anak-anak delinkuen dalam suatu lembaga pendidikan berasal dari keluarga-keluarga yang tidak harmonis, tidak teratur atau mengalami tekanan hidup yang terlalu berat
Stury, 1938. Meril dari Boston 1949 juga melaporkan bahwa 50 dari anak-anak yang menyimpang delinkuen berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Demikian
pula menurut hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Pendidikan IKIP Bandung 1959 dan 1960 sekurang-kurangnya 50 dari anak nakal di Prayuwana dan Penjara
Anak-anak di Tanggerang berasal dari keluarga yang tidak harmonis Gerungan, 2004. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Maria 2007 yang menunjukkan bahwa
keharmonisan keluarga memiliki peran yang cukup besar pada kecenderungan perilaku delinkuen remaja.
Berdasarkan fenomena dan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diuraikan di atas maka muncul pertanyaan “apakah ada hubungan antara
keharmonisan keluarga dengan penalaran moral pada remaja delikuen?”. Mengingat bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak sebagai tempat
berkembangnya proses penalaran moral. Selain itu seorang remaja juga seharusnya telah berada pada tahap post-conventional yaitu dapat bertindak sesuai dengan norma
dan harapan masyarakat Kohlberg, 1995, namun pada kenyataannya terdapat peningkatan jumlah remaja yang berperilaku menyimpang di Indonesia.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai hubungan keharmonisan keluarga dengan penalaran moral pada remaja delikuen.
Universitas Sumatera Utara
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengembangan
ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan mengenai hubungan keharmonisan keluarga dengan penalaran moral pada remaja delikuen.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan menambah
daftar temuan penelitian yang berkaitan dengan keharmonisan keluarga dan penalaran moral remaja yang delikuen. Selain itu, untuk berbagi dasar
pengetahuan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai keharmonisan keluarga dan penalaran moral
2. Manfaat praktis
a. Bagi orangtua dan
remaja Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang
tua dan remaja delinkuen mengenai hubungan keharmonisan keluarga dengan penalaran moral remaja, sehingga baik orangtua maupun remaja
Universitas Sumatera Utara
dapat melakukan upaya untuk meningkatkan penalaran moral remaja delinkuen.
b. Bagi Masyarakat
Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi penalaran moral remaja dan mengetahui
apakah ada hubungan keharmonisan keluarga dengan penalaran moral pada remaja delinkuen.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
: Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari masalah yang
menjadi objek penelitian. Memuat landasan teori mengenai penalaran moral, keharmonisan keluarga dan remaja delikuen.
Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan hubungan keharmonisan
keluarga dengan penalaran moral remaja delikuen. BAB III : Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Bab ini menjelaskan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dari keharmonisan keluarga dan penalaran moral, populasi,
sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data, uji validitas, uji daya beda dan reliabilitas alat ukur, metode analisa data.
BAB IV : Analisa Data da Interpretasi Penjelasan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis utama
penelitian, hasil analisis tambahan penelitian, dan gambaran penyebaran subjek penelitian.
BAB V : Kesimpulan, Diskusi dan Saran Penjelasan mengenai kesimpulan dari interpretasi analisa data, diskusi,
dan saran-saran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI