Remaja Delinkuen 1. Pengertian Delinkuensi Remaja Juvenile Delinquency

sudah memilih prinsip moral untuk hidup. Individu melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung jawab batin sendiri.

4. Remaja Delinkuen 1. Pengertian Delinkuensi Remaja Juvenile Delinquency

Delinkuensi remaja atau biasa disebut dengan Juvenile Delinquency berasal dari bahasa latin. Juvenile artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda atau sifat-sifat khas pada periode remaja. Sedangkan delinquent berasal dari kata “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, asosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacu, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan sebagainya Kartono 2003. Berdasarkan etimologi tersebut, Kartono 2003 mengartikan delinkuensi remaja atau juvenile delinquency sebagai perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, dan merupakan gejala sakit atau patologis secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga remaja tersebut mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Bynum dan Thompson 2001 mendefinisikan delinkuensi remaja sebagai perilaku ilegal serta pelanggaran, yang dapat dinilai oleh masyarakat sebagai suatu penyimpangan. Perilaku menyimpang tersebut dapat diartikan sebagai perilaku yang diterima oleh orang lain sebagai ancaman terhadap harapan orang banyak atau Universitas Sumatera Utara merugikan orang lain serta merugikan diri sendiri. Menurut Dacey dan Kenny 2001, delinkuensi remaja adalah segala perilaku ilegal yang dilakukan oleh remaja. Perilaku delinkuen disini menekankan pada kriminalitas dan aspek illegal dari suatu perilaku. Aktifitas ilegal tersebut tidak semua mengarah kepada pelanggaran yang serius, hal ini dikarenakan frekuensi, keseriusan dan kekronisan remaja melakukan dalam melakukan perilaku tersebut berbeda-beda. Lebih lanjut Newman dan Newman 2006 mengemukakan bahwa perilaku delinkuen merupakan masalah dari eksternalisasi yang berhubungan dengan kesulitan dalam mengontrol dan mengatur dorongan tertentu. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan remaja delinkuen adalah remaja yang melakukan perilaku ilegal serta pelanggaran yang dapat dinilai oleh masyarakat sebagai suatu penyimpangan, yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik itu terhadap orang lain maupun dirinya sendiri, yang meliputi pencurian, perampokan, penyerangan dengan kekerasan, pemerkosaan, minum-minuman keras, penyalahgunaan obat, maupun pembunuhan.

2. Karakteristik Remaja Delinkuen

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja.

0 6 19

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMP NEGERI 3 SRAGEN Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Delinkuen pada Remaja SMP Negeri 3 Sragen.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMP NEGERI 3 SRAGEN Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Delinkuen pada Remaja SMP Negeri 3 Sragen.

0 2 17

DAFTAR PUSTAKA Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Delinkuen pada Remaja SMP Negeri 3 Sragen.

0 7 4

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Harga Diri pada Remaja.

0 10 14

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA REMAJA Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Harga Diri pada Remaja.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA Hubungan Antara Penalaran Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA Hubungan Antara Penalaran Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja.

1 13 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA Hubungan Antara Persepsi Keharmonisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja.

0 2 13