berjenis kelamin berbeda. Proses pacaran tersebut dapat direncanakan untuk beberapa bulan atau bisa juga dalam beberapa menit. Pacaran hanya terjadi saat
seseorang mengajak orang lain untuk melakukan aktifitas pacaran tersebut. Keduanya membentuk sebuah hubungan dan memberitahukan kepada umum.
Hubungan tersebut bisa saja bersifat bebas, tanpa disengaja dan sementara, bahkan bisa juga bertahan lama dan ekslusif.
Hurlock 1999 menambahkan bahwa banyak dewasa muda lebih menyukai pasangan tetap daripada berganti-ganti, tetapi meskipun demikian,
mempunyai pasangan tetap tidak harus perlu melibatkan rencana untuk masa depan dan berjanji menikah. Namun hal itu memperbolehkan dilakukannya
bentuk-bentuk perilaku seksual lebih lanjut. Duval 1985 menyatakan bahwa pacaran memiliki 3 elemen yaitu 1 ada kegiatanaktifitas, 2 dilakukan bersama,
3 oleh dua orang yang berjenis kelamin berbeda.
2. Fungsi Pacaran
Win dan Naas dalam Bowman Spainer, 1978 mengatakan bahwa pacaran memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Pacaran sebagai bentuk rekreasi
Pacaran memberikan hiburan bagi individu yang melakukan pacaran dan sebagai sumber kesenangan
b. Pacaran sebagai bentuk sosialisasi
Pacaran memberikan kesempatan pada individu untuk saling mengenal, belajar menyesuaikan satu sama lain, dan mengembangkan tehnik
interaksi yang sesuai dengan pasangan.
Universitas Sumatera Utara
c. Pacaran sebagai bentuk prestasi
Melalui pacaran seseorang akan bisa terlihat bersama dengan seseorang yang diinginkan oleh teman-teman sebaya, dimana hal ini dapat
memberikan kebanggan dan martabat. d.
Pacaran adalah untuk saling mengenal Pacaran memberikan kesempatan bagi mereka yang belum menikah untuk
berhubungan dengan orang lain dengan tujuan untuk memilih pasangan dengan siapa seseorang akan menikah
3. Tahap pacaran
Menurut Adam dalam Newman, 2006, pemilihan pasangan atau pacaran memilki 4 tahap, yaitu:
a. Fase I : Original Attraction
Proses yang terdapat dalam tahap ini adalah pengidentifikasian pasangan. Prinsip homogami yang terdapat dalam tahap ini menjelaskan bahwa
seseorang akan tertarik dengan individu lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Karakteristik-karakteristik demografik seperti tingkat
pendidikan, status pekerjaan, dan nilai-nilai keagaamaan yang sama antar satu individu dengan individu yang lainnya, akan semakin meningkatkan
ketertarikan pada kedua individu tersebut. Selain karakteristik demografik yang sama, penampilan fisik serta status sosial juga akan mempengaruhi
seseorang dalam memilih pasangannya. Buss dalam Newman, 2006 menyatakan bahwa laki-laki lebih menekankan kepada penampilan fisik
dan kemudaan dari pasangannya sementara wanita lebih menekankan
Universitas Sumatera Utara
kepada prospek finansial, kemandirian dan ketekunan dari pasangannya. Individu akan mencari orang-orang yang yang dapat mendukung tujuan
mereka, yang dapat memberikan harapan yang pasti dan yang mampu untuk berbagi pengalaman dengan dirinya Sanders dalam Newman, 2006
b. Fase II : Deeper Attraction
Pada tahap ini pasangan lebih membuka diri serta memberikan informasi mengenai dirinya sendiri melalui interaksi hubungan yang lebih dalam dan
mulai untuk menemukan kesamaan-kesamaan yang sifatnya lebih penting. Setiap orang memiliki nilai-nilai serta karakterisitk yang berbeda yang
digunakan sebagai filter dalam memilih pasangannya, apakah pasangannya tersebut memenuhi syarat bagi dirinya. Bagi beberapa orang, kriteria-
kriteria ini digunakan sebagai pembatas dalam memilih pasangan nikahnya seperti agama, ras, latar belakang pendidikan dan sejarah keluarga dari
pasangannya. Kebanyakan individu akan mencari pasangan yang akan dapat memahami mereka dan dapat memberikan dukungan emosional.
Individu-individu tersebut tidak akan tertarik dengan individu lain yang memiliki pandangan yang berbeda, yang berasal dari latar belakang
keluarga yang jauh berbeda ataupun memiliki kualitas temperamen yang tidak mereka sukai. Semakin baik suatu pasangan dapat melihat perbedaan
dan persamaan yang ada di dalam diri mereka dan pasangannya, hal ini dapat meningkatkan keintiman di dalam hubungan mereka.
Universitas Sumatera Utara
c. Fase III : Barriers to Breakup
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase II setelah individu melakukan penyingkapan diri self-disclosure termasuk kebutuhan seksual,
ketakutan-ketakutan pribadi dan fantasi-fantasi. Reaksi-reaksi positif dan suportif pada pasangan akan tergantung kepada tingkat kepercayaan anatar
pasangan. Pada fase III ini, akan terdapat role compability dan empati di dalam hubungan. Role compatibility adalah suatu perasaan dimana dua
individu dari pasangan tersebut menghadapi suatu situasi secara bersama- sama. Individu-individu tersebut akan menyukai bagaimana pasangannya
bertindak dalam suatu situasi yang dihadapi bersama dan meyakini bahwa kombinasi dari cara mereka berperilaku akan efektif dalam menghadapi
suatu situasi yang sama. Empati memungkinkan masing-masing pasangan mengetahui bagaimana berespon dan mengantisipasi kebutuhan dari
pasangannya. Pada tahap ini pasangan juga mulai memberikan suatu nama singkat yang penuh kasih sayang kepada pasangannya dan menciptakan
isyarat-isyarat unik untuk berkomunikasi dengan pasangannya. Individu juga menunjukkan perhatian yang lebih kepada kekasihnya daripada
temannya. Perhatian diberikan dengan sepenuhnya, bahkan dapat mengorbankan diri sendiri
d. Fase IV : ”Right One” Relationship
Ketika individu memiliki empati dan role compability terhadap pasangannya, individu akan bergerak ke fase IV. Hubungan akan
dikarakteristikkan dengan munculnya cinta romantis dan persahabatan.
Universitas Sumatera Utara
Pada fase ini rintangan-rintangan yang dapat merusak hubungan mereka akan membuat hubungan mereka semakin kuat. Pertama, individu akan
memperlihatkan dan mengambil resiko secara bersama-sama dengan pasangannya. Kedua, individu merasakan kenyamanan dan juga empati
dari pasangannya sehingga merasa yakin akan situasi-situasi yang tidak jelas yang dapat merusak hubungan mereka. Ketiga, individu dan
pasangannya telah dikenal oleh masyarakat, termasuk keluarga dan teman- teman mereka. Duvall 1985 menambahkan bahwa pada tahap ini juga
merupakan tahap dimana lingkungan mengetahui bahwa pada pasangan tersebut terdapat rencana untuk melanjutkan hubungan kepada pernikahan.
Kebiasaan yang terjadi pada tahap ini adalah memberikan cincin atau barang lainnya sebagai simbol keseriusan hubungan yang dijalin.
4. Pacaran pada gay