari skor total yang diperoleh dari subjek penelitian. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka
semakin tinggi keharmonisan keluarga subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh maka semakin rendah keharmonisan keluarga subjek.
Universitas Sumatera Utara
C. POPULASI DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi