Pembahasan Responden 1 Responden Vandi 1. Deskripsi Umum Responden

yang panjang, sempat membuat Vandi curiga. Hingga akhirnya Vandi mencari bukti dan menyelidiki kecurigaan nya. Alhasil, Vandi akhirnya mengetahui bahwa Aji telah berselingkuh dengan seorang pria dan sekaligus mematahkan kebohongan Aji bahwasannya yang selama ini meneleponnya bukan seorang perempuan melainkan laki-laki. Vandi mendapatkan identitas dari pria yang menjadi selingkuhan Aji. Hal ini jelas membuat Vand merasai cemburu dan memicu kemarahannya. “ Kakak ambil nomornya, trus Kakak kasih ma bang Jo, kan bisa ditengok itu, yang punya nomor siapa. Eh ternyata itu bukan perempuan Dek, tapi laki-laki…” R1. WIb.168hal.20 “…Kakak telepon trus kaka maki-maki,”Kau siapa merebut-rebut pacar Aku” yah kayak gitu lah dek…terus minta penjelasan ma dia, “ kok sampe kayak gini,kayak gini, kayak gini. Itu betul apa ngak? Kalau memang betul tinggalkan Aku” R1. WIb.114-118hal.13-14

4. Pembahasan

Hurlock 1999 membagi masa dewasa menjadi 3 tahap, yang dimulai dari masa dewasa dini, masa dewasa tengah madya dan berakhir pada masa dewasa akhir. Masa dewasa dini terbentang dari usia 18-40 tahun yang di dalamnya terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh seorang indivu. Menurut Harvinghurst dalam Lenfrancois, 1990 salah satu tugas perkembangan dalam masa dewasa dini adalah dipusatkan pada harapan-harapan masyarakat dan mencakup untuk memilih pasangan atau teman hidup. Pemilihan pasangan dapat dilakukan oleh individu dewasa dini melalui pacaran Duvall, 1985 Savin-William Cohen 1996 menandaskan bahwa membentuk dan mengembangkan hubungan pacaran adalah sesuatu hal yang penting bagi dewasa Universitas Sumatera Utara dini, dan dapat dilakukan oleh semua orang tanpa memandang orientasi seksual mereka. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh responden Vandi semasa hidupnya. Namun sedikit berbeda dengan teori yang dikemukakan diatas, responden Vandi malah telah membangun hubungan pacaran dengan sesama jenisnya ketika ia masih berumur 14 tahun. Umur 14 tahun sendiri dapat digolongkan sebagai masa remaja, dan sebagai seorang remaja, individu tersebut masih harus belajar untuk mencapai kematangan seksual dan emosi di dalam menerima peran seksualnya di masa dewasa nanti Hurlock,1999. Dengan kata lain, hubungan pacaran yang dijalin oleh responden Vandi pada saat ia masih remaja, dapat dikatakan sebagai hubungan pacaran dengan tingkat kematangan seksual dan kematangan emosi yang belum sempurna. Hal ini juga diakui oleh Vandi, bahwa ketika ia berpacaran pertama kalinya dengan sepupunya sendiri, ia membutuhkan waktu 1 tahun lebih hingga akhirnya siap untuk melakukan aktivitas seksual dengan sepupunya tersebut. Meskipun Vandi membutuhkan waktu 1 tahun agar lebih siap untuk melakukan aktivitas seksual, ia tetap saja masih merupakan seorang remaja. Sehingga hubungan yang dijalin Vandi dengan sepupunya tersebut lebih cenderung berorientasi untuk mendapatkan kepuasan seksual. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harvinghurst dalam Mayasari, 2000 yang menyatakan bahwa aktivitas seksual seolah-olah sudah menjadi lazim dilakukan oleh remaja dan merupakan salah satu bentuk ekspresi atau tingkah laku dalam berpacaran dan rasa cinta, dan ditambah lagi pengaruh dari sosial, seperti tekanan teman sebaya dan media massa membuat remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Universitas Sumatera Utara Namun persoalannya ialah banyak remaja kurang terampil dalam berpacaran sehingga hubungan yang dijalin pun hanya terpusat kepada kepuasan seksual semata tanpa memandang ikatan komitmen di dalamnya. Perilaku seksual sesama jenis yang dilakukan oleh Vandi selama masa remaja juga dapat dijelaskan oleh teori tahap perkembangan seseorang menjadi homoseksual. Menurut Papalia, Olds dan Feldman 2007 perilaku seksual sesama jenis baru muncul pada saat berumur 12-15 tahun dan identifikasi sebagai gay atau lesbian antara umur 15-18 tahun. Papalia, Olds dan Feldman 2007 juga menambahkan bahwa pengembangan hubungan romantis sesama jenis baru terjadi antara umur 18-10 tahun. Caroll 2005 yang menyatakan bahwa sebenarnya pada masa dewasa dini lah merupakan waktu yang khusus untuk menjalin hubungan berpacaran, karena pacaran akan dilakukan lebih sungguh-sungguh dan pada masa dewasa dini jugalah seseorang telah mencapai kematangan seksual dan diharapkan juga telah matang secara emosi. Pendapat dari Caroll dan Papalia tersebut sangat sesuai dari apa yang dialami oleh responden Vandi. Menginjak umur 19 tahun, hubungan pacaran antara Vandi dan sepupunya putus. Hal tersebut dikarenakan Vandi harus melanjutkan kuliah ke Medan. Selama di Medan, akhirnya Vandi berkenalan dengan seorang pria asal kota Medan yang bernama Hendro. Pria ini lah yang menjadi pacar pria pertama Vandi di kota Medan, sekaligus, pacar pertama ketika ia menginjak umur dewasa dini. Vandi pun mengakui bahwa hubungan pacaran yang pernah ia jalin dengan Hendro adalah pacaran yang paling berkesan dan bermakna dalam hidupnya. Universitas Sumatera Utara Namun 3 bulan sebelum Vandi bertemu dengan Hendro dan menjalin hubungan pacaran, Vandi sempat berpacaran dengan perempuan. Hubungan pacaran yang dilakukan oleh Vandi dengan perempuan dilakukan demi tujuan untuk menutupi ketakutannya serta identitas dirinya sebagai seorang gay. Sebagai seorang gay, Vandi memiliki ketakutan tersendiri apabila identitas orientasi seksualnya diketahui oleh orang lain, karena ia sendiripun menyadari andaikata orang lain mengetahui orientasi seksual nya, maka ia akan diajuhi dan dibenci banyak orang. Hal ini senada dengan apa yang dikemukan oleh Oetomo 2003 yang menyatakan bahwa di Indonesia sendiri secara formal ada stigma terhadap perilaku homoseksual yang mengharamkan hubungan sesama jenis. Alasan ketakutan ketahuan oleh masyarakat, terutama di tempat kerja sekolah kuliah dan tempat tinggal menjadi beban pacaran pada gay, sehingga tidak sedikit gay yang ada, malah mencoba menutup ketakutakan mereka melalui berpacaran dengan lawan jenis mereka. Namun tanpa disadari, perilaku tersebut, malah mendatangkan ketidaknyamanan dalam diri gay tersebut serta hubungan yang dijalin pun akan penuh dengan dilema. Hal ini jugalah yang diakui oleh responden Vandi, dimana akhirnya ia memutuskan hubungan pacaran dengan pacar perempuannya, karena ia merasa tidak nyaman dengan apa yang ia jalani. Setelah putus dari pacar perempuannya, Vandi berkenalan dengan Hendro dan sepakat untuk menjalin hubungan pacaran. Selama menjalin hubungan dengan Hendro, Vandi selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pacarnya tersebut. Segala urusan rumah tangga, Vandi kerjakan dengan sepenuh hati, dari membuatkan sarapan, mencuci, menggosok pakaian serta membuat makan malam. Universitas Sumatera Utara Semua dilakukan Vandi karena rasa cinta nya yang dalam. Selama berpacaran dengan Hendro, Vandi pun tidak pernah mencoba untuk berselingkuh dengan pria lain. Berdasarkan hal tersebut, dalam dikategorikan bahwa Vandi adalah homoseksual bertipe close-couple. Bell dan Weinberg dalam Master, 1992 menyatakan bahwa homoseksual close-couple adalah homoseksual yang hidup dengan pasangannya dan melakukan aktivitas yang hampir sama dengan pernikahan yang dilakukan oleh kaum heteroseksual dan memiliki frekuensi yang lebih rendah dalam mencari pasangan seks lainnya. Melalui perilaku serta sikap yang ditunjukkan oleh Vandi terhadap Hendro, maka berdasarkan tipe hubungannya, hubungan responden Vandi dengan Hendro termasuk ke kategori permanent sociosexual relationship. Dengan kata lain, hubungan yang terjalin diantara mereka tidak hanya didasari oleh hubungan seksual semata, melainkan melibatkan konsep cinta di dalamnya Sonenschein dalam Hogan, 1980 Meskipun Vandi sangat mencintai dan menyayangi Hendro, bukan berarti tidak ada masalah yang mucul di dalam hubungan mereka. Banyak sekali hal-hal serta peristiwa yang dialami Vandi ketika ia berpacaran dengan Hendro. Salah satu masalah yang timbul adalah kecemburuan yang kerap kali dirasakan oleh Vandi ketika ia menjalin hubungan pacaran. Sewaktu berpacaran dengan Hendro, kecemburuan timbul dalam diri Vandi ketika ia mendapati kalau Hendro pulang terlambat ke rumah. Vandi yang pada saat itu tinggal bersama dengan Hendro merasa sangat cemas dan khawatir ketika Hendro terlambat pulang kerumah. Berbagai pikiran negatif bermunculan di dalam pikiran Vandi. Vandi berpikir bahwasannya keterlambatan Hendro pulang ke ruamah disebabkan karena Hendro Universitas Sumatera Utara sedang berpergian dengan pria lain. Dengan kata lain, Vandi berpikir ketika Hendro pulang terlambat, maka Hendro sedang melakukan perselingkuhan dan bersenang-senang dengan pria lain di luar sana. Perasaan kecewa serta sedih karena ditinggal sendirian, dirasakan oleh Vandi ketika ia mengalami peristiwa tersebut. Kecurigaan semakin mendatangi Vandi ketika Hendro memberikan keterangan yang berbelat-belit. Namun pada saat tersebut, Vandi hanya bisa diam dan menangis seraya berharap agar Hendro dapat mengerti dirinya. Meskipun begitu, Vandi mencoba untuk bertanya mengapa Hendro pulang terlambat. Meskipun alasan yang diberikan tidak memuaskan baginya, Vandi mencoba mendiamkan masalah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh Vandi, karena ia takut untuk kehilangan Hendro pada saat itu, sehingga alasan yang diberikan oleh Hendro diterima Vandi dengan lapang hati untuk menghindari pertengkaran. Meskipun akhirnya hubungan mereka masih bertahan dan berlangsung dengan baik, namun perasan cemburu serta sedih belum dapat lepas dari dirinya. Melalui peristiwa yang dialami oleh Vandi ketika ia berpacaran dengan Hendro, terdapat sikap dependence ketergantungan dalam diri Vandi terhadap Hendro. Sikap dependende yang hadir membuat Vandi takut untuk kehilangan dan berpisah dengan Hendro. Sikap ini jugalah yang membuat kecemburuan dalam diri Vandi semakin besar, sehingga ketika Hendro pulang terlambat sedikit saja, hal ini menimbulkan kecemburuan dalam diri Vandi. Sikap dependence yang hadir disebakan karena ketika Vandi berpacaran dengan Hendro, hanya Hendro lah satu-satu nya pria gay yang ia kenal, dan pada saat itu juga, Vandi belum Universitas Sumatera Utara memiliki banyak teman gay lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh White dalam Brehm, 1992 bahwa ketika individu merasakan ketergantungan dalam hubungannya, merasa tidak aman, maka akan lebih mudah bagi individu tersebut untuk mempersepsikan hal-hal yang ada sebagai ancaman terhadap hubungan mereka yang kemudian menghasilkan kecemburuan. White kemudian menambahkan bahwa sikap dependence yang hadir dalam hubungan, akan mangakibatkan individu tersebut lebih sensitif terhadap kecemburuan. Keterlambatan Hendro untuk pulang ke rumah menjadi suatu primary appraisal kecemburuan bagi Vandi. Dengan kata lain, keterlambatan Hendro pulang kerumah menjadi suatu ancaman terhadap hubungan nya. Catastropic thinking kemudian terjadi ketika Vandi berpikir bahwa Hendro sedang berselingkuh dan bersenang-senang dengan pria lain. Catastropic thinking terjadi pada tahap secondary appraisal. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh White dalam Brehm, 1992 bahwa sangat disayangkan, pada tahap secondary appraisal seringkali melibatkan catastropic thinking dimana individu mengambil kesimpulan secara ekstrem dan berdasarkan kemungkinan yang terburuk. Setelah Vandi berpikir bahwa Hendro sedang berselingkuh, maka Vandi merasakan kekecewaan serta merasa sedih, mengapa ia ditingalkan sendirian. Perasaan kecewa dan sedih yang dialami oleh Vandi, merupakan tahap ketiga dalam kecemburuan, yaitu emotional reaction. Perasaan kecewa dan sedih merupakan emosi negatif yang sangat dirasakan oleh Vandi ketika ia cemburu. Meskipun ia merasa kecewa dan sedih, Vandi kemudian mencoba melakukan coping dengan cara bertanya kepada Hendro perihal Universitas Sumatera Utara keterlambatannya. Namun, Vandi yang saat itu takut kehilangan Hendro, hanya menerima saja alasan yang diberikan oleh Hendro kepada dirinya. Dari hal ini dapat dilihat bahwa Vandi melakukan coping response yang lebih berfokus kepada mempertahankan hubungan. Namun arah dari coping response yang dilakukan oleh Vandi cenderung bersifat pasif namun konstruktif. Bryson dalam Brehm, 1992 menyatakan bahwa coping response yang berorientasi kepada mempertahankan hubungan namun bersifat pasif adalah menghindari konflik yang terjadi dan menunggu agar hubungan kembali baik. Meskipun pada awalnya, Vandi mencoba bertanya, namun Vandi tidak secara tuntas menyelesaikan masalah yang membuat ia cemburu. Sehingga hal ini berdampak terhadap outcome yang terjadi. Sehingga dapat dilihat dari tahap kelima kecemburuan, outcome yang dihasilkan adalah meskipun berhasil mempertahankan hubungan dengan Hendro, namun rasa kecemburuan, dan curiga yang ada di dalam diri Vandi tidak hilang. Jika dilihat dari stimulus terjadinya kecemburuan, maka peristiwa dimana Hendro pulang terlambat, merupakan kecemburuan yang bersifat emosional. Buss 2000 menyatakan bahwa dalam kecemburuan emosional, kecemburuan hadir tanpa melibatkan adanya hubungan atau kontak fisik antara pasangan dan pihak ketiga. Sementara, jika ditinjau dari jenis kecemburuan yang dialami oleh Vandi ketika ia berpacaran dengan Hendro, maka Vandi mengalami suspicious jealousy. Suspicious jealousy terjadi ketika salah satu orang dari pasangan tidak berbuat kesalahan dan salah seorang lainnya merasa curiga namun tidak memiliki bukti Brinkle Buunk, dalam Brehm, 2002. Hal ini sangat jelas terlihat pada tahap Universitas Sumatera Utara kedua kecemburuan, dimana Vandi berpikir bahwa Hendro sedang berselingkuh dengan pria lain ketika terlambat pulang, padahal hal tersebut belum terbukti dengan pasti. Setelah hubungan dengan Hendro putus, maka Vandi kemudian menjalin hubungan kembali dengan pria lain yang bernama Pitok. Tidak banyak yang jauh berubah ketika Vandi berpacaran dengan Pitok. Vandi tetap tergolong kepada homoseksual close-couple serta memiliki kategori permanent sociosexual relationship ketika berpacaran dengan Pitok. Masalah yang muncul pun juga tidak jauh berubah dengan masalah yang pernah dialami oleh Vandi ketika berpacaran dengan Hendro. Namun, yang berbeda adalah peristiwa yang menyebabkan kecemburuan timbul di dalam diri Vandi. Ketika berpacaran dengan Pitok, kecemburuan timbul ketika Vandi melihat langsung, Pitok sedang jalan bersama dengan pria lain. Tidak sampai disitu saja, Pitok juga sering membawa pria lain ke rumah mereka. Hal ini mendatangkan kecemburuan yang besar bagi Pitok. Ketika melihat peristiwa tersebut, Vandi langsung berpikiran negatif, karena ia menyakini bahwa pria yang dibawa Pitok ke rumah mereka adalah pria kenalan Pitok, yang bahkan mungkin saja selingkuhan Pitok yang telah juga melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Hal ini jelas mendatangkan kesedihan yang besar dalam diri Vandi. Sama halnya ketika berhubungan dengan Hendro, pada awalnya, Vandi mencoba mendiamkan masalah yang ada, menangis serta berharap Pitok dapat mengerti kesedihannya. Namun rasa curiga yang ada, membuat Vandi nekat untuk memata-matai serta menyelidiki kecurigaannya, hingga akhirnya Vandi menemukan bahwa Pitok memang terbukti berselingkuh. Universitas Sumatera Utara Lagi-lagi karena sikap dependence yang ada di dalam dirinya, Vandi mencoba memaafkan dan mempertahankan hubungan yang ada, meskipun ia masih merasakan sakit hati. Selain sikap dependence yang hadir, Vandi juga menganut nilai paham monogami dalam dirinya. Baginya, kepuasan serta pelampiasan seksual hanya boleh dilakukan dengan satu pasangan saja. Sehingga hal ini membuat Vandi menjaga agar pacarnya tidak melakukan hubungan seks di luar diirnya. Menurut White dalam Miller et.al, 2002 inidividu yang menginginkan pasangannya agar membentuk hubungan yang monogami, akan lebih memiliki tingkat kecemburuan yang lebih tinggi ketika melihat pacarnya melakukan perselingkuhan. Hal ini jugalah yang dirasakan oleh responden Vandi, karena hubungan yang telah ia bangun layaknya hubungan suami istri dalam pandangan kaum heteroseksual. Dari persitiwa tersebut maka yang dapat dilihat, yang menjadi primary appraisal ketika berpacaran dengan Pitok adalah ketika Vandi melihat Pitok sedang jalan bersama pria lain dan membawa pria-pria tersebut ke rumah mereka. Catastropic thinking juga terjadi di dalam tahap kecemburuan tersebut. Pemikiran serta kecurigaan yang terus menerus membuat Vandi berpikir kalau pria-pria yang diajak oleh Pitok tersebut adalah pria selingkuhan Pitok. Namun sama halnya ketika Vandi merasa cemburu kepada Hendro, Vandi mencoba mendiamkan masalah, menunggu dan berharap agar Pitok dapat memahami kesedihannya. Dari sini, dapat dilihat bahwa coping response yang ditunjukkan oleh Vandi adalah berorientasi kepada mempertahankan hubungan yang bersifat pasif namun konstruktif. Meskipun demikian, lama-kelaman rasa curiga yang ada memicu Universitas Sumatera Utara Vandi untuk melakukan penyelidikan dengan menggali informasi dari pria yang dianggap Vandi selingkuhan Pitok. Menurut White dalam Priefer, 2007 perilaku tersebut dinamakan perilaku detective, dimana seseorang individu yang meraa cemburu mencoba mencari tahu dengan siapa pasangannya lebih dekat. Sehingga dengan melakukan perilaku detectective, Vandi berhasil membuktikkan kecurigaannya terhadap Pitok. Namun meskipun telah berhasil membuktikan kecurigaannya serta merasakan kesedihan yang besar, Vandi mencoba mempertahankan hubungan. Sehingga outcome yang dihasilkan adalah hubungan romatis yang terjalin antara Vandi dan Pitok tetap berlangsung meskipun tetap merasakan sakit hati yang besar. Jika dilihat dari stimulus yang menyebabkan kecemburuan hadir terhadap Pitok maka peristiwa ketika Vandi melihat Pitok sedang berjalan bersama pria lain, hal tersebut termasuk ke dalam kecemburuan emosional. Kecemburuan yang lebih ditekankan kepada keakraban pasangan dengan pihak ketiga Buss, 2002. Sedangkan jenis kecemburuan yang dialami oleh Vandi terhadap persitiwa ini adalah termasuk ke dalam jenis suspicious jealosuy yang akhirnya mengarah kepada fait accompli reactive jealousy. Suspicious jealousy sendiri merupakan jenis kecemburuan yang hadir ketika seorang individu merasa cemburu namun hal yang dicemburukan tersebut belum bersifat fakta, masih merasa curiga namun tidak memiliki bukti Brinkle Buunk,1991 dalam Miller et al., 2002. Hal ini yang dirasakan oleh Vandi ketika ia melihat pacarnya jalan dengan pria lain dan membawa pria-pria tersebut ke rumah. Namun pada saat itu, Vandi belum memiliki bukti yang jelas, apakah pria tersebut merupakan selingkuhan dari Pitok. Universitas Sumatera Utara Hingga akhirnya, setelah Vandi melakukan serangkaian penyelidikan, akhirnya Vandi menemukan bahwa pria yang dibawa jalan tersebut adalah pria selingkuhan Pitok. Terbuktinya perselingkuhan yang dilakukan oleh Pitok menyebabkan kecemburuan yang ada berubah menjadi reactive jealousy. Kecemburuan yang dirasakan oleh Vandi pun disebabkan adanya bahaya yang potensial realistic danger yang dapat mengganggu hubungannya dengan Pitok Bringle dan Buunk, 1991; Parrot, 1991 dalam Miller et al., 2002. Di samping itu kecurigaan- kecurigaan yang dialami oleh Vandi sebelumnya, berubah menjadi rasa sakit hati serta kesedihan yang mendalam, yang merupakan ciri emosi dari reactive jealousy tersebut Bush Jennings, 1998 dalam Salovey, 1991. Berakhirnya hubungan dengan Pitok, tidak menghalangi Vandi untuk menjalin hubungan romantis dengan pria lain. Selepas hubungannya dari Pitok, Vandi bertemu dan berkenalan dengan seorang model asal Jakarta. Aji, merupakan pacar ketiga Vandi ketika ia berada di Medan. Pertemuan Aji dengan Vandi sangatlah tidak diduga-duga. Aji yang memiliki penampilan fisik yang menarik serta pekerjaan yang baik, mampu menarik hati Vandi. Vandi akhirnya pun sepakat untuk menjalin hubungan pacaran dengan Aji. Hubungan yang dijalin Vandi dengan Aji memiliki awal yang bahagia, hingga akhirnya Vandi mengetahui kalau Aji adalah seorang pembohong. Ketika menjalin hubungan pacaran dengan Aji, Vandi tetap tergolong kepada homoseksual close-couple dan memiliki tipe hubungan permanent sociosexual relationship. Namun yang membedakan antara hubungan yang dijalin Vandi dengan Aji adalah sikap dependence yang ada dalam diri Vandi perlahan-lahan mulai berkurang. Ia tidak Universitas Sumatera Utara lagi terlalu bergantung dengan pacarnya, sehingga ketika Vandi mengetahui kalau Aji telah mencoba menyelingkuhi dirinya, Vandi tidak ragu-ragu untuk mengambil tindakan menjaga jarak dengan Aji yang akhirnya berujung kepada berakhirnya hubungan. Namun bukan berarti, sikap dependence yang berkurang hilang serta merta menghilangkan atau menurunkan kecemburuan yang ada dalam diri Vandi terhadap Aji. Mate value yang dimiliki oleh Aji cukup dapat membuat Aji merasa cemburu jika Aji berkenalan atau berteleponan dengan orang lain. Mate value yang dibawa Aji dalam hubungan ini adalah bahwa Aji secara fisik memiliki penampilan yang bagus, tampan dan menarik. Selain itu juga, Vandi menyukai sikap Aji yang sering memanjakan dirinya, dan yang terutama, Aji memiliki peran seksual sebagai top. Hal inilah yang dibawa Aji dalam hubungannya terhadap Vandi. Sehingga dengan hal ini semua, Aji memiliki nilai tertentu yang dapat disukai pria lain dan dapat dengan mudah menarik perhatian pria lain. Hal inilah yang sebenarnya, membuat Vandi lebih mudah untuk mengalami kecemburuan. Hal ini sesuai seperti yang dikatakan oleh Buss dalam Miller et.al,. 2002 bahwa ketika seseorang memandang pasangannya, lebih menarik dari dirnya, dan lebih mungkin disukai banyak orang, maka seseorang tersebut akan menjadi lebih waspada terhadap hal-hal yang berpotensial yang dapat mengganggu hubungan nya. Sehingga terdapat satu peristiwa yang menimbulkan kecemburuan pada diri Vandi ketika ia berpacaran dengan Aji. Peristiwa tersebut adalah ketika Vandi melihat dan mengetahui Aji sering menerima telepon pada malam hari serta Universitas Sumatera Utara bercakap-cakap untuk jangka waktu yang lama. Ketika hal itu terjadi, Vandi kemudian berpikir bahwa ada orang lain yang inginmencoba menghancurkan atau mengganggu hubungannya dengan Aji. Vandi pun juga berpikir kalau Aji sedang ingin bermesraan dengan pria lain sehingga Aji harus mengambil tempat yang jauh dan sunyi ketika menerima telepon tersebut. Vandi merasakan kemarahan dalam dirinya, mengapa Aji melakukan hal tersebut. Namun pada saat itu, Vandi mencoba menerima alasan dari Aji yang mengatakan bahwa orang yang meneleponnya tadi adalah seorang perempuan. Namun perasaan curiga dan was- was bercampur dalam diri Vandi. Sama seperti ia merasa cemburu kepada Pitok, Vandi pun diam-diam mengambil nomor telepon serta memeriksa sms yang ada di handphone Aji. Vandi memberikan nomor tersebut kepada temannya yang bekerja di perusahaan telekomunikasi. Hal tersebut dilakukan Vandi untuk membenarkan kecurigaannya. Hingga akhirnya Vandi menemukan fakta, bahwa orang yang menelepon pacarnya tersebut adalah seorang pria. Sebelum Vandi memarahi pacarnya, Vandi terlebih dahulu menghubungi pria tersebut dan kemudian mencaci maki nya karena Vandi mengganggap pria tersebut telah mengganggu hubungannya. Vandi pun meminta agar pria tersebut tidak lagi mengganggu Aji. Setelah memarahi pria tersebut,Vandi kemudian memarahi Aji dan meminta penjelasan. Peristiwa tersebut berdampak terhadap hubungan mereka selanjutnya, dimana akhirnya Vandi menjaga jarak dan menjauhi Aji. Meskipun kecemburuannya hilang, namun hubungan romantis diantara mereka tidak terjalin lagi. Universitas Sumatera Utara Melaui peristiwa tersebut yang menjadi primary appraisal ketika Vandi berpacaran dengan Aji adalah ketika Aji menerima telepon dari orang lain pada waktu malam dengan durasi percakapan yang panjang. Hal ini menjadi suatu ambang kecemburuan bagi Vandi yang juga dipengaruhi oleh mate value yang dibawa Aji dalam hubungan mereka. Vandi merasa terancam dengan kehadiran orang ketiga tersebut, sehingga pada tahap secondary appraisal terjadi catatstropic thinking dimana Vandi berpikir kalau Aji sedang ingin bermesraan dengan pria lain sehingga harus mencari tempat yang sunyi dan jauh ketika menelepon tersebut. Emosi yang dirasakan oleh Vandi adalah sedih dan marah. Vandi akhirnya melakukan serangkain perilaku detective kembali untuk menyelidiki hal tersebut. Perilaku detective yang dilakukan Vandi, akhirnya menghasilkan bukti. Kemarahan yang ditunjukkan oleh Vandi kepada pasangannya sendiri dapat dikatakan sebagai coping response yang berorientasi untuk mempertahankan self-esteem yang bersifat aktif namun destruktif, dimana Vandi mencoba menyatakan kekesalannya dengan cara memarahi pasangannya. Sementara kemarahan yang ditujukan kepada rival merupakan salah satu bentuk protective yang dilakukan oleh Vandi. Namun yang terjadi kemudian adalah Vandi menarik diri dari Aji dan mencoba menjauhi nya tanpa memberikan kepastian terhadap hubungan mereka. Sehingga jika dilihat, maka coping response berikutnya yang ditunjukkan oleh Vandi adalah tidak berorientasi kepada mempertahankan hubungan maupun self-esteem, namun cenderung mengabaikan neglect. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Rusbult dalam Brehm, 1992 bahwa coping response yang sifatnya pasif namun destruktif, tidak Universitas Sumatera Utara berorientasi kepada mempertahankan hubungan maupun self-esteem, maka individu tersebut akan cenderung untuk menarik diri dari pasangannya, dan menjadi tidak perduli apakah nantinya hubungan tersebut harus berakhir. Sehingga outcome yang dihasilkan pun berujung kepada berakhirnya hubungan. Berdasarkan stimulus penyebab terjadinya kecemburuan, peristiwa dimana Aji menerima telepon dan terkesan akrab bermesraan, menujukkan ketidaksetiaan emosional dalm diri Aji. Dengan kata lain, Aji menimbulkan kecemburuan emosional dalam diri Vandi. Sama halnya ketika Vandi cemburu kepada Pitok, jenis kecemburuan yang dialami oleh Vandi terhadap Aji adalah jenis kecemburuan suspicious jelaousy yang mengarah kepada fait accompli reactive jealousy. Hal ini dimulai dari kecurigaan Vandi terhadap telepon yang masuk pada tengah malam, yang akhirnya setelah diselidiki Vandi mengetahui bahwa Aji telah mencoba menyelingkuhi dirinya. Hal ini merupakan ancaman yang nyata terhadap hubungan yang dijalin. Vandi mengakui bahwa hubungan yang terjalin antara Vandi dan Aji merupakan hubungan terakhir yang bermakna baginya. Hubungan berikut yang dijalin Vandi dengan pacarnya yang keenam hingga kesepuluh, merupakan hubungan yang baginya tidak bermakna. Dengan kata lain, hubungan tersebut tidak terlalu dipertahankan keberadaanya oleh Vandi. Hal ini juga tampak dari usia hubungan yang terjalin pada pria-pria berikutnya. Adalah Noval, yang merupakan pacar kedelapan Vandi, yang merupakan salah satu dari 4 pria yang pernah mejadi pacarnya, namun hubungannya tidak dianggap bermakna oleh Vandi. Peneliti sendiri mewawancari responden Vandi pada saat responden Vandi Universitas Sumatera Utara sedang berpacaran dengan Noval. Vandi mengakui bahwa hubungan yang ia jalin dengan Noval, bukanlah didasarkan oleh perasaan cinta namun hanya untuk mendapatkan kepuasan seksual semata serta memanfaatkan kekayaan dan fasilitas yang diberikan Noval terhadap dirinya. Hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai hubungan yang berjenis permanent sexual relationship. David Sonenschein dalam Hogan, 1980 menyatakan bahwa permanent sexual relationship adalah hubungan yang dipertahankan keberadaannya karena didasarkan kepada sifat materialistik. Keterlibatan seksual dan emosional dengan pasangan tidaklah terlalu dalam dan sifatnya pun terpaksa. Hal ini lah yang diakui oleh Vandi kepada peneliti, bahwa ia mempertahankan hubungannya dengan Noval karena Vandi terpaksa dan hanya ingin menghargai apa yang telah diberikan Noval kepada dirinya, namun disamping itu Vandi pun tetap menerima hadiah-hadiah yang diberikan kepada dirinya. Selama menjalin hubungan dengan Noval, Vandi sama sekali tidak merasakan kecemburuan hadir dalam dirinya terhadap Noval. Vandi mengakui bahwa hubungan yang ia jalin bersifat biasa-biasa saja. Terdapat beberapa penjelasan mengapa hal ini bisa terjadi. Knox 1984 menyatakan bahwa gay yang dahulunya memiliki pasangan yang tidak setia dapat menurunkan kepercayaan gay tersebut kepada pasangan berikutnya yang akhirnya membuat gay tersebut sulit untuk mempercayai pasangannya sekarang. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Vandi, bahwa ketika ia menjalin hubungan denga Noval, ia tidak lagi mempercayai adanya konsep cinta di dalam hubungan sesama jenis. Vandi menyakini bahwa dalam hubungan sesama jenis yang paling utama adalah Universitas Sumatera Utara kepuasan seksual semata. Hal ini pun didukung oleh pernyataan Buss 2000 bahwa laki-laki gay lebih mungkin tujuh kali untuk melakukan hubungan seksual di luar pasangan mereka. Semakin banyak gay tersebut telah memiliki pasangan seksual pada masa lalunya, maka semakin rendahlah tingkat kecemburuan seksual yang ada di dalam dirinya. Hal ini pun ditunjukkan Vandi ketika ia menjalin hubungan dengan dua orang pria sekaligus pada saat ia masih menjalin hubungan dengan Noval. Sehingga dengan kata lain, kecemburuan dalam diri Vandi tidak lagi begitu besar bahkan hampir tidak ada ketika ia berpacaran dengan Noval dan kedua pria tersebut. Hal ini pun secara langsung menyatakan bahwa Vandi tergolong ke dalam kelompok homoseksual open-couple ketika ia berpacaran dengan Noval dan kedua pria lainnya. Penjelasan lainnya adalah kecemburuan juga tidak timbul di dalam diri Vandi dan kedua pria yang ia kencani, lantaran hubungan yang ia jalin tersebut adalah hubungan long distance. Bagi Vandi hubungan long-distance sama saja dengan hubungan yang tidak bermakna, karena pada hubungan tersebut, antara ia dan pacarnya hanya memiliki sedikit waktu untuk bertemu dan bahkan bisa saja terjadi perselingkuhan di antara kedua pihak. Hal inilah yang membuat Vandi tidak merasakan kecemburuan karena hubungan tersebut tidak bermakna baginya. Hal ini sangat sesuai dengan yang diungkapkan oleh Salovey 1991 bahwa kecemburuan hanya dapat timbul ketika seorang indvidu merasa terancam akan kehilangan hubungan yang dianggap nya bermakna dengan pasangannya. Sehingga dengan kata lain, ketika suatu hubungan tersebut dianggap tidak bermakna, maka kecemburuan tidak akan hadir. Selain itu juga yang membuat Universitas Sumatera Utara kecemburuan tidak hadir di dalam diri Vandi ketika menjalin hubungan dengan Noval, adalah tidak terdapatnya lagi sikap dependence dan sexual exclusivity di dalam diri Vandi. Mate value yang terdapat di dalam diri Noval pun tidak membuat Vandi tertarik. Meskipun secara finansial mencukupi, namun kriteria pria yang maskulin, tegap serta memiliki peran seksual sebagai top tidak dimiliki Noval. Hal ini lah yang semakin membuat kecemburuan dalam diri Vandi kian menurun. Selang beberapa bulan, Vandi akhirnya bertemu dan berkenalan dengan seorang pria asal Jakarta yang bekerja sebagai akuntan perusahaan. Angga datang ke kota Medan untuk melakukan pekerjaannya. Perkenalan Vandi dengan Angga berlangsung pada saat Vadi masih menjalin hubungan dengan Noval dan kedua pria asal Riau tersebut. Namun, lama kelamaan, rasa cinta dan sayang tumbuh kembali dalam diri Vandi terhadap Angga. Vandi pun akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan dengan Noval dan kedua pria lainnya. Ketika Vandi berpacaran dengan Angga, hubungan yang terjalin berubah kembali menjadi permanent sociosexual relationship yang diikuti dengan kembalinya Vandi menjadi homoseksual close-couple. Hal ini sekalian menandaskan bahwa dengan hadirnya rasa cinta dan sayang terhadap Angga, dapat diketahui bahwa hubungan yang dijalin dengan Angga, merupakan hubungan yang bermakna. Meskipun sikap dependence tidak lagi hadir di dalam dirinya, namun hubungan yang kembali bermakna tidak lepas dari mate value yang dibawa oleh Angga dalam dirinya. Secara fisik, Angga merupakan kriteria pria yang sangat disukai oleh Vandi. Secara emosional, Angga juga suka memanjakan Vandi dan peran seksual Universitas Sumatera Utara Angga yang sebagai top semakin menambah ketertarikan dan rasa cinta Vandi. Hal ini juga ditandai dengan hadirnya kecemburuan di dalam hubungan mereka. Kecemburuan dirasakan oleh Vandi terhadap Angga ketika Angga lama membalas sms atau tidak mengangkat telepon dari dirinya. Meskipun sempat berpikiran negatif jikalau Angga sedang bersama pria lain, namun pada saat itu juga, Vandi mencoba untuk berpikiran positif. Vandi mencoba menyakinkan dirinya bahwa Angga sedang sibuk mengurus kegiatan dan tugas kantor sehinga tidak sempat membalas sms ataupun mengangkat telepon dari nya. Tidak ada perasaan marah, curiga ataupun sedih yang dirasakan oleh Vandi ketika ia mengalami hal tersebut. Hanya perasaan kesal saja yang hadir ketika hal tersebut terjadi. Untuk mengatasi rasa cemburunya, Vandi pun mencoba untuk bertanya baik-baik kepada Angga dan meminta alasan mengapa Angga tidak membalas sms atau mengangkat teleponnya. Vandi mengakui bahwa ia tidak lagi ingin memeriksa sms atau telepon dari pacarnya tersebut, karena Vandi menyadari bahwa perilaku tersebut malah membuat hubungan nya dengan pacarnya menjadi bertengkar. Hal itulah yang setidaknya Vandi rasakan ketika ia berpacaran dengan Noval. Sehingga ketika Vandi mencoba bertanya secara baik-baik kepada Angga, Angga pun meminta maaf kepada Vandi dan memberikan alasan mengapa dia tidak membalas sms atau telepon darinya. Sehingga hubungan diantara mereka kembali harmonis. Dari peristiwa di atas dapat dilihat bahwa yang menjadi primary appraisal bagi Vandi ketika ia berpacaran dengan Aji adalah ketika Angga terlambat atau tidak membalas sms serta mengangkat telepon dari dirinya. Namun berbeda dari Universitas Sumatera Utara pengalaman pacar sebelumnya, pada tahap secondary appraisal, meskipun sempat terlintas beberapa pemikiran negatif, Vandi berusha untuk tetap berpikiran positif. Pemikiran positif lebih mendominasi Vandi di dalam tahap secondary appraisal. Sementara di tahap emotional reaction, Vandi hanya merasakan kekesalan di dalam dirinya tidak ada perasaan marah atau sedih. Vandi pun kemudian memilih coping response yang berorientasi kepada mempertahankan hubungan yang sifatnya aktif dan konstruktif. Vandi mencoba untuk berbicara dengan baik-baik kepada Angga dan meminta penjelasan darinya. Hal ini pun mendatangkan outcome yang positif pula, dimana Angga akhirnya meminta maaf kepada Vandi dan berusaha memberikan penjelasan. Hal ini pun membuat Vandi tenang, sehingga kecemburuan yang tadi nya menghampiri dirinya sirna. Jika dilihat dari jenis stimulus yang memicu kecemburuan dalam diri Vandi, persitiwa dimana ketika Angga tidak membalas sms atau tidak mengangkat telepon dari Vandi, ini dapat digolongkan kepada kecemburuan emosional. Hal ini sesuai seperti yang diungkapkan oleh Buss 2000 bahwa kecemburuan emosional terjadi bukan karena adanya hubungan fisik dengan pihak ketiga melainkan lebih menekankan kepada keakraban hubungan. Begitu juga dengan jenis kecemburuan yang hadir. Pada peristiwa tersebut dapat dikatakan bahwa Vandi mengalami suspicious jealousy karena kecemburuan yang Vandi rasakan hanyalah kecemburuan yang sifatnya kecurigaan semata tanpa hadirnya hal-hal yang berpotensial merusak hubungan romantis diantara mereka Brinkle Buunk, 1991 dalam Miller et al., 2002 Universitas Sumatera Utara Hingga berakhirnya tahap wawancara, responden Vandi masih menjalin hubungan dengan Angga. Meskipun untuk beberapa kali Angga harus kembali ke Jakarta, Vandi berharap agar hubungan yang ia jalin dengan Angga tetap berlangsung lama. Vandi masih mengharapkan agar hubungannya tidak putus dan bersedia untuk tinggal bersama Angga di Jakarta. Jika dilihat dari proses pacaran, maka dapat dikatakan Vandi dan Angga berada pada tahap barriers to breakup. Barriers to breakup merupakan tahap ketiga dalam proses pacaran dimana di dalam hubungan yang dijalin, kedua belah pihak telah memahami dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari pasangannya masing-masing. Kedua belah pihak tidak menginginkan adanya perpisahan dari hubungan yang telah dibangun, namun sayangnya, pada tahap ini, keluarga dan lingkungan sosial belum mengetahui keadaan hubungan yang telah terjadi Adam, dalam Newman, 2006 Universitas Sumatera Utara

B. Responden 2 Responden Jonathan 1. Deskripsi Umum Responden

Wawancara dengan responden Jonathan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu : Tabel 4 Jadwal Wawancara Responden 2 No. Hari Tanggal Waktu Tempat 1. Kamis 18 Maret 2010 21:25 WIB Rumah peneliti 2. Senin 24 Mei 2010 22:25 WIB Rumah peneliti 3. Rabu 16 Juni 2010 21:20 WIB Rumah peneliti 4. Minggu 20 Juni 2010 22:20 WIB Rumah peneliti Tabel 5 Gambaran Umum Responden 2 No. Identitas Responden Pacar 1. Nama Jonathan nama samaran Luky nama samaran 2. Usia 22 tahun 38 tahun 3. Agama Kristen Islam 4. Status Pendidikan D3 Perbankan Sarjana Ekonomi 5. Pekerjaan Pegawai Bank Kontraktor Perumahan 6. Domisili Medan Medan 7. Urutan dalam Keluarga Anak ke 2 dari 4 bersaudara Anak ke 3 dari 4 bersaudara 8. Lama Pacaran 2,5 tahun Universitas Sumatera Utara