Validitas, Uji Daya Beda dan Realibilitas Alat Ukur

E. Validitas, Uji Daya Beda dan Realibilitas Alat Ukur

Salah satu masalah utama dalam kegiatan penelitian sosial khususnya Psikologi adalah cara memperoleh data yang akurat dan objektif. Hal ini menjadi sangat penting, artinya kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya apabila didasarkan pada info yang juga dapat dipercaya Azwar, 2001. Sebelum digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya skala keharmonisan keluarga yang disusun, dianalisis terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya, sedangkan untuk skala penalaran moral tidak perlu lagi dianalisis validitas dan reabilitasnya karena skala tersebut sudah baku. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rest 1979, reabilitas tes DIT menunjukkan koefisien 0,44 hingga 0,92. Koefisien validitasnya adalah 0,68. 1. Validitas Menurut Azwar 2000, untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity. Peneliti berusaha mengungkap sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur dengan mendasarkan pembuatan alat ukur pada aspek-aspek keharmonisan keluarga yang dinilai oleh dosen pembimbing Kerlinger, 2002. Universitas Sumatera Utara 2. Uji Daya Beda Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes Azwar, 2000. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment untuk mengukur daya beda aitem skala keharmonisan keluarga dengan bantuan program SPSS 16.0. for windows. Daya beda aitem dalam hal ini dapat dilihat dengan mengkorelasikan skor aitem dengan skor total. 3. Reabilitas Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas ini ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh subjek dengan memakai alat yang sama Suryabrata, 2000. Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2000. Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha dari Cronbach. Universitas Sumatera Utara Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r xx’ yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja.

0 6 19

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMP NEGERI 3 SRAGEN Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Delinkuen pada Remaja SMP Negeri 3 Sragen.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMP NEGERI 3 SRAGEN Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Delinkuen pada Remaja SMP Negeri 3 Sragen.

0 2 17

DAFTAR PUSTAKA Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Delinkuen pada Remaja SMP Negeri 3 Sragen.

0 7 4

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Harga Diri pada Remaja.

0 10 14

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Harga Diri pada Remaja.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA Hubungan Antara Penalaran Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA Hubungan Antara Penalaran Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja.

1 13 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA Hubungan Antara Persepsi Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja.

0 2 13