Interaksi antara orangtua dan anak dalam berbagai situasi menunjukkan 3 faktor umum di atas. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi penalaran moral
anak Jansens, 1992. Menurut Supeni dalam Muslimin, 2004 faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan moral anak adalah keluarga. Kohlberg dalam
Janssens, 1992 memandang bahwa pengaruh utama dari keluarga adalah pada diskusi antara orangtua dengan anak mengenai nilai-nilai dan norma, dari pada
pengalaman anak sendiri akan disiplin, hukuman, dan hadiah dari orangtua. Kohlberg juga menyatakan bahwa penalaran moral dipengaruhi oleh tahap
perkembangan kognitif yang tinggi seperti pendidikan dan pengalaman sosiomoral Glover, 1997. Pendidikan adalah prediktor yang kuat dari perkembangan penalaran
moral, karena lingkungan pendidikan yang lebih tinggi menyediakan kesempatan, tantangan dan lingkungan yang lebih luas yang dapat merangsang perkembangan
kognitif Rest, 1979 Berdasarkan uraian di atas maka ada 5 faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan penalaran moral seseorang, yaitu kesempatan alih peran, situasi moral, konflik moral kognitif, keluarga, dan pendidikan.
6. Pengukuran Penalaran Moral
Penalaran moral sangat diperlukan dalam kehidupan. Berdasarkan penelitian, penalaran moral dapat diukur dengan menggunakan suatu alat ukur.
a. Penelitian yang dilakukan oleh Nashori 1995 tentang penalaran moral pada
30 orang siswa Sekolah Menengah Atas menggunakan Defining Issues Test DIT sebagai alat untuk mengukur penalaran moral.
Universitas Sumatera Utara
b. Nichols dan Day 1982 meneliti perbandingan penalaran moral kelompok
dan individual pada mahasiswa Universitas Minnesota dengan menggunakan Rest’s Defining Issues Test DIT untuk mengukur penalaran moral.
c. Martani 1995 melakukan penelitian tentang perkembangan penalaran moral
pada remaja, dengan menggunakan Defining Issues Test DIT untuk mengungkap penalaran moral 100 orang remaja.
d. Glover 1997 melakukan penelitian mengenai hubungan penalaran moral dan
religiusitas diantara kelompok anggota konservatif, moderat, dan liberal, dengan menggunakan Defining Issues Test DIT.
Menurut penelitian Davidson dan Robbins dalam Rest, 1979 konsistensi internal Alpha Cronbach pada DIT adalah diatas 0.70. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan Rest’s Defining Issues Test DIT untuk mengukur penalaran moral remaja delinkuen. DIT merupakan tes pilihan berganda yang bersifat objektif, disusun
berdasarkan teori perkembangan moral dari Kohlberg. Saat ini telah ada dua versi , yaitu DIT-1 dan DIT-2. Dalam penelitian ini digunakan DIT-1 bentuk pendek Short
Form. DIT-1 terdiri dari 3 buah cerita atau dilema sosial yang menyangkut moral, masing-masing disertai dengan 12 pernyataan. Setiap pernyataan ini mencerminkan
suatu tahap perkembangan moral tertentu atau tipe penalaran moral tertentu. Untuk setiap pernyataan subjek harus memilih salah satu pertimbangan dari lima
pertimbangan yang ada, yaitu: sangat penting, penting, agak penting, kurang penting, dan tidak penting. Selanjutnya adalah menentukan urutan ranking, pernyatan mana
yang menurut subjek merupakan pernyataan terpenting pertama, terpenting kedua,
Universitas Sumatera Utara
terpenting ketiga dan terpenting keempat. Penalaran moral dalam penelitian ini ditunjukkan melalui nilai P dari test DIT Defining Issues Test. Nilai P menunjukkan
principle morality yaitu kemampuan seseorang untuk dapat memutuskan masalah sosial menyangkut moral yang dihadapinya dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip moral yang dimiliki.
B. Keharmonisan Keluarga 1. Pengertian Keharmonisan