hanya seperti itu. Nah itulah yang sangat saya takutkan, dia bisa saja jatuh cinta ma orang lain.”
R2. WIb.140hal.110 “ …yah.. aku suka berpikir, kalau dia akan ninggalin aku. Wajar
donk.” R2. WIIb.56hal.121
Namun, meskipun hal tersebut telah terjadi, Jonathan masih saja memikirkan serta membayangkan, apa saja yang pernah dilakukan oleh
Luky dengan pria tersebut. Jonathan selalu bertanya-tanya, hal apa yang membuat Luky tertarik dengan pria tersebut. Hingga akhirnya Jonathan
memutuskan untuk melakukan penyelidikan terhadap pria muda tersebut, dan berusaha mendapatkan informasi yang dapat mengurangi rasa
kecemburuannya. “ …selain itu, yang pasti mencari kebenarannya, menyelidiki. Saya
lebih suka menyelidiki. Misalnya kayak kemarin yang dia selingkuh, saya selidiki dia, siapa sih selingkuhannya, apa saja sih
yang dia lakukan dengan selingkuhannya. Kenapa sih dia bisa suka dengan selingkuhannya itu. Saya akan selidiki terus.”
R2. WIb.152hal.111 “ …saya dekati dan tahu siapa selingkuhannya itu, saya tanya apa
saja yang mereka lakukan. Baru-baru ini saya tanya langsung ma selingkuhannya, apa aja yang telah mereka lakukan.
Selingkuhannya itu bilang, kalau mereka ngak melakukan apa-apa. Hanya makan, nonton dan hanya seperti itu. Nah itulah yang
sangat saya takutkan, dia bisa saja jatuh cinta ma orang lain.” R2. WIb.140hal.110
4. Pembahasan
Responden Jonathan telah memiliki pengalaman berpacaran dengan sesama jenis sebanyak empat kali. Responden Jonathan mulai menyadari
ketertarikannya dengan sesama jenis ketika ia berumur 17 tahun. Pada umur tersebutlah, Jonathan mulai mengetahui hubungan sesama jenis dan mulai
Universitas Sumatera Utara
membangun hubungan romantis dengan pria yang rata-rata usia nya jauh lebih tua dari dirinya. Keadaan keluarga yang terbagi membuat Jonathan berusaha mencari
kehangatan keluarga dari pria-pria yang lebih dewasa, yang ia kenal melalui dunia maya. Keadaan keluarga yang terbagi ini lah yang nantinya memberikan dampak
psikologis kepada diri Jonathan dan hubungan yang ia jalin dengan pacar- pacarnya. Dampak psikologis yang muncul dari keadaan keluarga yang terbagi,
terlihat dari pengalaman berpacaran Jonathan dengan pacar keduanya. Sewaktu menjalin hubungan dengan pacar kedua nya tersebut, Jonathan tidak lagi tinggal
bersama orang tua nya melainkan dengan sang pacar. Hal ini menimbulkan semacam sikap dependence ketergantungan dalam diri Jonathan terhadap
hubungan yang ia jalin. Perkenalan Jonathan dengan pacar kedua nya tersebut menjadi semacam
angin penyejuk bagi dirinya di tengah keadaan keluarga nya yang telah rusak. Jonathan menggangap bahwa pacar keduanya lah yang telah memberikan banyak
kebahagiaan dan kenyamanan bagi dirinya. Hanya pacarnya sajalah yang dapat memberikan kebahagiaan yang ia inginkan. Hal inilah yang membuat diri
Jonathan selalu ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari seorang pria, terutama dari pacar-pacarnya. Sikap dependence ini juga hadir dalam hubungan
yang ia jalin dengan pacarnya sekarang, Luky. Sikap dependence inilah yang nantinya akan mempengaruhi proses kecemburuan yang ada di dalam diri
Jonathan terhadap pacarnya Bringle Buunk, 1986 dalam Brehm, 1992. Sikap dependence tersebut juga erat kaitannya dengan sikap posesif yang nantinya akan
ditunjukkan oleh seseorang terhadap pasangannya Pinto Hollandsworth, 1984
Universitas Sumatera Utara
dalam Brehm, 1992. Sewaktu berhubungan dengan pacar keduanya, sikap dependence Jonathan terlihat ketika Jonathan tetap mempertahankan hubungan
walaupun ia tahu pacarnya tersebut telah melakukan perselingkuhan dengan pria lain. Hal ini juga didorong oleh rasa takut yang ada dalam diri Jonathan untuk
lepas dari pacar keduanya. Namun sewaktu berpacaran dengan Luky, sikap dependence Jonathan
terlihat ketika ia merasa sangat stres dan tertekan apabila Luky tidak datang menemui dirinya atau datang terlambat pada hari Sabtu dan Minggu. Jonathan
menggangap bahwa hanya dengan kedatangan Luky pada hari Sabtu dan Minggu sajalah yang dapat menghapuskan kepenatan dalam dirinya, dan memberikan
kebahagiaan untuknya. Sehingga ketika Luky pada beberapa kesempatan tidak dapat datang mengunjungi Jonathan di kostnya, hal ini menimbulkan
kecemburuan dan pemikiran negatif dalam diri Jonathan. Jonathan akan berpikir bahwa Luky akan lebih memilih bersenang-senang dengan pria lain ketimbang
dirinya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Berscheid dalam Brehm, 1992 bahwa individu yang menyakini hanya pasangannya saja lah yang dapat
membuat dirinya bahagia dan tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya- maka akan semakin besar rasa kecemburuan yang akan dialami oleh individu
tersebut. Sementara sikap posesif tampak dalam peraturan yang dibuat Jonathan untuk menghubungi dan memberi kabar kepada dirinya, sehingga ia tahu dimana
dan apa yang sedang dilakukan oleh Luky. Bahkan pada beberapa peristiwa ketika Luky sedang jalan dengan teman-temannya, Jonathan akan memastikan hal
Universitas Sumatera Utara
tersebut dengan menelepon teman-teman Luky tersebut dan berusah untuk bertanya tentang keberadaan Luky.
Selain sikap dependence yang hadir, mate value yang dimiliki oleh Luky, membuat Jonathan takut untuk kehilangan Luky. Adam dalam Newman, 2006
menyatakan bahwa proses berpacaran memliki 4 tahap, dimana pada tahap pertama, original attraction, seorang individu akan lebih tertarik dengan individu
lainnya yang memiliki kesamaan dengan dirinya dan juga dengan apa yang ia inginkan. Karakterisitik demografik seperti usia, tempat tinggal, status pekerjaan,
akan mempengaruhi seseorang dalam ketertarikannya dengan individu lain dalam memilih pasangannya. Buss dalam Newman, 2006 menambahkan bahwa laki-
laki lebih menekankan kepada penampilan fisik sementara wanita lebih kepada prospek finansial serta kemandirian dari pasangannya. Hal ini lah yang tampak
dalam diri Jonathan sehubungan dengan pemilihan pacar. Jonathan mencari dan menyukai pria-pria yang usia nya jauh lebih dewasa dari dirinya. Kriteria lainnya,
pria tersebut juga harus memiliki pekerjaan, kondisi keuangan yang stabil serta memiliki kedewasaan dan kematangan emosi yang baik. Hal-hal ini semua, bagi
Jonathan terdapat dalam diri Luky. Jonathan sendiri mengakui, bahwa sampai sekarang belum ada pria lain yang dapat menggantikan diri Luky dengan segala
kelebihan yang dimiliki oleh Luky. Mate value yang dimiliki oleh Luky, dipandang Jonathan sebagai
kelebihan yang cukup besar yang tidak mudah bagi orang lain dapat menyamai apa yang dimiliki oleh Luky. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi
Jonathan, karena Jonathan berpikir bahwa dengan apa yang dimiliki oleh Luky
Universitas Sumatera Utara
dalam dirinya, Luky sebenarnya dapat memilih dan menarik pria lain yang lebih baik dari dirinya. Kekhwatiran ini lah yang akhirnya menimbulkan semacam
pemikiran posesif dan kecemburuan, ketika Jonathan melihat Luky jalan bersama orang lain, atau ketika Luky tidak ada memberi kabar kepada dirinya. Hal ini di
dukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Buss dalam Miller et.al,.2002 bahwa ketika seorang individu memandang pasangannya akan lebih menarik bagi
orang lain dikarenakan misalnya penampilan fisik yang menarik, kekayaan serta talenta yang dimiliki nya, sementara individu tersebut memandang dirinya kurang
dapat menarik orang lain dengan apa yang ia miliki, maka individu tersebut akan menjadi lebih posesif dan lebih sensitif untuk merasakan kecemburuan.
Kecemburuan yang disebabkan oleh mate value yang dimiliki oleh Luky, tampak pada peristiwa dimana Jonathan mengetahui Luky mengenakan bagus
yang bagus pada saat acara fashion show model. Hal ini juga sekaligus menjadi salah satu primary appraisal kecemburuan dalam diri Jonathan. Setalah
mengetahui hal tersebut, Jonathan berpikir bahawa Luky ingin mencari dan menarik perhatian para model yang ada, dengan mengenakan baju bagus tersebut.
Dari hal ini dapat dilihat bahwa ketika Jonathan berpikir kalau Luky ingin menarik perhatian dari pria yang ada di acara tersebut, Jonathan telah melakukan
catastrophic thinking terhadap Luky pada tahap kedua kecemburuan. Jonathan berpikir bahwa akan mudah bagi Luky jika ia mau mendapatkan perhatian dari
para model yang ada. saat yang sama juga, Jonathan merasakan kekesalan dan kemarahan terhadap peristiwa tersebut, ditambah lagi pada hari tersebut
merupakan hari Minggu, dimana seharusnya Luky datang menjemput dan
Universitas Sumatera Utara
berkencan bersama dengan diri nya. Namun, gara-gara hal ini, Jonathan melampiaskan kekesalannya melalui kata-kata kasar bahkan Jonathan ingin
menabrak Luky dengan sepeda motor yang ia bawa. Perilaku dimana Jonathan melampiaskan kekesalannya melalui kata-kata
kasar dan ingin menabrak kaki Luky, ini dapat digolongkan kepada coping response kecemburuan yang berorientasi kepada mempertahankan self-esteem
namun bersifat destruktif. Bryson dalam Brehm, 1992 menyatakan bahwa perilaku-perilaku yang tergolong kepada orientasi self-esttem namun bersifat
destruktif adalah seperti menyerang pasangan secara verbal maupun non verbal. Hal ini akhirnya memberikan outcome yang negatif juga kepada hubungan yang
ada. Jonathan merasakan bahwa setelah ia memaki dan menabrak kaki Luky, Jonathan tetap merasakan kekecewaan, serta merasa stres yang cukup tinggi
dalam dirinya, bahkan sempat terlintas dalam pikiran nya untuk melukai diri nya sendiri. Sementara Luky, lebih memilih untuk melarikan diri, dan mendiamkan
Jonathan. Namun untuk mengatasi hal tersebut akhirnya Jonathan mendatangi teman nya untuk menceritakan masalah tesebut. Sehingga dengan melakukan itu,
ia merasa lebih baik. Bercerita kepada teman untuk mencurahkan masalahnya juga merupakan salah satu coping response yang berorientasi kepada mempertahankan
hubungan dan juga mempertahankan self-esteem yang bersifat konstruktif yang dilakukan oleh Jonathan. Namun seringnya, perilaku tersebut baru dilakukan
Jonathan setelah ia melakukan beberapa tindakan sebelumnya kepada Luky. Peristiwa dimana Jonathan merasa cemburu ketika Luky mengenakan baju
yang bagus pada saat acara model tersebut, dapat juga dijelaskan dengan pendapat
Universitas Sumatera Utara
yang dikemukakan oleh Silverstein 2003 bahwa meskipun beberapa gay seringkali tidak menyadari, beberapa pasangan gay secara diam-diam bersaing
dengan pasangannya mengenai siapa yang lebih menarik secara seksual diantara mereka. Hal ini dapat melibatkan dalam pemilihan pakaian, cara berpenampilan
dan menunjukkan apa yang dimiliki. Namun self-esteem yang rendah pada diri gay tersebut, menjaga proses mental ini di dalam alam bawah sadarnya, sehingga
seringnya termanifestasikan melalui percekcokan dengan pasangan. Hal ini juga lah yang sering terlihat dalam hubungan Jonathan dan Luky, dimana kedua nya
sering cekcok hanya masalah pakaian, sepatu serta aksesori yang dikenakan oleh pasangannya masing-masing.
Terdapat peristiwa lainnya yang menimbulkan kecemburuan dalam diri Jonathan yang juga dipengaruhi oleh mate value dan dependence yang ada dalam
diri Luky. Peristiwa ketika Jonathan mengetahui bahwa Luky pernah membawa jalan seorang pria muda untuk berkencan dan makan malam berdua, ini
menimbulkan kecemburuan dan sekaligus menjadi semacam primary appraisal kecemburuan dalam diri Jonathan. Hal ini juga semakin diperkuat ketika Jonathan
mengetahui karakteristik pria yang dibawa oleh Luky. Pria yang dibawa oleh Luky adalah seorang pria yang usia nya lebih muda dari Luky dan Jonathan. Hal
ini membuat Jonathan semakin merasa cemburu dan semakin terancam dengan kehadiran pria muda tersebut. Hal ini disebabkan karena Jonathan mengetahui
secara pasti kriteria pria seperti apa yang disukai oleh Luky. Pria yang usianya muda dan juga tampan, adalah kriteria pria yang disukai oleh Luky. Sehingga
Jonathan berpikir bahwa jika Luky mau, Luky akan dengan mudah untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pria tersebut. Hal ini menurut White Mullen dalam Brehm, 1992 dikatakan sebagai severity of the threat. Severity of the threat ini merupakan salah
satu karakteristik yang dapat menjadi penentu ambang kecemburuan seseorang. Sebagai contoh, jika seseorang mengetahui secara persis, kriteria individu yang
seperti apa yang dapat menarik perhatian pasangannya, maka ketika individu tersebut bertemu dengan pasangannya, ini akan dapat menjadi hal penyebab awal
terjadi kecemburuan. Sehingga dari hal ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa yang menjadi severity of the threat bagi Jonathan sekaligu menjadi ambang
kecemburuan adalah apabila Luky bertemu dan berkenalan dengan pria yang usia nya jauh lebih muda serta memiliki penampilan fisik yang baik.
Setelah Jonathan mengetahui bahwa Luky pernah jalan dan makan malam berdua dengan pria muda tersebut, maka pikiran yang terlintas dalam diri
Jonathan adalah kalau Luky ingin menyingkirkan serta menggantikan dirinya. Catastrophic thinking kembali terjadi pada tahap secondary appraisal White
dalam Brehm, 1992. Sementara pada tahap emotional reaction, Jonathan merasakan ketakutan dan kesedihan. Jonathan takut untuk kehilangan Luky,
sehingga pada saat itu, Jonathan menangis. Namun di samping kesedihan nya tersebut, terdapat kemarahan dan kekesalannya terhadap pria muda tersebut.
Sehingga untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh Luky dengan pria muda tersebut, maka Jonathan melakukan beberapa tindakan. Tindakan yang
diambil Jonathan adalah menemui dan berkenalan dengan pria muda tersebut. Pada awalnya Jonathan berpura-pura untuk tidak mengenal Luky dan tidak
memberitahukan status hubungannya dengan Luky. Pada kesempatan itu juga,
Universitas Sumatera Utara
Jonathan menggali sebanyak mungkin informasi tentang apa yang pria muda tersebut lakukan bersama pacarnya. Hingga akhirnya, Jonathan mendapatkan apa
yang ia ingin ketahui. Perilaku Jonathan yang mencoba menyelidiki dan mencari tahu apa yang telah dilakukan pasangannya, White dalam Priefer, 2007
menyebutnya sebagai perilaku detective. Setelah Jonathan mendapatkan informasi tersebut, akhirnya Jonathan
mengakui status hubungannya dengan Luky kepada pria muda tersebut. Jonathan kemudian memarahi pria muda tersebut dan meminta agar pria muda tersebut
tidak lagi mengganggu dan menghubungi Luky. Perilaku Jonathan yang memarahi dan meminta agar pria muda tersebut tidak lagi menganggu hubungannya, maka
hal ini disebut sebagai perilaku protective White, dalam Preifer, 2007. Perilaku protective mencakup segala macam bentuk tindakan yang dilakukan untuk
memastikan agar keintiman antara pasangan dan saingannya tidak terjadi. Sehingga dengan melakukan hal ini, outcome yang dihasilkan adalah hubungan
Jonathan dengan Luky kembali harmonis, dan Jonathan pun merasa tidak terancam cemburu lagi.
Selain faktor
dependence, dan mate value, terdapat faktor lainnya yang menyebabkan Jonathan lebih mudah untuk merasakan kecemburuan dan curiga.
Faktor past experience mempengaruhi kecemburuan yang hadir dalam hubungan yang ia jalin bersama Luky. Knox 1984 menyatkan bahwa pengalaman
seseorang gay dengan pasangan sebelumnya dapat menentukan reaksi kecemburuan pada hubungan yang ia jalin saat ini. Gay yang dulunya memiliki
pasangan yang tidak setia, dapat menurunkan kepercayaan gay tersebut kepada
Universitas Sumatera Utara
gay lainnya bahkan kepada pasangannya sendiri. Hal ini lah yang diakui oleh Jonathan dalam dirinya. Pengalaman pada saat ia berpacaran dengan pacar kedua
nya, Jonathan mengalami banyak sekali kekecewaan dan rasa sakit hati akibat perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan pacarnya tersebut. Hal ini
memberikan dampak kepada diri Jonathan, bahwa ia menjadi pribadi yang lebih mudah untuk curiga dan tidak cepat untuk menerima semua alasan dan perkataan
yang disampaikan oleh pasangannya. Jonathan merasa bahwa ia menjadi sering berpikiran negatif terhadap Luky, yang akhirnya hal ini sering menimbulkan
kecemburuan dalam dirinya. Terdapat beberapa peristiwa lainnya sebagai pemicu kecemburuan yang
pada dasarnya dilandasi oleh perasaan curiga dan pemikiran negatif dalam diri Jonathan terhadap Luky. Catastrophic thinking merupakan hal yang mendominasi
dalam tahap kecemburuan secondary appraisal. Peristiwa seperti ketika Jonathan mengetahui dan membaca adanya sms masuk ke dalam handphone Luky tanpa
adanya nama dari si pengirim pesan, ini menimbulkan pemikiran negatif dalam diri Luky, bahwasannya pengirim sms tersebut adalah pria selingkuhan Luky.
Emotional reaction yang dirasakan oleh Jonathan paa saat itu adalah emosi yang menggebu-gebu serta merasa stres. Untuk mengetahui siapa pengirim pesan
tersebut, maka Jonathan bertanya langsung kepada Luky. Namun meskipun telah mendapatkan jawabn, Jonathan tetap merasa curiga bahwa Luky telah
membohongi dirinya. Sehingga Jonathan pun melakukan serangkaian tindakan untuk memastikan kesetiaan Luky. Dua hal yang dilakukan oleh Jonathan adalah
menyamar sebagai orang lain dan melakukan inspeksi dadakan.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan dimana Jonathan bertanya langsung kepada Luky, sebenarnya merupakan coping response yang berorientasi kepada mempertahankan hubungan
dan juga mempertahankan self-esteem yang sifatnya konstruktif, namun di satu sisi, kecurigaan yang berlebihan mendorong Jonathan untuk melakukan tindakan
detective dan protective. Hal ini akhirnya menimbulkan pertengkaran dalam hubungan mereka. Luky yang tidak senang ketika melihat Jonathan melakukan
kunjungn tiba-tiba merasa marah dan kecewa terhadap Jonathan. Namun hanya dengan melakukan itu, Jonathan dapat merasakan kelegaan dan kelepasan dari
pemikiran nya yang negatif serta mengurangi rasa cemburunya. Peristiwa lainnya adalah ketika Jonathan melihat Luky sedang melirik dan
memuji pria lain, terutama pria yang lebih muda dan tampan. Jonathan akan berpikir kalau luky menyukai pria yang ia puji dan lirik. Hal ini menimbulkan
kemarahan dalam dirinya. Sehingga Jonathan kerap kali memarahi Luky jika Luky ketahuan melirik pria lain. Kemarahan yang ditunjukkan oleh Jonathan
tersebut merupakan coping response yang berorientasi kepada self-esteem namun bersifat destruktif. Jonathan memarahi Luky yang akhirnya sering terjadi
pertengkaran. Namun berbeda hal nya dengan apabila ada orang lain yang melirik Luky. Jonathan akan berdehem dan memasang ekspresi muka badmood agar Luky
tidak memandang balik pria yang sedang melirik Luky. Bahkan terkadang menjelek-jelekan pria yang sedang dilirik Luky maupun yang melirik Luky. Hal
ini dapat dikategorikan ke dalam perilaku protective. Terdapat penyebab lainnya yang membuat Jonathan mejadi lebih peka
terhadap hal-hal yang memicu kecemburuan dalam diri nya. Brehm 1992
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa individu yang memiliki nilai sexual exclusivity di dalam hubungan romantis yang mereka jalin akan lebih mudah untuk mengalami
kecemburuan daripada individu yang merasa nyaman dengan perilaku-perilaku nonexclusivity Dalam beberapa percobaan yang telah dilakukan, ketika ditanya
tentang hal-hal yang menimbulkan kecemburuan, partisipan yang telah memiliki pasangan namun telah terlibat pula dalam hubungan yang lain dengan orang lain
dilaporkan memiliki tingkat stres yang rendah terhadap perilaku yang menimbulkan kecemburuan daripada partisipan yang menganut paham monogami
Bringle Boebinger, 1990 dalam Brehm, 1992. Hal tersebut memiliki kesamaan dalam hubungan yang Jonathan jalin dengan Luky, Jonathan menuntut
adanya kesetiaan seksual dalam diri Luky yang menginginkan agar Luky tidak memiliki hubungan dengan orang lain secara intim, bahkan dengan temannya
sekalipun. Namun, meskipun menuntut kesetiaan seksual dari Luky, Jonathan malah
tidak menunjukkan hal yang demikian. Jonathan mengakui beberapa kali ia pernah menjalin hubungan dengan pria lain bahkan melakukan hubungan seksual
dengan mereka. Seharusnya menurut penelitian yang dilakukan oleh Bringle dan Boebinger, Jonathan tidak akan mudah stres apabila dihadapkan pada situasi-
situasi yang menimbulkan kecemburuan seperti ketika pasangannya menjalin hubungan seksual dengan pria lain. Buunk dalam Dijkstra, 2001 juga
menyatakan hal yang sama, semakin banyak seorang gay memiliki pasangan seksual pada masa lalu nya, maka semakin rendahlah tingkat kecemburuan yang
ada di dalam dirinya. Hal ini sama sekali tidak sesuai dengan apa yang dialami
Universitas Sumatera Utara
oleh Jonathan. Meskipun memiliki pasangan seksual lainnya, Jonathan tetap saja merasakan kecemburuan yang tinggi apabila melihat dan mengetahui pacarnya
intim dengan orang lain. Perilaku Jonathan yang demikian, ternyata dapat dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan oleh Sharpsteen Kirkpatrick
dalam Brehm, 1992 bahwa attachment styles sangat mempengaruhi kecemburuan. Terdapat empat attachment styles dalam hubungan, salah satunya
adalah preoccupied style yang menyatakan bahwa pada jenis ini, individu akan dengan gigih serta terus menerus mencari kedekatan dengan orang lain, namun di
satu sisi individu tersebut memiliki kekhawatiran yang besar apabila pacarnya tidak mencintainya atau berpaling dari nya. Inilah salah satu attachment style yang
terdapat dalam diri Jonathan terhadap hubungan yang ia bangun. Keseluruhan kecemburuan yang timbul dalam hubungan yang Jonathan
jalin dengan Luky, disebabkan oleh jenis stimulus yang bersifat emosional. Kecemburuan emosional dapat diartikan sebagai kecemburuan yang timbul
dikarenakan adanya ketidaksetiaan emosional yang dilakukan oleh pasangan, yang tanpa melibatkan hubungan fisik Buss, 2006. Hal ini semakin memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Buss 2001 bahwa gay lebih memiliki tingkat kecemburuan emosional yang lebih tinggi dibanding dengan kecemburuan
seksual. Dengan kata lain, gay akan lebih merasakan stres apabila pasangannya menujukkan keintiman, kedekatan dan keakraban dengan pria lain. Sedangkan
berdasarkan jenis kecemburuannya, maka sebagian besar kecemburuan yang dialami oleh Jonathan adalah suspicious jealousy. Namun hanya ada satu
peristiwa yang dapat dikelompokkan kepada jenis kecemburuan fait accompli
Universitas Sumatera Utara
reactive jealousy yang mengarah kepada suspicious jealousy. Peristiwa tersebut yaitu ketika Jonathan mengetahui kalau Luky membawa seorang pria muda untuk
berkencan dan makan malam berdua. Peristiwa tersebut dapat digolongkan kepada jenis kecemburuan fait accompli reactive jealousy karena keadaan yang ada
bersifat nyata dan dipersepsikan Jonathan sangat mengancam hubungannya dengan Luky. Namun setelah itu terjadi, Jonathan kembali dipenuhi dengan
kecurigaan-kecurigaan dan rasa penasaran, apa saja yang telah dilakukan oleh Luky dengan pria muda tersebut. Sehingga rasa penasaran dan kecurigaan yang
besar mendorong Luky untuk melakukan pengintaian dan menggali informasi dari pria muda tersebut.
Jika dilihat dari jenis homoseksual yang dikelompokkan oleh Bell dan Weinberg dalam Master, 1992, maka responden Jonathan dapat dikategorikan
kepada homoseksual open-couple. Hal ini dikarenakan meskipun telah memiliki pasangan tetap, Jonathan tetap mencari dan memiliki pasangan seksual diluar
pasangannya sendiri. Adapun alasan yang dikemukakan oleh Jonathan sehingga ia mencari pasangan seksual di luar pasangannya adalah ia tidak mendapatkan
kepuasan seksual dari sang pacar dan juga dilakukan karena kesepian pada saat Luky tidak datang menjemput atau menginap di kost nya. Namun meskipun
demikian, hubungan yang ia jalin dengan pria lain hanyalah sebatas untuk mencari kepuasan seksual, dan hubungan tersebut dapat dikategorikan sebagai
nonpermanent sexual relationship. Nonpermanent sexual relationship “one night stand” adalah jenis hubungan yang paling sering terjadi, dimana individu akan
melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak terlalu mereka kenal secara
Universitas Sumatera Utara
intim dan tujuan utama mereka hanyalah aktifitas seksual dan orgasme David Sonenshein, dalam Hogan, 1980. Sementara hubungan yang ia jalin dengan Luky
merupakan hubungan yang dapat dikelompokkan kepada permanent sociosexual relationship.
Universitas Sumatera Utara
C. Responden 3 Responden Bagus 1. Deskripsi Umum Responden
Wawancara dengan responden Bagus dilakukan sebanyak 3 kali yaitu :
Tabel 6 Jadwal Wawancara Responden 3
No. Hari
Tanggal Waktu
Tempat
1. Rabu
24 Maret 2010 20:21 WIB
Rumah peneliti 2.
Rabu 26 Mei 2010
21:55 WIB Rumah peneliti
3. Sabtu
19 Juni 2010 21:27 WIB
Rumah peneliti
Tabel 7 Gambaran Umum Responden 3
No. Identitas
Responden Pacar
1. Nama
Bagus nama samaran Dedy nama samaran
2. Usia
21 tahun 25 tahun
3. Agama Islam
Islam 4. Status
Pendidikan SMA
D3 5.
Pekerjaan Karyawan Swasta
Karyawan Swasta 6. Domisili
Medan Medan
7. Urutan dalam Keluarga
Anak ke 2 dari 5 bersaudara Anak ke
9 dari 9 bersaudara 8.
Lama Pacaran 6 bulan
Universitas Sumatera Utara