Penyusunan Mesin-mesin dalam Sebuah Sel Teknologi Kelompok

C = 2 = Jumlah mesin yang sama untuk memproses part 1 dan part 2 yaitu mesin S2 dan S4. A = 3 = Jumlah mesin yang memproses part A B = 3 = Jumlah mesin yang memproses part B Demikian selanjutnya untuk perhitungan koefisien kesamaan komponen. Koefisien kesamaan komponen dapat dilihat pada Tabel 3.9. Table 3.9. Koefisien Kesamaan Antar Part Part 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 1.33 0.33 1.33 2 1 0.25 0.25 0.2 0.33 0.25 3 0.2 0.5 4 0.2 0.33 5 0.5 6 1.33 0.25 0.5 0.33 7 0.25 0.33 0.5 1.33 0.33 0.33 8 0.33 0.33 0.5 9 0.5 0.5 1 10 0.2 1.33 0.25 0.25 0.33 11 0.33 0.33 0.5 0.25 12 1.33 0.25 0.33 13 0.33 0.5 0.5 0.25 0.5 14 0.33 1 0.33 0.5 3. Pembentukan part family

3.4.6. Penyusunan Mesin-mesin dalam Sebuah Sel Teknologi Kelompok

Setelah kelompok komponen dan mesin terbentuk dengan metode tertentu, maka masalah selanjutnya adalah bagaimana mengorganisir mesin-mesin ke dalam susunan yang paling logis. Ada dua metode sederhana yang efektif mengenai penyusunan mesin dalam sebuah kelompok mesin. Kedua metode ini menggunakan from to chart untuk menyusun mesin-mesin dalam sel. Universitas Sumatera Utara 1. Metode 1 Metode ini menggunakan jumlah dari aliran from dan to masing-masing mesin dalam sel. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Kembangkan from to chart dari data urutan proses part routing. Data yang dimasukkan ke dalam peta menunjukkan jumlah komponen yang berpindah di antara mesin dalam sel. Perpindahan ke dan dari sel tidak dimasukkan dalam peta. b. Tentukan jumlah from dan to untuk masing-masing mesin. Jumlah from untuk suatu mesin diperoleh dengan menjumlahkan entri-entri pada baris yang bersangkutan dan jumlah to diperoleh dengan menjumlahkan entri-entri dalam kolom yang bersangkutan. c. Tempatkan mesin ke dalam sel berdasarkan pada jumlah minimum from atau to. Mesin yang mempunyai jumlah terkecil akan terpilih. Jika nilai minimumnya adalah to, mesin ditempatkan di akhir urutan. Aturan tie breaker. i. Jika simpul terjadi antara jumlah minimum to atau jumlah minimum from, dipilih mesin dengan rasio fromto minimum. ii. Jika jumlah to dan from sama untuk mesin yang dipilih, mesin dilewatkan dan dipilih mesin dengan jumlah terendah berikutnya. iii. Jika jumlah minimum to sama dengan jumlah minimum from, kedua mesin dipilih dan ditempatkan di awal dan di akhir urutan. iv. Membentuk ulang from to chart. Setelah masing-masing mesin telah terpilih, bentuk kembali from to chart dengan mengeliminasi baris dan Universitas Sumatera Utara kolom dari mesin yang terpilih dan dihitung kembali jumlah from dan to. Ulangi langkah iii dan iv sampai semua mesin ditempatkan. 2. Metode 2 Pendekatan ini didasarkan pada penggunaan rasio fromto yang dihasilkan dari penjumlahan total aliran dari dan ke masing-masing sel. Metode ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kembangkan from to chart. Langkah ini sama dengan langkah pertama pada metode 1. b. Tentukan rasio fromto untuk masing-masing mesin. Hal ini dilakukan dengan menjumlahkan from dan to untuk masing-masing mesin. Jumlah from untuk suatu mesin diperoleh dengan menjumlahkan entri-entri pada baris yang bersangkutan, dan jumlah to diperoleh dengan menjumlahkan entri-entri dalam kolom yang bersangkutan. Untuk masing-masing mesin, rasio fromto dihitung dengan mengambil jumlah from untuk masing-masing mesin dan membaginya dengan jumlah to. c. Susunan mesin berdasarkan pengurangan rasio fromto. Mesin-mesin dengan rasio fromto tinggi mendistribusikan kerja ke banyak mesin dalam sel tetapi menerima kerja dari sedikit mesin. Sebaliknya, mesin-mesin dengan rasio fromto rendah menerima lebih banyak kerja daripada mendistribusikannya. Karena itu, mesin-mesin disusun berdasarkan pengurangan rasio fromto. Mesin-mesin dengan rasio tinggi ditempatkan pada akhir urutan mesin, dan mesin-mesin dengan rasio rendah ditempatkan pada akhir urutan. Jika ada Universitas Sumatera Utara rasio yang sama, maka mesin dengan nilai from yang lebih tinggi ditempatkan di depan mesin dengan nilai yang lebih rendah.

3.5. Pemindahan Bahan