kemampuan untuk mengatasi stres dan krisis succesful management of strees and crisis.
C. Remaja 1. Pengertian Remaja adolescence
Istilah Adolescence berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa dalam Hurlock, 1980. Piaget dalam Hurlock, 1980
mengatakan bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Hurlock 1980 menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai saat anak secara seksual matang dan
berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Sedangkan menurut Monks 2002 remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sedang
mengalami masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan dan 18-21
tahun masa remaja akhir.
2. Tugas Perkembangan Remaja
Universitas Sumatera Utara
Menurut Havighurst dalam Hurlock, 1999, tugas perkembangan remaja meliputi :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita b.
Mencapai peran sosial pria, dan wanita c.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d.
Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab e.
Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku-mengembangka n ideologi.
3. Ciri-ciri Masa Remaja
Sesuai dengan pembagian usia remaja menurut Monks 2002 maka terdapat tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju
kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya, yaitu : a.
Remaja awal 12-15 tahun Pada tahap ini, remaja mulai beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-
Universitas Sumatera Utara
perubahan tersebut. Individu berusaha untuk menghindari ketidaksetujuan sosial atau penolakan dan mulai membentuk kode moral sendiri tentang benar
dan salah. Individu menilai baik terhadap apa yang disetujui orang lain dan buruk apa yang ditolak oaring lain. Pada tahap ini, sifat kritis terhadap ajaran
agama mulai timbul, karena ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima saat masih kanak-kanak sudah tidak begitu menarik bagi mereka.
b. Remaja madya 15-18 tahun
Pada tahap ini, remaja berda dalam kondisi kebingungan dan terhalang dari pembentukan kode moral karena ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan
salah yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material.
Pada tahap ini, mulai tumbuh semacam kesadaran akan kewajiban untuk mempertahankan
aturan-aturan yang ada, namun belum dapat mempertanggungjawabkannya.
c. Remaja akhir 18-21 tahun
Pada tahap ini, individu dapat melihat sistem sosial secara keseluruhan. Individu mau diatur secar ketat oleh hukum-hukum umum yang lebih tinggi.
Alasan mematuhi peraturan bukan merupakan ketakutan terhadap hukuman atau kebutuhan individu, melainkan kepercayaan bahwa hukum adan aturan
harus dipatuhi untuk mempertahankan tatanan dan fungsi sosial. Remaja
Universitas Sumatera Utara
sudah memilih prinsip moral untuk hidup. Individu melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh tanggung jawab batin sendiri.
4. Remaja Delinkuen 1. Pengertian Delinkuensi Remaja Juvenile Delinquency